Sebuah saluran televisi yang 100% acaranya adalah tentang biografi dan sejarah tengah membahas biografi seorang wanita yang cukup dikenal. Saya menonton acara ini selama 60 menit dan 45 menit pertama membuat saya terkagum-kagum.
Berawal dari kisahnya sejak berusia 4 tahun yang sangat rajin ke gereja dan tidak pernah absen mengikuti ibunya saat mengunjungi panti asuhan untuk berbagi berkat.
Saat berusia remaja, ia menjadi anggota paduan suara di gerejanya. Ibunya bahkan menyimpan fotonya di setiap pelayanannya saat menjadi anggota paduan suara.
Saat berusia 17 tahun, ia diminta oleh sebuah yayasan untuk menjadi icon anti seks bebas karena hingga di usianya 17 tahun, ia sangat luar biasa, bahkan cara berpakaiannyapun sangat rapih, tidak ada rok mini, baju ketat atau pamer dada.
Saya semakin kagum karena hingga usia 24 tahun saat ia menikah; ia menikah dalam pernikahan kudus di gereja.
Ia dan suami dikaruniai seorang putera dan pernikahan mereka sangat bahagia. Ia melakukan banyak kampanye tentang AIDS, HIV, Narkoba, Seks bebas dan akhirnya menjadi pembicara yang cukup terkenal dan menulis beberapa buku yang menjadi best seller.
Di usianya yang ke-34, ia diminta untuk menjadi bintang iklan beberapa produk dan juga iklan beberapa pesan sosial. Dengan penghasilan yang semakin banyak, saya semakin salut karena puluhan persen penghasilannya ia sumbangkan untuk anak-anak yang kelaparan, korban bencana alam, panti jompo dan panti asuhan.
Karena hatinya yang begitu mengasihi orang-orang miskin dan mengalami masa-masa sulit, ia diutus negara untuk menjadi wakil kenegaraan membawa bantuan dan membangun klinik di Somalia. Ia berada di sana selama 5 bulan meninggalkan suami dan anaknya. Tapi kepergiannya disetujui oleh sang suami yang bekerja sebagai dosen di sebuah universitas.
Sepulangnya dari Somalia, ia menggugat cerai suaminya. Saya mulai bertanya-tanya karena wanita ini identik dengan perkataan-perkataannya yang rohani dalam setiap wawancara dengan media. Bahkan beberapa foto di media menujukkan bahwa dia selalu membawa alkitab kecil kemanapun ia pergi. Gugatan cerainya menjadi tanda tanya besar, terlebih lagi saat pulang dari Somalia ia hamil dengan usia kandungan 3 bulan.
Akhir cerita wanita yang menginspirasi banyak orang ini adalah menghancurkan semua hal baik yang telah ia bangun sejak kecil hanya karena sebuah perselingkuhan atau hawa nafsu. Kisah biografinya ditutup dengan kasus korupsi dana sumbangan pangan bagi Somalia.
Pembaca, bagaimana biografi hidup kita selama kita bersama-sama dengan Tuhan? Apakah dari kasih mula-mula semua kisah kita sangat baik, benar dan menginspirasi banyak orang? Lalu bagaimana kisah hidup kita ketika masalah datang dan godaan ada di depan mata? Apakah biografi perjalanan hidup kita dengan Tuhan semakin baik dan semakin membangun hubungan yang intim dengan Tuhan? Atau malah berakhir dengan pemberontakan, kejahatan, kemunafikan dan pelanggaran?
Seorang sarjana theologi berakhir menjadi tukang bakso karena kecewa kepada Tuhan. Seorang pendeta menceraikan istrinya dan memilih menjadi pengusaha karena perselingkuhan dan hawa nafsu. Seorang pendoa syafaat bunuh diri karena masalah ekonomi. Seorang anak Tuhan memilih meninggalkan Yesus demi menikahi pria yang ia cintai dengan alasan tambahan "daripada jadi perawan tua".
Pembaca, akan lebih baik jika biografi perjalanan hidup kita menceritakan bagaimana awal hidup kita yang jauh dari Tuhan, hidup dalam dosa namun berakhir di bawah kaki Kristus; kristen yang sejati, takut akan Tuhan dan memuliakan nama Tuhan. Seperti kisah Rasul Paulus yang awalnya sebagai pembunuh, Matius yang awalnya memungut cukai yang bahkan berusaha mencekik banyak orang dengan jumlah tagihan yang cukup besar, atau Yunus yang tidak taat dan tidak dengar-dengaran.
Pembaca, Tuhan memiliki sebuah buku untuk setiap orang di mana Ia akan menuliskan kisah perjalanan iman kita selama kita mengenal Dia. Bagaimana kita akan mengakhiri halaman terakhir dari buku itu? Tergantung anda, it's up to you.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar