Sabtu, 16 September 2017

SEORANG ATHEIS DAN GADIS KECIL DI PESAWAT

Seorang atheis duduk di sebelah seorang gadis kecil di pesawat terbang. Ia menoleh
kepadanya dan berkata, "Apakah Anda ingin berbicara dengan saya? Penerbangan akan lebih cepat jika Anda memulai percakapan dengan sesama penumpang."


Gadis kecil, yang baru saja mulai membaca bukunya, menjawab kepada orang asing itu, "Apa yang ingin Anda bicarakan?"


"Oh, saya tidak tahu," kata orang atheis itu, "Bagaimana dengan membahas mengenai tidak ada Tuhan, atau tidak ada Surga atau Neraka, atau tidak ada kehidupan setelah kematian?" katanya sambil tersenyum puas.


"Oke," katanya. "Itu bisa menjadi topik yang menarik tapi saya bertanya kepada Anda terlebih dahulu, seekor kuda, seekor sapi, dan seekor kambing semua makan hal yang sama - rumput. Namun seekor kambing kotorannya seperti pelet bulat-bulat, sementara seekor sapi ternyata kotorannya lembek datar. Tetapi seekor kuda menghasilkan kotoran berbentuk gumpalan. Kira-kira menurut Anda mengapa hal itu bisa terjadi?"


Atheis, yang terlihat terkejut dengan kecerdasan si gadis kecil itu, memikirkannya dan berkata, "Hmmm, saya tidak tahu."


Gadis kecil itu menjawab, "Apakah Anda benar-benar merasa memenuhi syarat untuk mendiskusikan Tuhan, Surga dan Neraka, atau kehidupan setelah kematian, ketika soal tahi hewan saja Anda tidak tahu apa-apa?"


Lalu gadis itu melanjutkan kembali membaca bukunya.


Ad maiorem Dei gloriam !

Pandu, 16 September 2017.

Jumat, 15 September 2017

MENGHARUHKAN : KISAH POLISI YG MENILANG MANTANNYA

Priitttt.......!! Priiiiitt....
"Tolong tunjukkan SIM nya!" Kata seorang Polantas setelah menghentikan sebuah mobil yang menerobos lampu merah.

Dengan wajah kesal si pengemudi berkata : "Maaf pak, saya tahu saya salah, tapi tolong pak jangan ditilang, saya sedang buru-buru karena anak saya ulang tahun hari ini".

Sambil cemas pengemudi yang bernama Lusi itu menatap wajah polisi tersebut yang ternyata adalah mantan pacar semasa SMA nya dulu.
"Lho.. bukankah kamu si Adi..?? Kita pacaran dulu pas SMA, masih ingat tidak...!!"
Sambut Lusi dengan nada lega.
Tapi Adi si Polisi tersebut hanya tersenyum sambil tetap bersikukuh meminta SIM si Lusi.

Dengan kecewa Lusi pun memberikan SIM nya kemudian langsung masuk ke dalam mobil & menutup kaca pintunya rapat-rapat.
Sementara Adi menulis sesuatu di kertas tilangnya. Beberapa saat kemudian, Adi mengetuk kaca pintu mobil Lusi.
Sambil memandangi wajah Adi penuh kecewa, Lusi pun membuka kaca pintu mobilnya, hanya sedikit, hanya cukup untuk selipkan kertas tilang aja.
ADI pun memberikan kertas lewat kaca yang terbuka yang hanya sekitar 2 cm itu lalu pergi tanpa kata.

Lusi pun kembali menjalankan mobilnya dengan tergesa-gesa.
Sambil menggerutu kesal, dia membuka kertas tersebut, tapi...
"Hei, apa ini? Kenapa SIM saya dikembalikan.. Dan ini kertas apa..??" Gumam Lusi.

Segera Lusi membuka kertas pemberian Adi tersebut, dan ternyata Adi tidak menilangnya, tapi justru menulis surat yang isinya :

"Hai Lusi..
Kau tahu, dulu saya juga punya anak. Cuma satu-satunya..
tapi meninggal karna ditabrak orang yang menerobos Lampu Merah. Pengemudinya hanya dihukum 3 tahun. Setelah bebas ia dapat berkumpul dan bisa memeluk anaknya lagi.
Sementara saya...
Saya tidak lagi dapat melihat apalagi memeluk anak saya.
Beribu kali saya mencoba untuk memaafkan si pengemudi itu tapi tidak bisa.
Maafkan saya Lusi, hati-hati di jalan. Titip salam buat keluargamu..
Dan selamat ulang tahun buat anakmu!"

LUSI pun serta merta menghentikan mobilnya dan berlari kembali ke tempat di mana tadi sang sahabat menilangnya, tapi Adi sudah tidak ada di Pos nya lagi.
Sepanjang jalan perasaan hati Lusi tak menentu, berharap kesalahannya dapat dimaafkan.


Kawan.....
Tidak selamanya pengertian kita sama dengan pengertian orang lain. Terkadang SUKA kita justru DUKA buat orang lain.

Selalu berhati-hatilah di jalan, jangan mudah emosi dan slalu waspada karena jalan raya bukan buat kita saja..
40 km/jam itu sudah cukup cepat bukan..?????

HATI-HATILAH.. KARENA KELUARGA DI RUMAH MENANTI KEDATANGAN ANDA.

Manado - Jln Piere Tendean Boulevard, 15 September 2017.

Kamis, 14 September 2017

MEMBERI = MENERIMA

Ada seorang ayah yang mempunyai 3 orang anak dengan harta sebanyak :
19 ekor kerbau.

Ketika mendekati ajalnya, sang Ayah membagikan warisan kepada
ke tiga anaknya dengan pesan :
1/2 utk anak pertama,
1/4 utk anak kedua,
1/5 utk anak ketiga.

Setelah sang ayah meninggal dunia :

Ketiga anaknya membagikan kerbau sesuai pesan ayah mereka.
Tapi mereka menemukan kesulitan yaitu keganjilan hasil bagi itu.

1/2 x 19 = 9,5 ekor
1/4 x 19 = 4,75 ekor
1/5 x 19 = 3,8 ekor

bahwa masing-masing mereka akan mendapatkan bagian
kerbau yang tidak utuh dan masing-masing anak TIDAK MAU
mengalah, semua berusaha mendapatkan bagian secara utuh.
Padahal harta peninggalan sang ayah berjumlah 19 ekor kerbau.

Kabar tentang pertengkaran mereka terdengar oleh seorang bapak miskin yang hanya mempunyai 1 ekor kerbau.

Karena prihatin dengan hal tersebut, akhirnya sang bapak
menemui mereka, dan bersedia dengan ikhlas memberikan kerbaunya,
supaya masing-masing anak mendapat bagian yang utuh,
sehingga jumlah kerbau menjadi 19+1=20 EKOR

Anak2 itu setuju dan mereka mulai membagi :

Anak pertama mendapat : 1/2 x 20 = 10 ekor
Anak kedua mendapat bagian : 1/4 x 20 = 5 ekor
Anak ketiga mendapat bagian : 1/5 x 20 = 4 ekor.

Demikianlah masing-masing anak mendapatkan bagian yang utuh.

Dan totalnya ternyata : 10+5+4=19.

AJAIB KAN ?
               
Akhirnya tersisa 1 ekor yang diberikan kembali pada bapak miskin yang bijak tadi.


Percayalah jika kita memberi dengan ikhlas untuk menjadi bagian dari solusi, ternyata kita TIDAK KEHILANGAN sesuatu apapun, malah memberi manfaat bagi sesama karena Allah-lah yang akan menggantikan semua itu.

Seperti dalam kasus ini walaupun sebenarnya sang bapak yang miskin tidak mengharap kerbaunya kembali, karena ia telah ikhlas menjadi bagian dari solusi itu ...............!!!

PESAN MORAL :
Memberi, tidak berarti akan mengurangi harta yang kita punya walau sepeserpun.

Terima kasih !

Tikala Baru, 14 September 2017.

Selasa, 05 September 2017

SUDAHKAH ANDA BERBAKTI PADA IBUMU ?

Seorang ibu ingin meminjam uang kepada anaknya yang telah mapan. Dengan suara rendah disertai rasa malu ibu berkata " Nak, bolehkah ibu meminjam uang 100 ribu? Ibu ada perlu buat beli beras",

 Anaknya tidak langsung menjawab, dengan raut muka datar ia berkata " Iya Bu, nanti Aku tanya istriku dulu", seakan berat untuk mengiyakan, karena belum tentu isterinya mengiyakan.

Ketika Sang Anak masuk ke dalam rumah ia melihat dus susu anaknya masih ada bandrol harga Rp 50.000, kemudian dia merenung. Jika 1 dus habis 1 hari x 30 hari x 2 th = 36 juta.

Dia berfikir, waktu balita dia hanya diberikan ASI oleh ibunya, harganya tak terhingga, super steril, diberikan dengan penuh kasih sayang.

Jika didapat oleh seorang anak selama 2 tahun berapa yang harus ia bayar?

Kemudian ia berbalik dan menatap wajah ibunya yang teduh walau telah dimakan usia. "Dirimu telah memberikan semua kasih sayang, harta dan semuanya kepadaku tanpa pamrih, dan semua itu kuterima dgn GRATIS.


Maafkan anakmu yg durhaka ini yang tidak tahu balas budi". Segera ia memeluk ibunya dan mengecup keningnya dan memberi uang Rp 3 jt, sambil menangis ia berkata "Ibu, jangan berkata pinjam lagi ya, hartaku adalah juga milikmu, doakan anakmu ini agar selalu berbakti padamu".

Sambil berkaca-kaca ada air bening di pelupuk mata ibu, ia berkata "Nak, di setiap keadaan ibu selalu berdoa agar kita semua selalu dikumpulkan di dunia dan di SURGA nanti dalam kebahagian.

........................

Itu baru sedikit dari begitu besar pengorbanan ibu kita. Perhatikan bbrp di antaranya:
1. Saat ibu mengandung kita selama 9 bulan lebih yang penuh dengan penderitaan dan kesakitan. Di awal kehamilan muntah2, tak ada selera makan bahkan banyak yang sakit. Saat tidur pun ibu kita menjaga agar kandungannya sehat dan selamat. Bila beliau sakit dia tahan sakitnya tidak minum obat, takut kalau anaknya terlahir cacat.
2. Saat melahirkan kita. Ibu mempertaruhkan nyawanya. Seandainya terjadi sesuatu, tidak mungkn menyelamatkan kedua ibu dan anak, seandainya boleh memilih, banyak ibu yang memilih biarlah dia mati asalkan anaknya selamat. Untungnya dalam Dunia Kedokteran si ibu lah yang harus diselamatkan.
3. Pada masa menyusui sebagaimana kisah di atas selama 2 tahun ibu kita kurang istirahat dan tidur saat bayinya bangun dan menangis baik karena mau menyusu atau buang air.
4. Saat membesarkan kita sampai kita dewasa, ibu lebih banyak mengalah dalam segala hal demi menyenangkan hati kita dan memenuhi kebutuhan kita.
5. Sebagian dari kaum ibu bekerja untuk membantu keuangan keluarga, sebagian besar penghasilan ibu itu untuk anaknya.
6. Dan masih banyak lagi yang bisa anda ingat satu per satu yang tak mungkin ditulis di sini.

..........................

Maka, bahagiakanlah orangtua terutama ibu anda. Kalau beliau masih hidup, berbaktilah kepada mereka. Mereka tidak mengharapkan sesuatu di luar kemampuan anda. Dan yang pasti mereka sebenarnya tak mau menjadi beban bagi anaknya. Itulah sebabnya banyak di antara orangtua yang masih bekerja dan berusaha walau usia sudah tua renta.

Bagi para ISTRI ingatlah bahwa rezeki dari suamimu adalah juga HAK mertuamu. Dan juga perlakukanlah ibu mertua seperti ibu kandung sendiri.

Jangan jadikan suamimu menjadi anak durhaka yang kelak bisa memasukkannya ke dalam Neraka.

Sekian !


Kampus Unsrat, Bahu - Manado, 5 Septembet 2017.

Senin, 04 September 2017

NASIB SEORANG IBU

Seorang ibu yang sedang sakit dengan 3 anaknya hanya ditemani sang kakek yang sesekali mengeluhkan sakit di dadanya dan batuk tiada henti.
Tahun pertama ketika ibu sakit dan sudah tak mampu bangkit dari tempat tidur, ibu minta sang kakek untuk memberi tahu semua anak-anaknya.

Dalam penantian sang ibu yang sakit dan rindu bertemu anak-anaknya, anak pertama hanya mengirim surat “ma…saya belum sempat pulang nengok mama, ini ada ATM uangya 35 juta, untuk berobat mam, kalo tidak cukup, mama kabarin saya lagi, semoga mama lekas sembuh…”. Surat dan ATM langsung disimpan dibawah badannya. Anak kedua, mengirimkan sopirnya dan uang 15 juta, sang ibu menerima uang tersebut dan menyimpannya di bawah badannya. Anak ketiga hanya mengirmkan wesel pos, tertulis pesan “utk berobat mama”, mama langsung menaruhnya di bawah badannya.

Tahun kedua sang ibu masih sakit, ditambah dengan kerinduan bertemu anaknya yang sangat dalam, memaksakan diri sang ibu untuk meminta suaminya mengabari mereka via telpon, terdengar percakapan ibu dengan anak pertama: “na…kapan…kamu..bisa…pulaanng…? mama kangen ama…” jawab anak “iya…mama sembuh dulu saja, nanti saya jemput…sy mash banyak kerjaan…” percakapan terputus. Mama coba telpon anak kedua (perempuan), pertanyaan dan keluhan yg sama, sang anak menjawab “iya ma, maaf belum bisa plg, krn sy hrs antar anak sekolah…nanti liburan sekolah saya kesana, libur tahun kemaren kan sibuk nyari tempat sekolahnya…mama cepet sembuh ya…” sang ibu hanya mampu menjawab “iya, terima kasih…”, anak ketiga entah kenapa, sulit sekali dihubungi…

Awal tahun ketiga sakitnya sang Ibu, kembali bertanya pada sang suami, “kemana anak2 ku?”, esoknya, sang suami menemukan istrinya terbujur kaku sudah tak bernyawa, tanpa pikir panjang, dia langsung mengabarkan yang terjadi pada ketiga putranya, dalam hitungan jam, ketiga putranya sudah tiba, karena mrk semua naik pesawat.

 Di dalam sebuah kamar, ketiga anak tersebut menangis…hampir bersamaan mengucapkan “Mama…maafkan aku ma…? Tanpa sadar mereka menggoncangkan tubuh sang ibu, hingga terbalik, apa yang terjadi, dari balik tubuhnya yang sudah tak bernyawa, tumpukan surat, uang, ATM serta secarik kertas tulisan tangan sang ibu berbunyi “Anak ku, aku tidak membutuhkan harta mu, aku hanya merindukan kalian, harta mu hanya beban untuk kalian, ini aku kembalikan, kehadiran dan senyum kalianlah yang aku harapkan”…


Sahabat, inilah saatnya kita bersilaturrahmi dan menghormati Ibu, yang jasanya tak
kan pernah mampu kita bayar, kasih sayang nya tak kan mampu kita balas. Marilah junjung tinggi harkat martabat IBU, IBU diatas segalanya…hormati beliau, muliakan beliau… ridhonya jadi jembatan mu menuju surga ALLAH, do’anya mengantarkan mu menuju sukses duniawi…

Surga ada di bawah telapak kaki seorang ibu !

Sekian.

Tikala Baru, 4 September 2017.

TEH PANAS SAK SRUPUTAN DI POJOK ALUN-ALUN KIDUL


Saya melihat simbok penjual sayur menyruput teh... nampak nikmat sekali..., setelah
puas ditutupnya kembali cangkir blirik ijo...

Saya mencoba untuk belajar.... merenung peristiwa ini.

Ternyata pada akhirnya semua rasa itu sama...

Secangkir teh blirik itu hanyalah seharga Rp 2.000 ,00 (dua ribu rupiah). Namun simbok itu begitu menikmatinya... tidak beda dengan nikmatnya teh yang dibeli di cafe atau resto dengan tarif harga mahal.

Seberapa lama teh itu nikmat...?

Hanyalah sepanjang perjalanan sampai di tenggorokan... setelah itu rasanya lenyap.

Tidak berbeda dengan minuman semahal apapun.

Begitu pula nikmat-nikmat yang lainnya, ketika tidur di kasur yang empuk ataupun tikar, ketika mata terpejam, kita tak bisa membedakan saat ini tidur di mana.. nikmatnya kasur empuk hanyalah terasa sampai mata ini terpejam.

Begitu pula tentang sebuah penderitaan. Sewaktu nglaju dari Jogja - Semarang, saya sering tidak mendapat tempat duduk di bis... pegel2 .... deh kaki ini, apalagi bawa bawaan... dan baru dapat tempat duduk, 10 menit menjelang turun.

Rasanya penderitaan 5 jam sebelumnya tidak terasa lagi, nikmaaatt sekali.... yang 10 menit ini. Namun senikmat apapun, saat kondektur bilang "Terboyo terakhir Terboyo terakhir..." maka tanpa pikir panjang atau berat hati saya berdiri.. kursi saya tinggalkan.

Tak terpikir untuk membawa kursi bis.

Entah esok akan dapat kursi lagi atau tidak.. pokoknya kursi saya tinggalkan.

Begitu pula dengan kursi jabatan.. saatnya selesai, tinggalkan kursi dengan senang hati

Ternyata kehidupan itu hanyalah tentang rasa... dan segala rasa hanyalah sebentar dan akan berganti rasa yang lain.

Apapun rasa yang hadir padamu saat ini... nikmati sajalah.. karena semua hanya sementara...

Maturnuwun !


Tikala Baru, 4 September 2017.

HATI SEORANG IBU

Ada sebuah cerita menarik, pada suatu
malam seorang Pemuda tertidur lalu bermimpi. Dalam mimpinya, seolah-olah setiap orang bisa melihat bentuk hati di dada orang lain termasuk hatinya sendiri. Sekilas, ia sangat mengagumi dan terheran-heran dengan suasana ini. Lalu, sang pemuda mengalihkan pandangan ke dadanya sendiri, ia sangat bangga ketika melihat hatinya berbentuk merah jambu utuh dan berkilauan. “Hati yang sempurna” katanya, “Tak bercacat dan tak bernoda”.

Lalu ia melangkahkan kakinya keluar. Ia mulai mengamati hati orang-orang di sekitarnya. Ada yang terpancar indah seperti miliknya, ada yang terdapat luka, ada yang besar, ada yang kecil, dan sebagainya. “Wow, luar biasa…” katanya lagi. sang pemuda makin yakin bahwa hatinyalah yang paling sempurna karena ia tidak melihat ada hati yang lebih indah dari miliknya.

Pandangan si pemuda terpaku saat melihat seorang wanita tua yang menggunakan penutup kepala. Wanita tua itu hampir tidak kelihatan wajahnya. Wanita tua itu berhati sangat besar tetapi tak berbentuk. si pemuda pun heran kenapa banyak sekali lubang yang ternganga di hati orang itu. Ia berjalan mendekat ke arah si wanita tua dan bertanya kepadanya.

“Kenapa hatimu seperti itu? kenapa tidak berbentuk sempurna dan indah seperti milik saya?” Katanya setengah pamer. Jawab wanita itu, “Mungkin karena kamu masih terlalu muda dan belum begitu memahami dunia.”

Wanita tua melanjutkan, “Setiap saya mencintai seseorang, aku mencongkel hati ini dan kuberikan padanya. Begitu pula jika saya menolong orang, selalu ada serpihan hati yang kubagi pada orang itu. Dulu, saat saya masih muda dan bergaul dengan banyak sahabat, hati saya teriris-iris karena harus kubagi pada banyak sekali teman. Saat saya mulai menikah dan punya anak, hati saya hampir habis tersayat-sayat untuk memahami suami dan mengasuh anak.”

“Tetapi, ada suatu saat di mana orang-orang juga mulai membagi hati pada saya.
Mereka juga belajar mengiris hatinya untuk menutup setiap luka di hati saya hingga bertumpuk-tumpuk, itulah sebabnya kenapa hati saya beberapa kali lipat lebih besar dari hatimu, sekalipun tidak berbentuk lagi. Memang, tidak semuanya mau berbuat demikian, itulah sebabnya kenapa masih banyak sekali lubang menganga di hati ini. Sekarang, hati siapa yang lebih indah? hatiku atau hatimu?”

Sang pemuda tertegun untuk sekian lama. Ia mulai menyadari bahwa hati wanita tua itu jauh lebih sempurna dari hatinya. Luka, cacat, dan banyaknya tambalan di hati wanita itu justru menjadikannya lebih indah dan lebih besar dari miliknya. Setiap lubangnya seolah berbicara tentang cinta dan ketulusan di kehidupan yang dijalaninya. Sejenak, si pemuda mulai mengamati wajah wanita tua. Ia terperanjat ketika melihat wanita tua itu ternyata ibunya sendiri. Seketika itu juga ia tersadar ternyata hari sudah siang.
Sekian.


Tikala Baru, 4 September 2017.

Minggu, 03 September 2017

CINTA-KASIH TIDAK MENGINGAT KESALAHAN

🍜 Seorang anak bertengkar dengan ibunya dan meninggalkan rumah.

🍜 Saat berjalan tanpa tujuan, ia baru sadar bahwa ia sama sekali tidak membawa uang 💵.
 Ia lapar sekali, ingin makan semangkok bakmi

🍜 Pemilik bakmi melihat anak itu berdiri cukup lama didepan warungnya, lalu bertanya.

🍜 "Nak, apakah engkau ingin memesan bakmi❓"

🍜 "Ya, tapi aku tidak punya uang,"
jawab anak itu dengan malu-malu.

🍜 "Tidak apa-apa, aku akan memberi gratis".

🍜 Anak itu segera makan. Kemudian air matanya mulai berlinang😥.

🍜 "Ada apa nak❓"
tanya pemilik warung.

🍜 "Tidak apa-apa, aku hanya terharu karena seorang yang baru kukenal memberi aku semangkuk bakmi 🍜, sedangkan ibuku telah mengusirku dari rumah.

🍜 Kamu seorang yang baru kukenal tapi begitu peduli padaku".

🔜🔜🔜🔜🔜🔜🔜🔜

Pemilik warung itu Berkata :
"Nak, mengapa kau berpikir begitu. Renungkan saja hal ini,
'Aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu,
sedangkan ibumu telah memasak , dll setiap hari sampai kamu dewasa'.
Harusnya kamu berterima kasih kepadanya".

 Anak itu kaget mendengar hal tersebut :

"Mengapa untuk semangkuk 🍜 bakmi dari orang yang baruku kenal, aku begitu
berterima kasih,....tapi ...terhadap ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun,
aku tak pernah berterima kasih".

Anak itu segera bergegas pulang.

Begitu sampai di ambang pintu rumah,
ia melihat ibunya dengan wajah cemas.

Ketika melihat anaknya, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah : "Nak.., kau sudah pulang, cepat masuk, ibu telah menyiapkan makan malam."

Mendengar hal itu,
si anak tidak dapat menahan tangisnya dan menangis 😭 dihadapan ibunya .

🔜🔜🔜🔜🔜

😘 Sahabatku, kadang satu kesalahan, membuat kita begitu mudah melupakan kebaikan yang telah kita nikmati tiap hari.

😘 Sekali waktu kita mungkin akan sangat berterima kasih untuk suatu pertolongan kecil yang kita terima.

😘 Namun kita sering tidak sadar dan lupa berterima kasih 🙏 akan kebaikan-kebaikan dari orang-orang yang sangat dekat dengan kita.

Berterimakasih lah Kepada :
Ayah - Ibu ... kita
Istri / Suami ... kita
Pembantu Rumah Tangga ... kita
Pegawai di kantor ... kita
Semua Orang orang terdekat dengan kita

😍 Hidup itu indah, kalau kita pandai berterima kasih dan bersyukur ... 🙏
Belajar menerima apa adanya ...

Ketika GELAP,
baru tersadarkan apa arti dari TERANG.

Ketika KEHILANGAN,
baru tersadarkan arti dari MEMILIKI

Ketika BERPISAH,
baru tersadarkan arti dari KEBERSAMAAN.

Kemarin sudah TIADA,
besok belumlah TIBA,
kita hanya punya 1 hari, yaitu HARI ini. Jangan sesali yang telah berlalu, itu perbuatan sia-sia.

Syukuri apa yang telah dimiliki, agar kebahagiaan selalu berada disisi kita.

Dalam kehidupan NYATA,
kadang kita suka mempermasalahkan hal yang KECIL,
yang tidak PENTING, sehingga akhirnya merusak NILAI yang BESAR.

Persahabatan yang INDAH selama puluhan tahun BERUBAH menjadi permusuhan yang HEBAT, karena SEPATAH kata PEDAS yang tidak DISENGAJA.

Keluarga yang RUKUN dan HARMONIS pun bisa HANCUR hanya karena perdebatan KECIL yang tidak PENTING.
yang REMEH kerap dipermasalahkan,
tetapi yang lebih PENTING dan berharga LUPA dan TERABAIKAN.

Seribu KEBAIKAN sering tidak BERARTI, TAPI SETITIK kekurangan DIINGAT seumur hidup.

Mari belajar MENERIMA kekurangan apapun yang ada -dalam kehidupan kita-,
Bukankah tak ada yang SEMPURNA didunia ini ... ?

SEHATI bukan karena MEMBERI,
tetapi sehati karena saling MEMAHAMI.

BETAH bukan karena MEWAH, tetapi betah karena saling MENGALAH

INDAH bukan karena selalu MUDAH,
tetapi INDAH karena dihadapi bersama setiap KESUSAHAN.

Sekian !

🌲🍁CARITAS NON COGITAT MALUM, Kasih tidak mengingat kesalahan🍁🌲


Puncak Pangolombian, Kota Tomohon - Sulut, 3 September 2017.

Minggu, 13 Agustus 2017

KEKUATAN DOA

Suatu hari seorang wanita datang ke sebuah toko bahan makanan dan meminta bahan makanan agar dia dapat memasaknya untuk anak-anaknya.

Si pemilik toko bertanya kepada wanita itu, "Berapa uang yang engkau punya ...?"

Wanita itu menjawab, "Suamiku tewas tertembak dalam medan perang, aku tidak punya apa-apa untuk membelikan bahan makanan, kecuaLi DOA".

Si pemilik toko menjawab dengan ketus, "Tuliskan Doa'mu itu".

Wanita tersebut mengeluarkan secarik kertas dari dompetnya dan menyodorkan kepada si pemilik toko.

"Aku menulis Doa ini kemarin malam seraya menjaga bayiku yang sakit", kata wanita itu.

Si pemilik toko dengan kasar mengambil kertas itu dan menaruhnya di sisi timbangan kunonya.

Ia berkata, "Aku akan memberimu bahan makanan seberat bobot kertas ini".

Betapa terperanjat dia, tatkala ia menaruh sepotong roti di sisi lain dari timbangan tersebut, timbangan itu tidak bergerak sedikitpun. Ia menambahkan sebongkah keju, lalu sepotong daging. Namun timbangan itu tetap tidak bergeming. Akhirnya karena ia sudah menaruh begitu banyak bahan pangan, timbangan itu sudah tidak dapat memuat apa-apa lagi.

Si pemilik toko menyodorkan sebuah kantong kepada wanita itu dan berkata, "Anda sendiri sajalah yang memasukkannya ke dalam kantong itu".

Setelah selesai memasukkan bahan pangan ke dalam kantong tersebut, wanita itu pergi dengan air mata sukacita.
Si pemilik toko baru tahu bahwa timbangannya rusak tepat di saat dia menaruh KERTAS DOA wanita tersebut.

Dalam kepenasaran, si pemilik toko pun membaca DOA yang ditulis wanita tersebut..... "TUHAN BERIKANLAH KAMI PADA HARI INI MAKANAN KAMI YANG SECUKUPNYA".


Betapa KEKUATAN DOA sanggup untuk melakukan sesuatu yang luar biasa dan mengerjakan perkara-perkara yang terlihat mustahil.




DOA MENGUBAH SEGALA SESUATU.


Deo gratias !

Pangolombian, Kota Tomohon, 13 Agustus 2017

Jumat, 28 Juli 2017

THE POWER OF GIVING

Seorang anak 10th bernama Clark pada suatu malam akan menonton sirkus bersama ayahnya. Ketika tiba di loket, Clark dan ayahnya antri di belakang serombongan keluarga besar yang terdiri dari bapak, ibu dan 8 orang anaknya.

Dari pembicaraan yang terdengar oleh Clark dan ayahnya, Clark tahu bahwa bapak dari ke 8 anak tadi telah bekerja extra untuk dapat mengajak anak-anaknya nonton sirkus malam itu.

Namun ketika sampai di loket dan hendak membayar, wajah bapak 8 anak tadi tampak pucat. Ternyata uang $40 yang telah dikumpulkannya dengan susah payah tidak cukup karena total harganya $60.

Pasangan suami istri itupun saling berbisik, bagaimana harus mengatakan kepada anak-anak mereka bahwa malam itu mereka batal nonton sirkus karena uangnya kurang. Sementara anak-anaknya tampak begitu gembira dan sudah tidak sabar lagi untuk segera masuk.

Tiba-tiba ayah Clark menyapa bapak 8 anak tadi dan berkata : "Maaf pak, uang ini tadi jatuh dari saku bapak sambil menjulurkan lembaran $20 dan mengedipkan sebelah matanya".

Bapak 8 anak tadi takjub dengan apa yang dilakukan ayah Clark. Dengan mata
berkaca, ia menerima uang itu dan mengucapkan terima kasih kepada ayah Clark dan mengatakan betapa $20 itu sangat berarti bagi keluarganya.

Setelah rombongan tadi masuk, Clark & ayahnya bergegas pulang. Mereka batal nonton sirkus, karena uang sudah diberikan kepada bapak 8 anak tadi.

Malam itu Clark merasa sangat bahagia. Ia tidak dapat menyaksikan sirkus, tetapi ia telah menyaksikan 2 orang Bapak HEBAT.


Moral cerita :

Kebahagiaan tidak hanya diperoleh ketika menerima pemberian orang lain, tetapi juga pada saat kita MAMPU MEMBERI.

Ayah Clark telah memberi contoh yang baik kepada anaknya untuk menolong orang lain dengan cara yang sangat halus dan tidak menurunkan harga diri orang yang ditolong..

Ada kalanya kita menolong dan ada kalanya kita juga memerlukan pertolongan dari orang lain.

Milikilah jiwa MEMBERI selagi kita masih diberi kesempatan hidup.

Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.

"In lumine Tuo, videmus lumen".

Tikala Baru, 28 Juli 2017.

Rabu, 19 Juli 2017

KETIKA 8 x 3 = 23

Yan Hui adalah murid kesayangan Confusius yang suka belajar, sifatnya baik. Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain sedang dikerumunin banyak orang. Dia mendekat dan mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat.
Pembeli berteriak: "3x8 = 23, kenapa kamu bilang 24?

"Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: "Sobat, 3x8 = 24, tidak usah diperdebatkan lagi".

Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata: "Siapa minta
pendapatmu? Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusius. Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan".

Yan Hui: "Baik, jika Confusius bilang kamu salah, bagaimana?"

Pembeli kain: "Kalau Confusius bilang saya salah, kepalaku aku potong untukmu. Kalau kamu yang salah, bagaimana?"

Yan Hui: "Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu".

Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confusius. Setelah Confusius tahu duduk persoalannya, Confusius berkata
kepada Yan Hui sambil tertawa: "3x8 = 23. Yan Hui, kamu kalah. Kasihkan jabatanmu kepada dia." Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya. Ketika mendengar Confusius bilang dia salah, diturunkannya topinya lalu dia berikan kepada pembeli kain.

Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas.Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confusius tapi hatinya tidak sependapat. Dia merasa Confusius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar darinya. Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga. Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya. Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confusius memintanya cepat kembali setelah urusannya selesai, dan memberi Yan Hui dua nasehat : "Bila hujan lebat, janganlah berteduh di bawah pohon. Dan jangan membunuh."

Yan Hui bilang baiklah lalu berangkat pulang.

Di dalam perjalanan tiba2 angin kencang disertai petir, kelihatannya sudah mau turun hujan lebat. Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba2 ingat nasehat Confusius dan dalam hati berpikir untuk menuruti kata gurunya sekali lagi. Dia meninggalkan pohon itu. Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur. Yan Hui terkejut, nasehat gurunya yang pertama sudah terbukti.

Apakah saya akan membunuh orang? Yan Hui tiba dirumahnya sudah larut malam
dan tidak ingin mengganggu tidur istrinya. Dia menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya. Sesampai didepan ranjang, dia meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri ranjang dan seorang lagi di sisi kanan. Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya. Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasehat Confusius, jangan membunuh. Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah adik istrinya.

Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confusius, berlutut dan berkata: "Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?"

Confusius berkata: "Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun hujan petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah pohon. Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru mengingatkanmu agar jangan membunuh".

Yan Hui berkata: "Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah kagum."

Confusius bilang: "Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga. Kamu tidak ingin belajar lagi dariku. Cobalah kamu pikir. Kemarin guru bilang 3x8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan jabatanmu. Tapi jikalau guru bilang 3x8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah dan itu berarti akan hilang 1 nyawa. Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih penting?"

Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : "Guru mementingkan yang lebih utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun. Murid benar2 malu."

Sejak itu, kemanapun Confusius pergi Yan Hui selalu mengikutinya.

Cerita ini mengingatkan kita:

Jikapun aku bertaruh dan memenangkan seluruh dunia, tapi aku kehilangan kamu, apalah artinya.

Dengan kata lain, kamu bertaruh memenangkan apa yang kamu anggap adalah
kebenaran, tapi malah kehilangan sesuatu yang lebih penting.

Banyak hal ada kadar kepentingannya. Janganlah gara2 bertaruh mati2an untuk prinsip kebenaran itu, tapi akhirnya malah menyesal, sudahlah terlambat.

Banyak hal sebenarnya tidak perlu dipertaruhkan. Mundur selangkah, malah yang didapat adalah kebaikan bagi semua orang.

Bersikeras melawan pelanggan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.

Bersikeras melawan atasan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.

Bersikeras melawan suami. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.

Bersikeras melawan teman. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga

Kemenangan bukanlah soal medali, tapi terlebih dulu adalah kemenangan terhadap diri dan lebih penting kemenangan di dalam hati.
-----------------------------------------------------------------------------

Non scholae sed vitae discimus !
Tikala Baru, 19 Juli 2017.

SECARIK TIKET KERETA

Dalam suatu kereta Ekonomi yang non AC, seorang Eksekutif muda, dengan jas elegan naik di sana. Sesak2an dengan  penumpang lain. Sesaat kemu...