Paus Fransiscus katakan : "Iri, dengki dan berperilaku buruk adalah manusiawi, tetapi sifat-sifat itu bukan kristen, karena sifat itu bisa menimbulkan perpecahan di kalangan umat. Sebaliknya Tuhan ingin kita bertumbuh dalam kemampuan untuk hidup berdampingan, saling memaafkan dan saling mencintai sesuai dengan kehendak-Nya.
Doa Aku Percaya menjelaskan Gereja Katolik adalah 'satu dan kudus', namun anggotanya melakukan dosa setiap hari akibat kerapuhan dan kesalahan mereka sendiri. Itu sebabnya iman kita mendorong kita menuju pembaharuan, memiliki keberanian untuk hidup dalam kesatuan dan kesucian setiap hari. Jika kita tidak bersatu, kita tidak suci, itu berarti kita tidak setia kepada Yesus yang adalah sumber dari segala kesatuan dan kesucian.
Perpecahan tidak hanya menimbulkan keretakan besar di kalangan orang kristen, tetapi perpecahan juga serIng terjadi pada tingkat lokal, seperti di paroki, sekolah, komunitas dan organisasi Katolik lainnya. Kadang-kadang pada kenyataannya, paroki kita yang dipanggil untuk menjadi tempat berbagi dan persekutuan, namun sayangnya ditandai dengan iri, dengki dan dendam. Ini adalah manusiawi, tapi bukan sifat kristen. Konflik muncul ketika orang-orang menilai orang lain; melihat hanya pada cacat orang lain bukan hadiah kepada mereka; memberikan bobot yang lebih pada perbedaan daripada kesamaan; suka menonjolkan diri mereka dan mengikuti ambisi dan sudut pandang mereka sendiri. Namun meskipun para pengikut-Nya salah, Yeaus tidak pernah meninggalkan kita sendirian, Ia tidak meninggalkan Gereja-Nya. Dia berjalan bersama kita, memahami kelemahan kita, dosa-dosa kita dan mengampuni kita".
Kata Paus Fransiscus dalam audiensi umum pada 27 Agustus 2014.
http:/indonesia.ucanews.com/2014/08/29
Tidak ada komentar:
Posting Komentar