Minggu, 07 September 2014

APAKAH SALAH SELIBAT ATAU PERKAWINAN?

          Selibat tidak ada kaitannya dengan pedofilia atau skandal sex lain yang melibatkan para imam. Kebanyakan pedofil adalah orang-orang yang sudah menikah. Kita bisa menyaksikan pedofilia terjadi di lembaga-lembaga besar manapun, bukan hanya dalam Gereja Katolik. Ingatlah bahwa beberapa tahun yang lalu di Amerika, kita menyaksikan lewat televisi satu per satu penginjil terlibat dalam skandal sex, beberapa bahkan memiliki kelainan sex. Semua penginjil televisi ini adalah orang-orang yang menikah. Demikian pula yang terjadi di lembaga-lembaga pendidikan, perlakuan guru terhadap muridnya, rata-rata para guru itu sudah terikat perkawinan. Tidak seorangpun menyalahkan skandal ini pada lembaga perkawinan! Tidak seorangpun menuntut agar mereka meninggalkan perkawinan.

Orang tidak terlibat dalam skandal sex karena mereka menikah atau selibat. Mereka melakukan dosa ini karena sebagai manusia mereka gagal memenuhi kehendak Allah. Kita jangan menghakimi perkawinan atas dasar orang-orang yang melanggar janji perkawinan. Demikian juga seharusnya kita jangan menghakimi status selibat atas dasar mereka yang melanggar janji selibat. Perkawinan dan selibat harus dihakimi atas dasar mereka yang setia pada janji mereka.

          Harus diingat bahwa sekitar setengah dari perkawinan berakhir dengan perceraian. Apakah ini berarti bahwa kita harus menghapuskan perkawinan? Tentu saja tidak. Ini berarti bahwa kita harus bekerja keras memperkuat pasangan-pasangan yang menikah dalam menghayati panggilan mereka. Sama halnya, Gereja tidak akan menghapuskan status selibat karena sedikit imam yang melanggar janji mereka.

          Kita tahu bahwa perkawinan itu baik karena dilembagakan sendiri oleh Tuhan dan dijadikan sakramen oleh Kristus. Kita tahu bahwa status selibat juga baik karena dipuji oleh Yesus (Mat.19:10-12), dan mendapat rekomendasi yang kuat dari Paulus bagi mereka yang ingin membaktikan diri seutuhnya pada pelayanan (1Kor7:32-35).  Kita semua tahu bahwa jutaan orang Kristen telah menjalani hidup kekudusan, baik dengan cara selibat maupun menikah.

(Smbr.: Pembelaan Iman Katolik 4, Frank Chacon dan Jim Burnham, Oct. 2013).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SECARIK TIKET KERETA

Dalam suatu kereta Ekonomi yang non AC, seorang Eksekutif muda, dengan jas elegan naik di sana. Sesak2an dengan  penumpang lain. Sesaat kemu...