EUGENIE VON DER LEYEN (1867 - 1929)
Ada banyak orang kudus yang telah dikanonisasi yang adalah penolong bagi jiwa-jiwa menderita. Yang paling terkenal adalah St Yohanes Macias (yang dikenal membebaskan ribuan jiwa-jiwa dari api penyucian sepanjang hidupnya yang kudus), St Agustinus, St Dominikus, St Fransiskus Xaverius, St Victor, St Fransiskus dari Assisi, St Nicolas dari Tolentino, St Margareta Maria Alacoque, St Katarina dari Genoa, St Bernardus dari Clairvaux, St Gregorius Agung, St Odilon dari Cluny, St
Fransiska Romana, St Bridget dari Swedia , St Ambrosius, St Bonaventura, St Thomas Aquinas, St Efraim, St Petrus Damianus, St Fransiskus de Sales, St Katarina dari Genoa, St Gemma Galgani, St Padre Pio, dan St Faustina Kowalska, serta masih banyak lagi.
Karena kerahiman -Nya yang tak terbatas, selain dari orang-orang kudus yang telah dikanonisasi, sejarah penuh dengan orang "sehari-hari" yang diijinkan Allah untuk membantu jiwa-jiwa di api penyucian. Allah mengijinkan suatu jiwa dari purgatorium menampakkan diri agar jiwa dapat dibebaskan dari purgatorium, atau sekurangnya, penderitannya diringankan; dan jiwa pada umumnya menampakkan diri kepada seorang yang saleh dan penuh kasih dalam hidupnya sebab orang yang demikian lebih besar kemungkinannya menanggapi permintaan jiwa dengan mempersembahkan kurban-kurban, penderitaan dan doa-doa yang adalah sarana yang amat berguna bagi jiwa-jiwa malang.
Salah seorang di antara mereka yang kerap dikunjungi jiwa-jiwa dari purgatorium adalah Eugenie von der Leyen. Eugenie adalah seorang perempuan terpelajar dari kalangan bangsawan tinggi Jerman; Eugenie memiliki gelar puteri dan tinggal di kastil leluhur di Waal, Bavaria, Jerman. Seturut perintah bapa pengakuannya, dia
menulis buku catatan harian mengenai kontaknya dengan jiwa-jiwa malang di purgatorium. Setelah wafat Eugenie, buku catatan hariannya diserahkan kepada Uskup Eugenio Pacelli, yang kelak menjadi Paus Pius XII.
Berikut adalah kisah gembala Fritz sebagaimana dikutip dari buku catatan harian Eugenie von der Leyen, tahun 1923 :
11 Juni 1923
Saat terjaga, ada suatu bentuk panjang kelabu di atasku, sungguh samar; aku tak dapat mengatakan apakah laki-laki atau perempuan, tapi tidak simpatik; aku sangat ketakutan.
14 Juni
Roh itu sudah ada di kamarku saat aku hendak tidur. Lalu aku mendaraskan doa malamku dengan lantang, roh itu datang sangat dekat denganku. Jika bukan karena tangan-tangannya, ia lebih tampak seperti batang pohon yang berjalan. Ia tinggal mungkin duapuluh menit, lalu kembali lagi pukul empat.
16 Juni
Sungguh mengerikan. Ia mengguncang bahuku. Itu adalah saat yang mengerikan. Aku memukulnya dan mengatakan: "Kau tidak boleh menyentuhku!" Lalu ia undur diri ke sudut. Saat mendorong, aku tidak merasakan tubuh, tapi seperti handuk yang lembab, hangat. Aku yakin aku tak lagi tahan akan teror yang demikian.
18 Juni
Lagi hal yang mengerikan itu; ia ingin mencengkeram leherku. Aku berdoa dalam ketakutan dan menggenggam partikel dari Salib [reliqui suci yang dimilikinya] di tanganku. Ia tetap bersamaku, tegak dan besar di depanku. Ia tidak menjawab pertanyaan. Lalu ia keluar melalui pintu, yang dibiarkannya terbuka.
19 Juni
Aku bisa mengenalinya sekarang bahwa ia adalah seorang laki-laki; ia ada di sana hanya untuk sementara waktu.
21 Juni
Laki-laki mengerikan itu lebih dari satu jam pada waktu malam, mondar-mandir terus-menerus. Dia berambut hitam kusut dan matanya mengerikan.
22 Juni
Orang ini dari pukul satu sampai lewat lima bersamaku, itu sangat buruk mengerikan. Dia berulang kali membungkuk di atasku dan duduk di samping tempat tidurku. Aku sungguh menangis karena takut, dan lalu mendaraskan "ibadat" agar aku tak harus melihatnya. Lalu ia kembali pergi mondar-mandir dan mengerang
hebat. Sekarang tampak bagiku bahwa aku harus mengenalnya, akan tetapi aku tak bisa mengetahui siapa itu. Aku telah menjadi sangat pengecut, dibutuhkan keberanian untuk pergi ke kamar pada malam hari. Meski begitu biasanya aku bisa tidur nyenyak.
24 Juni
Dia kembali, mencekal bahuku. Aku berkata: "Sekarang katakan apa yang kau inginkan dan jangan kembali lagi." Tak ada jawaban; ia pergi lagi melintasi kamar beberapa kali dan lalu pergi. Tetapi, istirahatku sama sekali rusak. Pukul enam pagi ia kembali. Di siang hari ia bahkan tampak lebih mengerikan, memberikan kesan menjijikkan, termasuk kategori roh paling kotor dari yang pernah datang. Aku berkata: "Jangan ganggu aku, aku mau mempersiapkan diri untuk Komuni Kudus!" Lalu ia datang sangat dekat denganku dan mengangkat kedua tangannya memohon. Aku sangat kasihan kepadanya hingga menjanjikan banyak hal untuknya. Lalu kataku: "Tak bisakah kau berbicara?" Ia menggeleng. "Apakah kau banyak menderita?" Sekarang dia mengerang hebat. Aku memberinya banyak air suci dan lalu ia pergi.
27 Juni
Dia ada di sana lagi, pada waktu malam. Tampaknya ia mengenalku; aku memutar otak siapakah dia gerangan. Dia sangat tidak simpatik?
29 Juni
Dia ada di kamar lagi ketika aku pergi tidur. Bisa jadi ia gembala Fritz yang mati dibunuh. Aku segera menanyainya, tapi dia tidak bereaksi. Aku berdoa bersamanya, saat itu ia mengarahkan matanya padaku dengan begitu marah hingga aku betul-betul takut. Aku menyuruhnya pergi dan lalu dia sungguh pergi.
30 Juni
Dia datang sangat singkat; erangannya membangunkanku.
1 Juli
Lagi, aku sungguh yakin ia adalah gembala Fritz. Tetapi wajahnya begitu hitam hingga aku sulit mengenalinya. Akan tetapi figur, hidung, dan mata sepenuhnya adalah "dia", seperti begitu sering aku melihatnya semasa hidup.
2 Juli
Dia kembali, tak nampak begitu sangat liar lagi dan ia tidak tinggal lama. Aku menyapanya sebagai "gembala Fritz," yang tampaknya ia anggap lazim.
3 Juli
Dia datang sangat singkat. Aku bertanya: ''Apakah kau gembala Fritz yang dibunuh?" Lalu ia menjawab jelas: "Ya!"
4 Juli
Dia datang kepadaku di waktu pagi, memandangku sedih dan segera pergi, juga tak menjawab apa-apa.
5 Juli
Sekarang aku tersadar bahwa semua tentang dirinya lebih jelas. Pada waktu doa, ia membuat Tanda Salib.
6 Juli
Aku sangat senang sebab ia bisa bicara sekarang. Aku bertanya kepadanya: "Kenapa kau selalu datang padaku?" Jawabnya: "Karena kau selalu mendoakanku." (Itu benar, karena aku selalu merasa kasihan kepada orang malang ini, dia selalu tampak spesial, bahkan semasa masih kanak-kanak.)
Aku: "Jadi apa yang menyelamatkanmu?"
Dia: "Pengertian batin dan pertobatan."
Aku: "Bukankah kau langsung mati?"
Dia: "Tidak"
Aku: "Apakah kau akan segera dibebaskan?"
Dia: "Sudah jelas belum."
Lalu aku memberinya ijin untuk terus datang kepadaku, jika itu baik baginya. Betapa mengagumkan, bahwa seorang yang begitu kasar dalam hidupnya berbicara seperti itu ketika terpisah dari tubuhnya. Sekarang aku tak lagi takut kepadanya, dan ingin membantunya sebisa mungkin. Betapa maharahimnya Tuhan yang baik!
8 Juli
Dia datang sangat singkat.
9 Juli
Dia datang pukul 6:00 pagi dan dengan demikian membangunkanku. Kalau tidak, pastilah aku terlambat bangun.
Aku: "Apakah begitu penting bagimu bahwa aku pergi ke Misa Kudus?"
Dia: "Dengan begitu, engkau dapat banyak membantuku."
11 Juli
Hanya datang sangat singkat.
12 Juli
Kami berdoa bersama.
Aku: "Lalu apa yang harus kau derita?"
Dia: "Aku terbakar!"
Kemudian dia datang kepadaku dan sebelum aku bisa menghindar, ia menempelkan satu jari pada tanganku. Aku begitu ketakutan dan begitu kesakitan, hingga aku menjerit. Sekarang ada padaku luka bakar merah yang aku harap akan segera sembuh. Suatu perasaan yang sangat aneh, memiliki tanda kelihatan ini yang berasal dari dunia lain.
24 Juli
Gembala Fritz dan jiwa yang lain datang dua kali pada waktu malam, semuanya diam, tetapi [yang baru itu] sangat tidak menyenangkan.
29 Juli
Tidak ada yang istimewa untuk diceritakan. Sekarang keduanya datang setiap malam. Yang baru tampak mengerikan, sementara gembala Fritz menjadi semakin bercahaya!
10 Agustus
Gembala Fritz datang begitu dekat denganku lagi, tetapi tampak sangat ramah. Jadi aku berkata kepadanya, "Kau tak harus menderita begitu hebat lagi?"
Dia: "Tidak"
Aku: "Sudah bisakah kau berdoa untukku?"
Dia: "Belum"
Aku: "Jadi, ke mana saja kau sepanjang waktu?"
Dia: "Dalam kesedihan."
Aku: "Apakah kau akan masih sering datang padaku?"
Dia: "Tidak"
Aku: "Kenapa tidak?"
Dia: "Aku tak diizinkan lagi!"
Aku: "Apakah selama ini aku dapat membantumu?"
Dia: "Ya."
Lalu dia pergi ....
Sebagai akhir dari kisah luar biasa ini, Pater Sebastian Wieser, pastor paroki Eugenie sekaligus bapa pengakuannya, memberikan komentar:
"Penampakan ini adalah seperti gema kehidupan duniawinya. Aku mengenal baik gembala Fritz - dia seperti "kambing jantan" di paroki. Dalam dia, kebesaran kerahiman Allah sungguh mewujud-nyatakan dirinya. Jarang sekali ia datang ke
gereja. Dia memiliki hanya seorang putera tunggal, yang di sekolah terkenal karena kekejaman, dusta, dan tipunya dan mengakibatkan banyak masalah bagi para guru dan mereka yang adalah otoritasnya. Apabila anak itu harus dihukum di sekolah, sang ayah mengerahkan segala amarahnya atas kepala sekolah maupun imam. Aku menubuatkan pada waktu itu bahwa suatu hari kelak sang ayah sendiri akan menerima pukulan dari putera tunggalnya ini!
Ketika puteranya ini berusia tujuhbelas tahun dan besar serta cukup kuat, ia menggebuki ayahnya hingga tewas sekitar tengah malam .... Tidak ada yang tahu apakah Fritz mati seketika atau apakah ia harus meregang nyawa. Yang terakhir ini tampaknya yang telah terjadi. Si pembunuh memukulinya hingga roboh di gudang jerami dan menyerahkannya pada nasib. Baru paginya orang yang telah mati itu diketemukan .... Pada tanggal enam Juli ia mengatakan bahwa: "... pengertian batin dan pertobatan" telah menyelamatkan jiwanya dari kebinasaan! Pada tanggal duabelas Juli ia mengatakan, "Aku terbakar!" dan menekankan satu jari pada tangan sang puteri, yang meninggalkan suatu luka bakar merah yang aku lihat sendiri".
Ada banyak orang kudus yang telah dikanonisasi yang adalah penolong bagi jiwa-jiwa menderita. Yang paling terkenal adalah St Yohanes Macias (yang dikenal membebaskan ribuan jiwa-jiwa dari api penyucian sepanjang hidupnya yang kudus), St Agustinus, St Dominikus, St Fransiskus Xaverius, St Victor, St Fransiskus dari Assisi, St Nicolas dari Tolentino, St Margareta Maria Alacoque, St Katarina dari Genoa, St Bernardus dari Clairvaux, St Gregorius Agung, St Odilon dari Cluny, St
Eugenie von der Leyen (1867-1929) |
Karena kerahiman -Nya yang tak terbatas, selain dari orang-orang kudus yang telah dikanonisasi, sejarah penuh dengan orang "sehari-hari" yang diijinkan Allah untuk membantu jiwa-jiwa di api penyucian. Allah mengijinkan suatu jiwa dari purgatorium menampakkan diri agar jiwa dapat dibebaskan dari purgatorium, atau sekurangnya, penderitannya diringankan; dan jiwa pada umumnya menampakkan diri kepada seorang yang saleh dan penuh kasih dalam hidupnya sebab orang yang demikian lebih besar kemungkinannya menanggapi permintaan jiwa dengan mempersembahkan kurban-kurban, penderitaan dan doa-doa yang adalah sarana yang amat berguna bagi jiwa-jiwa malang.
Salah seorang di antara mereka yang kerap dikunjungi jiwa-jiwa dari purgatorium adalah Eugenie von der Leyen. Eugenie adalah seorang perempuan terpelajar dari kalangan bangsawan tinggi Jerman; Eugenie memiliki gelar puteri dan tinggal di kastil leluhur di Waal, Bavaria, Jerman. Seturut perintah bapa pengakuannya, dia
menulis buku catatan harian mengenai kontaknya dengan jiwa-jiwa malang di purgatorium. Setelah wafat Eugenie, buku catatan hariannya diserahkan kepada Uskup Eugenio Pacelli, yang kelak menjadi Paus Pius XII.
Berikut adalah kisah gembala Fritz sebagaimana dikutip dari buku catatan harian Eugenie von der Leyen, tahun 1923 :
11 Juni 1923
Saat terjaga, ada suatu bentuk panjang kelabu di atasku, sungguh samar; aku tak dapat mengatakan apakah laki-laki atau perempuan, tapi tidak simpatik; aku sangat ketakutan.
14 Juni
Roh itu sudah ada di kamarku saat aku hendak tidur. Lalu aku mendaraskan doa malamku dengan lantang, roh itu datang sangat dekat denganku. Jika bukan karena tangan-tangannya, ia lebih tampak seperti batang pohon yang berjalan. Ia tinggal mungkin duapuluh menit, lalu kembali lagi pukul empat.
16 Juni
Sungguh mengerikan. Ia mengguncang bahuku. Itu adalah saat yang mengerikan. Aku memukulnya dan mengatakan: "Kau tidak boleh menyentuhku!" Lalu ia undur diri ke sudut. Saat mendorong, aku tidak merasakan tubuh, tapi seperti handuk yang lembab, hangat. Aku yakin aku tak lagi tahan akan teror yang demikian.
18 Juni
Lagi hal yang mengerikan itu; ia ingin mencengkeram leherku. Aku berdoa dalam ketakutan dan menggenggam partikel dari Salib [reliqui suci yang dimilikinya] di tanganku. Ia tetap bersamaku, tegak dan besar di depanku. Ia tidak menjawab pertanyaan. Lalu ia keluar melalui pintu, yang dibiarkannya terbuka.
19 Juni
Aku bisa mengenalinya sekarang bahwa ia adalah seorang laki-laki; ia ada di sana hanya untuk sementara waktu.
21 Juni
Laki-laki mengerikan itu lebih dari satu jam pada waktu malam, mondar-mandir terus-menerus. Dia berambut hitam kusut dan matanya mengerikan.
22 Juni
Orang ini dari pukul satu sampai lewat lima bersamaku, itu sangat buruk mengerikan. Dia berulang kali membungkuk di atasku dan duduk di samping tempat tidurku. Aku sungguh menangis karena takut, dan lalu mendaraskan "ibadat" agar aku tak harus melihatnya. Lalu ia kembali pergi mondar-mandir dan mengerang
hebat. Sekarang tampak bagiku bahwa aku harus mengenalnya, akan tetapi aku tak bisa mengetahui siapa itu. Aku telah menjadi sangat pengecut, dibutuhkan keberanian untuk pergi ke kamar pada malam hari. Meski begitu biasanya aku bisa tidur nyenyak.
24 Juni
Dia kembali, mencekal bahuku. Aku berkata: "Sekarang katakan apa yang kau inginkan dan jangan kembali lagi." Tak ada jawaban; ia pergi lagi melintasi kamar beberapa kali dan lalu pergi. Tetapi, istirahatku sama sekali rusak. Pukul enam pagi ia kembali. Di siang hari ia bahkan tampak lebih mengerikan, memberikan kesan menjijikkan, termasuk kategori roh paling kotor dari yang pernah datang. Aku berkata: "Jangan ganggu aku, aku mau mempersiapkan diri untuk Komuni Kudus!" Lalu ia datang sangat dekat denganku dan mengangkat kedua tangannya memohon. Aku sangat kasihan kepadanya hingga menjanjikan banyak hal untuknya. Lalu kataku: "Tak bisakah kau berbicara?" Ia menggeleng. "Apakah kau banyak menderita?" Sekarang dia mengerang hebat. Aku memberinya banyak air suci dan lalu ia pergi.
27 Juni
Dia ada di sana lagi, pada waktu malam. Tampaknya ia mengenalku; aku memutar otak siapakah dia gerangan. Dia sangat tidak simpatik?
29 Juni
Dia ada di kamar lagi ketika aku pergi tidur. Bisa jadi ia gembala Fritz yang mati dibunuh. Aku segera menanyainya, tapi dia tidak bereaksi. Aku berdoa bersamanya, saat itu ia mengarahkan matanya padaku dengan begitu marah hingga aku betul-betul takut. Aku menyuruhnya pergi dan lalu dia sungguh pergi.
30 Juni
Dia datang sangat singkat; erangannya membangunkanku.
1 Juli
Lagi, aku sungguh yakin ia adalah gembala Fritz. Tetapi wajahnya begitu hitam hingga aku sulit mengenalinya. Akan tetapi figur, hidung, dan mata sepenuhnya adalah "dia", seperti begitu sering aku melihatnya semasa hidup.
2 Juli
Dia kembali, tak nampak begitu sangat liar lagi dan ia tidak tinggal lama. Aku menyapanya sebagai "gembala Fritz," yang tampaknya ia anggap lazim.
3 Juli
Dia datang sangat singkat. Aku bertanya: ''Apakah kau gembala Fritz yang dibunuh?" Lalu ia menjawab jelas: "Ya!"
4 Juli
Dia datang kepadaku di waktu pagi, memandangku sedih dan segera pergi, juga tak menjawab apa-apa.
5 Juli
Sekarang aku tersadar bahwa semua tentang dirinya lebih jelas. Pada waktu doa, ia membuat Tanda Salib.
6 Juli
Aku sangat senang sebab ia bisa bicara sekarang. Aku bertanya kepadanya: "Kenapa kau selalu datang padaku?" Jawabnya: "Karena kau selalu mendoakanku." (Itu benar, karena aku selalu merasa kasihan kepada orang malang ini, dia selalu tampak spesial, bahkan semasa masih kanak-kanak.)
Aku: "Jadi apa yang menyelamatkanmu?"
Dia: "Pengertian batin dan pertobatan."
Aku: "Bukankah kau langsung mati?"
Dia: "Tidak"
Aku: "Apakah kau akan segera dibebaskan?"
Dia: "Sudah jelas belum."
Lalu aku memberinya ijin untuk terus datang kepadaku, jika itu baik baginya. Betapa mengagumkan, bahwa seorang yang begitu kasar dalam hidupnya berbicara seperti itu ketika terpisah dari tubuhnya. Sekarang aku tak lagi takut kepadanya, dan ingin membantunya sebisa mungkin. Betapa maharahimnya Tuhan yang baik!
8 Juli
Dia datang sangat singkat.
9 Juli
Dia datang pukul 6:00 pagi dan dengan demikian membangunkanku. Kalau tidak, pastilah aku terlambat bangun.
Aku: "Apakah begitu penting bagimu bahwa aku pergi ke Misa Kudus?"
Dia: "Dengan begitu, engkau dapat banyak membantuku."
11 Juli
Hanya datang sangat singkat.
12 Juli
Kami berdoa bersama.
Aku: "Lalu apa yang harus kau derita?"
Dia: "Aku terbakar!"
Kemudian dia datang kepadaku dan sebelum aku bisa menghindar, ia menempelkan satu jari pada tanganku. Aku begitu ketakutan dan begitu kesakitan, hingga aku menjerit. Sekarang ada padaku luka bakar merah yang aku harap akan segera sembuh. Suatu perasaan yang sangat aneh, memiliki tanda kelihatan ini yang berasal dari dunia lain.
24 Juli
Gembala Fritz dan jiwa yang lain datang dua kali pada waktu malam, semuanya diam, tetapi [yang baru itu] sangat tidak menyenangkan.
29 Juli
Tidak ada yang istimewa untuk diceritakan. Sekarang keduanya datang setiap malam. Yang baru tampak mengerikan, sementara gembala Fritz menjadi semakin bercahaya!
10 Agustus
Gembala Fritz datang begitu dekat denganku lagi, tetapi tampak sangat ramah. Jadi aku berkata kepadanya, "Kau tak harus menderita begitu hebat lagi?"
Dia: "Tidak"
Aku: "Sudah bisakah kau berdoa untukku?"
Dia: "Belum"
Aku: "Jadi, ke mana saja kau sepanjang waktu?"
Dia: "Dalam kesedihan."
Aku: "Apakah kau akan masih sering datang padaku?"
Dia: "Tidak"
Aku: "Kenapa tidak?"
Dia: "Aku tak diizinkan lagi!"
Aku: "Apakah selama ini aku dapat membantumu?"
Dia: "Ya."
Lalu dia pergi ....
Sebagai akhir dari kisah luar biasa ini, Pater Sebastian Wieser, pastor paroki Eugenie sekaligus bapa pengakuannya, memberikan komentar:
"Penampakan ini adalah seperti gema kehidupan duniawinya. Aku mengenal baik gembala Fritz - dia seperti "kambing jantan" di paroki. Dalam dia, kebesaran kerahiman Allah sungguh mewujud-nyatakan dirinya. Jarang sekali ia datang ke
gereja. Dia memiliki hanya seorang putera tunggal, yang di sekolah terkenal karena kekejaman, dusta, dan tipunya dan mengakibatkan banyak masalah bagi para guru dan mereka yang adalah otoritasnya. Apabila anak itu harus dihukum di sekolah, sang ayah mengerahkan segala amarahnya atas kepala sekolah maupun imam. Aku menubuatkan pada waktu itu bahwa suatu hari kelak sang ayah sendiri akan menerima pukulan dari putera tunggalnya ini!
Ketika puteranya ini berusia tujuhbelas tahun dan besar serta cukup kuat, ia menggebuki ayahnya hingga tewas sekitar tengah malam .... Tidak ada yang tahu apakah Fritz mati seketika atau apakah ia harus meregang nyawa. Yang terakhir ini tampaknya yang telah terjadi. Si pembunuh memukulinya hingga roboh di gudang jerami dan menyerahkannya pada nasib. Baru paginya orang yang telah mati itu diketemukan .... Pada tanggal enam Juli ia mengatakan bahwa: "... pengertian batin dan pertobatan" telah menyelamatkan jiwanya dari kebinasaan! Pada tanggal duabelas Juli ia mengatakan, "Aku terbakar!" dan menekankan satu jari pada tangan sang puteri, yang meninggalkan suatu luka bakar merah yang aku lihat sendiri".
Tikala Baru, 9 April 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar