PEMBELAJARAN DARI ANAK TUKANG SEPATU (ABRAHAM LINCOLN)
CARA SAYA MENGHADAPI LAWAN SAYA, DENGAN MENJADIKAN MEREKA SEBAGAI TEMAN SAYA, SEHINGGA SAYA TIDAK MEMPUNYAI MUSUH LAGI ......
Dalam sebuah kampanye, seorang senator mengatakan kepada Abraham Lincoln:
”Kalau Anda maju, ingatlah bahwa Anda hanyalah anak seorg tukang sepatu”.
Mendengar pernyataan itu, Lincoln hanya tersenyum.
Ia maju ke atas mimbar dan memulai pidatonya yang singkat,
” Terima kasih sudah mengingatkan saya kepada ayah saya yang sudah lama meninggal. Setahu saya, ayah sayalah yang membuat semua sepatu Anda sekalian.
Jadi jika Anda sekalian mungkin merasa tidak cocok dengan sepatu yang Anda pakai sekarang, biarkan saya. memperbaikinya”.
Mendengar perkataan Lincoln, seluruh hadirin bertepuk tangan meriah.
Bahkan para lawan politiknya tersenyum dan menaruh simpati kepada Lincoln.
Setelah mundur dari mimbar, seorang wartawan bertanya kepada Lincoln,
”Kenapa Anda membuat musuh Anda menjadi teman baik Anda?”
Lincoln menjawab,
“Itulah cara saya melenyapkan semua musuh saya. Dengan menjadikan mereka sebagai teman, saya tidak lagi mempunyai musuh”.
Dalam kehidupan kita se-hari2, kita mungkin tidak bisa lepas dari gesekan dengan orang lain.
Gesekan itu mungkin terjadi karena banyak faktor, misalnya iri hati, persaingan, perbedaan pendapat dan prinsip hidup.
Gesekan yang tidak disikapi dengan bijak akan berpeluang menjadi konflik.
Ketika konflik berkembang, maka hubungan dengan sesama akan retak.
Yang semula kawan bisa berubah menjadi lawan.
Lincoln menyikapi permusuhan para lawan politiknya dengan bijaksana yaitu dengan cara menjadikan lawan menjadi kawan.
Dia mampu mengubah hinaan dan cibiran menjadi humor yang menghangatkan suasana.
Dalam menanggapi berbagai kritik ataupun celaan yang menjatuhkan kita, tidak perlu kita membalas.
Sebaliknya hadapilah itu semua dengan kelapangan serta kerendahan hati.
Kasihilah orang yang menyakiti kita dengan penuh ketulusan dan kerendahan hati.
Terima kasih, selamat pagi.
Tikala Baru, 5 April 2017.
CARA SAYA MENGHADAPI LAWAN SAYA, DENGAN MENJADIKAN MEREKA SEBAGAI TEMAN SAYA, SEHINGGA SAYA TIDAK MEMPUNYAI MUSUH LAGI ......
Dalam sebuah kampanye, seorang senator mengatakan kepada Abraham Lincoln:
”Kalau Anda maju, ingatlah bahwa Anda hanyalah anak seorg tukang sepatu”.
Mendengar pernyataan itu, Lincoln hanya tersenyum.
Ia maju ke atas mimbar dan memulai pidatonya yang singkat,
” Terima kasih sudah mengingatkan saya kepada ayah saya yang sudah lama meninggal. Setahu saya, ayah sayalah yang membuat semua sepatu Anda sekalian.
Jadi jika Anda sekalian mungkin merasa tidak cocok dengan sepatu yang Anda pakai sekarang, biarkan saya. memperbaikinya”.
Mendengar perkataan Lincoln, seluruh hadirin bertepuk tangan meriah.
Bahkan para lawan politiknya tersenyum dan menaruh simpati kepada Lincoln.
Setelah mundur dari mimbar, seorang wartawan bertanya kepada Lincoln,
”Kenapa Anda membuat musuh Anda menjadi teman baik Anda?”
Lincoln menjawab,
“Itulah cara saya melenyapkan semua musuh saya. Dengan menjadikan mereka sebagai teman, saya tidak lagi mempunyai musuh”.
Dalam kehidupan kita se-hari2, kita mungkin tidak bisa lepas dari gesekan dengan orang lain.
Gesekan itu mungkin terjadi karena banyak faktor, misalnya iri hati, persaingan, perbedaan pendapat dan prinsip hidup.
Gesekan yang tidak disikapi dengan bijak akan berpeluang menjadi konflik.
Ketika konflik berkembang, maka hubungan dengan sesama akan retak.
Yang semula kawan bisa berubah menjadi lawan.
Lincoln menyikapi permusuhan para lawan politiknya dengan bijaksana yaitu dengan cara menjadikan lawan menjadi kawan.
Dia mampu mengubah hinaan dan cibiran menjadi humor yang menghangatkan suasana.
Dalam menanggapi berbagai kritik ataupun celaan yang menjatuhkan kita, tidak perlu kita membalas.
Sebaliknya hadapilah itu semua dengan kelapangan serta kerendahan hati.
Kasihilah orang yang menyakiti kita dengan penuh ketulusan dan kerendahan hati.
Terima kasih, selamat pagi.
Tikala Baru, 5 April 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar