Minggu, 31 Maret 2019

K E L U A R G A

Keluarga memang selalu menjadi prioritas dan hal utama dalam hidup seseorang. Apalagi di Indonesia yang sangat menjunjung tinggi norma, moralitas, dan adat timur, yang menjadikan keluarga sangatlah penting dan berada diatas segala-galanya.

Dan karena keluarga ini sangat penting, maka seseorang selalu mencari kebahagiaan bagi keluarganya. Sebab dengan keluarga yang bahagia, seseorang atau pasangan akan ikut juga berbahagia. Kebahagiaan keluarga memang selalu berkorelasi dengan kebahagiaan diri. Namun untuk memperoleh kebahagiaan ini dibutuhkan sebuah perjuangan dan kerja keras. Kebahagiaan ini memang tak mudah untuk dicapai.

Rahasia utama mencapai keluarga bahagia adalah menciptakan rasa nyaman satu sama lain. Kenyamanan adalah hal dasar yang dibutuhkan setiap manusia. Maka, semakin nyaman manusia dalam menjalankan hidupnya, semakin besar pula tingkat kebahagiaan yang akan didapat. Begitu pula dalam keluarga.

Selamat menciptakan rasa nyaman untuk mencapai keluarga yang bahagia !

Tikala Baru, 31 Maret 2019

Jumat, 22 Maret 2019

SELALU ADA MATAHARI DI BALIK AWAN HITAM

Daniel sedang duduk di kursi roda. Ia mengidap penyakit
yang mematikan dan tinggal menunggu waktu. Dia lebih banyak diam dan meratapi nasibnya.

Suatu hari dilihatnya beberapa anak kecil yang berlarian. Anak-anak itu tertawa riang dan tak terlihat raut kesedihan di wajah mereka. Seorang anak menendang bola dan masuk ke dalam kamar Daniel. Anak itu berlari menemui Daniel untuk meminta bolanya.

“Hai, permisi aku ingin mengambil bolaku,” kata anak itu.

“Aku Daniel, aku tak bisa cepat mengambilkan bolamu karena aku ada di atas kursi roda.”

“Maaf....panggil aku Juan. Kau sakit Daniel ?”

“Ya, dokter bilang umurku tidak lama lagi", jawab Daniel.

“Kau sedih karena kau akan mati ?", tanya Juan.

“Tentu saja", jawab Daniel.

“Nikmatilah hidupmu seperti aku menikmati hidupku. Kau
tidak bertanya mengapa kepalaku botak, Daniel ?” lanjut Juan menyemangati.

“Oh, aku baru saja menyadarinya. Ada apa dengan kepalamu, Juan ?” tanya Daniel.

“Aku mengidap kanker otak. Aku akan mati, dokter bilang itu setahun yang lalu. Tapi nyatanya aku masih bisa tertawa hingga saat ini. Pasrah saja kepada Tuhan, Daniel. Karena hidup dan mati hanya di tangan-Nya. Bersyukurlah bila kita masih bisa bernapas pada hari ini dan bergembiralah bersama kami", jawab Juan sambil menasihati.

Ada aliran hangat di tubuh Daniel. Ada kekuatan baru untuk bangkit dari kursi roda. Dia menatap senyumnya sendiri di depan cermin dan mendapati dirinya yang dulu telah kembali lagi. Kini Daniel lebih bisa bersyukur karena masih bisa melihat matahari setiap pagi.

“Aku juga ingin bahagia,” doa singkat Daniel.

===================

Selalu ada jawaban di setiap persoalan. Selalu ada matahari di balik awan hitam. Selalu ada tangan yang kuat ketika beban yang kita pikul terasa berat. Dan selalu ada kebahagiaan ketika kita mampu untuk bersyukur.

Penderitaan yang sesungguhnya adalah ketika kita kehilangan kepercayaan diri dan harapan. Ketika Allah tak ada dalam tujuan hidup kita.

Sebagaimana Lu Xun, penulis Cina, menyatakan, “Harapan adalah seperti jalan di daerah pedalaman, pada awalnya tidak ada jalan setapak semacam itu, namun sesudah banyak orang berjalan di atasnya, jalan itu tercipta". Demikian pula harapan yang harus kita miliki.

Dan sejelek apapun jalan yang kita lalui, yakinlah Tuhan sudah menyiapkan sepasang sepatu untuk kita. Tinggal tergantung kita, mau memakainya atau tidak.

"Selalu ada matahari di balik awan hitam".
"In lumine Tuo videmus lumen", di dalam terang-Nya, kami melihat cahaya.
Terima kasih.

Tikala Baru, 22 Maret 2019.

Selasa, 19 Maret 2019

SEMUA ORANG MEMILIKI KISAH HIDUPNYA

Sekali peristiwa, seorang anak yang berusia 24 tahun melihat keluar dari jendela kereta sambil berteriak :
"Ayah, lihat pepohonan itu seakan pergi ke belakang !"
Ayahnya hanya tersenyum dan pasangan muda yang duduk di dekatnya, melihat perilaku kekanak-kanakan dari si anak yang berusia 24 tahun dengan kasihan,  tapi tiba-tiba ia kembali berseru ;
“Ayah, lihat awan itu bergerak bersama kita !”

Pasangan ini tidak bisa menahan diri dan berkata kepada
orang tuanya :
“Kenapa bapak tidak membawa anak anda ke dokter yang hebat ?”  Orang tua itu tersenyum dan berkata : “Saya telah melakukan itu dan ini kami baru pulang dari rumah sakit, anak saya itu buta sejak lahir, dia baru menerima donor mata hari ini, dan ini pengalaman pertamanya melihat pemandangan indah begini".


Setiap orang di dunia ini memiliki sebuah cerita. Maka dari itu, kita diharapkan tidak menilai orang sebelum benar-benar mengenal mereka. Kebenaran mungkin mengejutkan anda. Jangan menilai isi buku hanya dari sampulnya saja.
Sekian.




Tikala Baru, 19 Maret 2019.

Kamis, 08 November 2018

RENUNGAN SINGKAT

Seorang laki-laki pergi ke gereja. Ia lupa mematikan hand-
phone-nya dan berdering secara tiba-tiba waktu sedang berdoa. Pendeta memarahinya. Para jemaat menegurnya setelah doa, karena dia sudah mengganggu keheningan. Sekembali mereka ke rumah istrinya terus menguliahinya sepanjang jalan pulang karena keteledorannya itu. Orang-orang tampak melihatnya sambil melotot, mempermalukan dan meremehkannya. Sejak itu, ia tidak pernah melangkahkan kakinya lagi ke gereja.

DAN

Malam itu juga, ia pergi ke bar. Masih merasa gugup dan
terguncang dengan peristiwa di gereja pagi tadi,  dia tidak sengaja menumpahkan minumannya di meja. Pelayan bar minta maaf dan memberikannya lap untuk membersihkannya sendiri. Petugas kebersihan mengepel lantai. Manajer bar itu memberikan minuman pengganti dan juga memberikannya pelukan sambil berkata : "Tidak usah kawatir. Siapa sih yang tidak pernah berbuat salah?".
Sejak saat itu, ia tidak pernah berhenti datang ke bar itu.

PELAJARAN :

Kadang-kadang sikap kita sebagai orang percaya malah mengantarkan jiwa-jiwa ke neraka. Anda sendiri dapat membuat perbedaan bagaimana memperlakukan orang secara khusus ketika mereka melakukan kesalahan di manapun dia berada.


Damai dan kasih Kristus kiranya selalu menyertai anda !
Terima kasih.

Tikala Baru, 8 November 2018.

Rabu, 07 November 2018

IRONI KEHIDUPAN

Di pintu masuk Kebun Binatang, tertulis :
Tarif tiket : Rp 50.000,-/orang
Karena beberapa lama tidak ada pengunjung, maka harga tiket diturunkan menjadi : Rp 25.000,-/orang.

Namun masih tidak ada juga pengunjung datang, akhirnya kembali ia turunkan tarif tiket menjadi hanya : Rp 10.000,-/orang, dan tetap tidak ada pengunjung yang mau masuk !

Akhirnya ditulislah pengumuman :
"MASUK GRATIS"
Dan tiba2 banyak orang yg berebutan masuk.

Ketika pengunjung di dalam penuh, Sang pawang membuka semua pintu kandang binatang buas, seperti : Singa, harimau, macan, serigala, ular, dsb.

Pengunjung pun sontak pada PANIK !  Kemudian pintu keluar di KUNCI.

Lalu di pintu keluar itu dia tulis :
Keluar Bayar Rp 500.000,-!!!
Kemudian BANYAK orang berebut membayar.

Inilah ironi kehidupan.
Ketika ditawarkan HIDUP SEHAT :
~ Makan yang sehat
~ Istirahat yang cukup
~ Olahraga, dsb
demi menjaga kesehatan sebagai upaya pencegahan penyakit banyak orang enggan, TIDAK MAU.

Tapi kalau sudah masuk Rumah Sakit, berapapun mahal biayanya PASTI dibayar asal bisa sembuh, sekalipun harus jual ASSET dan berHUTANG !

Semoga terinspirasi !!!

Jack M bilang : Jika pisang dan uang diletakkan di hadapan
seekor monyet, maka monyet akan memilih pisang, karena monyet tidak mengerti bahwa uang bisa digunakan untuk membeli banyak pisang.

Dalam kenyataan hidup, jika uang dan kesehatan diletakkan dihadapan orang, acap kali orang akan memilih uang, karena terlalu banyak orang yang tidak mengerti bahwa kesehatan dapat berguna mendapatkan lebih banyak uang dan kebahagiaan.


Tidak ada yang mahal, kecuali hanya kesehatan yang paling mahal. Segala apapun bisa ditunda, kecuali hanya kesehatan yang tidak dapat ditunda.





Tuhan selalu menyertai kita !!!

Tikala Baru, 7 November 2018.

Senin, 07 Mei 2018

KISAH ANAK DAN AYAHNYA

Hal begini biasa terjadi didalam rumah tangga jaman Now.

Putranya tidak suka tinggal di rumah karena ayahnya selalu ngomel.

"Nak .....kamu meninggalkan ruangan tanpa mematikan kipas angin ..."

"Matikan TV.......jangan biarkan menyala di ruangan di mana
tidak ada siapa-siapa menontonnya".

"Simpan pena di tempatnya.....jangan itu jatuh ke bawah meja".

Putranya tidak suka ayahnya mengomelinya untuk hal-hal kecil begini.

Tapi dia harus mentoleransi hal-hal ini sejak kecil,  ketika dia bersama keluarga nya di rumah yang sama.

Tibalah hari ini, di mana dia mendapat undangan untuk wawancara kerja.

Dia membatin dalam hatinya :

"Begitu saya mendapatkan pekerjaan itu, saya akan meninggalkan kota ini. Tidak akan ada lagi  omelan dari ayah saya".

Begitulah pikirannya.

Ketika dia hendak pergi untuk wawancara, sang ayah menyarankan :

"Nak, jawablah pertanyaan yang diajukan kepadamu tanpa ragu-ragu. Bahkan jika engkau tidak tahu jawabannya, sebutkan itu dengan percaya diri".

Ayahnya memberi uang yang lebih banyak daripada yang sebenarnya dibutuhkan untuk menghadiri wawancara.

Putranya tiba di pusat wawancara.

Dia memperhatikan bahwa tidak ada penjaga keamanan di
gerbang, meskipun pintunya terbuka. Gerendelnya menonjol keluar.  Hal itu bisa membuat orang masuk melalui pintu menjadi tertabrak. Dia meletakkan gerendel kembali dengan benar, menutup pintu dan memasuki kantor.

Di kedua sisi jalan dia bisa melihat tanaman bunga yang indah.  Air mengalir di pipa selang dan tidak terlihat oleh seseorang di mana pun. Airnya meluap di jalan setapak. Dia menutup mata kran dan mengangkat selang dan meletakkannya di dekat salah satu tanaman dan melangkah lebih jauh.

Tidak ada seorang pun di area resepsionis, namun  ada pemberitahuan yang mengatakan bahwa wawancara berada di lantai pertama. Dia perlahan menaiki tangga.

Lampu yang dinyalakan tadi malam masih menyala pukul 10 pagi ini. Dia ingat peringatan ayahnya, "Mengapa kamu meninggalkan ruangan tanpa mematikan lampu ...?"  Dan dia masih bisa mendengarnya sekarang. Dia merasa sedikit jengkel oleh pikiran itu, namun dia mencari saklar dan mematikan lampu itu.

Di lantai atas di Aula besar dia bisa melihat banyak calon duduk menunggu giliran. Melihat banyaknya pelamar, hatinya bertanya-tanya : apakah dia punya kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan itu ...!?

Dia pun memasuki Aula dengan sedikit gentar dan menginjak keset kaki yang bertuliskan "Selamat Datang" yang ditempatkan di depan pintu.

Diperhatikannya bahwa keset kaki itu terbalik, spontan saja dia meluruskannya walaupun dengan sedikit kesal.

Dia melihat bahwa dalam beberapa baris di depan ada
banyak orang yang menunggu giliran, sedangkan barisan belakang kosong.

Dia mendengar kipas angin sedang terpasang, dia mematikan kipas yang tidak diperlukan itu dan duduk di salah satu kursi yang kosong.


Dia melihat banyak pria memasuki ruang wawancara dan segera pergi melalui pintu lain. Jadi tidak mungkin ada yang bisa menebak apa yang ditanyakan dalam wawancara itu.

Ketika tiba gilirannya, dia pergi dan berdiri di hadapan Pewawancara dengan sedikit gemetar dan pesimis.

Sesampainya didepan meja, Pewawancara langsung mengambil Sertifikat dan tanpa bertanya apa-apa mereka langsung berkata :

"Kapan Anda bisa mulai bekerja ...?"

Dia terkejut dan berpikir :

"Apakah ini pertanyaan jebakan atau sebuah sinyal bahwa saya telah diterima untuk pekerjaan itu ...!?"

Dia bingung.................

"Apa yang kamu pikirkan ...?"

Tanya sang Bos,  kemudian melanjutkan kata-katanya, "Kami tidak mengajukan pertanyaan kepada siapa pun di sini karena dengan mengajukan hanya beberapa pertanyaan kami tidak akan dapat menilai siapa pun.

Tes kami adalah untuk menilai sikap orang tersebut.

Kami melakukan tes tertentu berdasarkan attitude para kandidat.

Kami mengamati setiap orang melalui CCTV, untuk mengamati apa saja yang dilakukannya. Ketika melihat gerendel di pintu, pipa selang yang mengalirkan air, keset selamat datang, kipas angin dan lampu yang menyala walau tidak berguna, anda adalah satu-satunya yang melakukan itu. Itu sebabnya kami memutuskan untuk memilih Anda !"

Hatinya terharu, dia ingat ayahnya. Dia yang selalu merasa jengkel terhadap disiplin dan omelan ayahnya, sekarang menyadari bahwa omelan dan disiplin yang ditanamkan ayahnya telah membuat dia diterima pada pekerjaan yang diinginkannya.

Kekesalan dan kemarahan pada ayahnya seketika sirna.

"Ayah..... maafkan anak mu",  demikian bisiknya.

Dia memutuskan akan meminta maaf kepada ayahnya.

Dia akan membawa ayahnya melihat tempat kerja nya.

Dia pulang ke rumah dengan bahagia.
==================

Apapun yang ayah katakan kepada kita, semuanya hanyalah
untuk kebaikan kita, sekarang dan nanti.

Semua bertujuan untuk memberi kepada kita masa depan yang cerah ...!

Batu karang tidak akan menjadi patung yang indah dan berharga, jika tak mampu menahan rasa sakit dari pahat yang memotongnya.

Agar kita menjadi pribadi  yang indah, kita perlu menerima dan mematuhi peringatan. Memahat kebiasaan baik dari perilaku buruk yang muncul dari diri kita sendiri.

Ibu mengangkat anak di pinggangnya untuk memeluk, memberi makan, dan untuk membuatnya tidur.

Tetapi ayah mengangkat anak itu ke pundaknya untuk membuatnya melihat dunia yang tidak bisa dilihat anaknya.

Ayah dan ibu adalah pahlawan dan guru kehidupan. Petunjuk dan kasih sayang nya mendampingi kita sepanjang kehidupan.

Perlakukanlah mereka dengan baik.

Hal ini akan menjadi  contoh dan bimbingan dari generasi ke generasi berikutnya, sebagai estafet kehidupan.

"Verba docent exempla trahunt",
kata-kata mengajarkan, teladan membuktikan !

Sekian.

Tikala Baru, 7 Mei 2018.

SUARA YANG PALING INDAH

Seorang tua yang tidak berpendidikan tengah mengunjungi sebuah kota besar untuk pertama kali dalam hidupnya. Dia dibesarkan di sebuah dusun di pegunungan yang terpencil, bekerja keras membesarkan anak-anaknya, dan kini sedang menikmati kunjungan perdananya ke rumah anak-anaknya yang modern.

Suatu hari, tengah duduk-duduk di serambi rumah, orang tua
itu mendengar suara yang menyakitkan telinga. Belum pernah dia mendengar suara yang begitu tidak enak didengar semacam itu di dusunnya yang sunyi. Dia bersikeras mencari sumber bunyi tersebut. Dia mengikuti sumber suara sumbang itu, dan dia tiba di sebuah ruangan belakang rumah dari tetangga mereka, di mana seorang anak kecil sedang belajar bermain biola.

“Ngiiik! Ngoook!” berasal dari nada sumbang biola tersebut.

Saat dia mengetahui dari putranya bahwa itulah yang dinamakan biola, dia memutuskan untuk tidak akan pernah mau lagi mendengar suara mengerikan tersebut.

Hari berikutnya, orang tua ini mendengar suara yang seolah membelai-belai telinga tuanya. Belum pernah dia mendengar melodi yang seindah itu di lembah gunungnya, dia pun mencoba mencari sumber suara tersebut. Ketika sampai ke sumbernya, dia tiba di ruangan depan sebuah rumah, di mana seorang lelaki setengah tua, seorang maestro, sedang memainkan sonata dengan biolanya.

Seketika, orang tua ini menyadari kekeliruannya. Suara tidak
mengenakkan yang didengarnya kemarin bukanlah kesalahan dari biola, bukan pula salah anak itu. Itu hanyalah proses belajar dari seorang anak yang belum bisa memainkan biolanya dengan baik.

Dengan kebijaksanaan polosnya, orang tua itu berpikir bahwa mungkin demikian pula halnya dengan agama. Sewaktu kita bertemu dengan seseorang yang menggebu-gebu terhadap kepercayaannya, tidak lah benar untuk menyalahkan agamanya. Itu hanyalah proses belajar seorang pemula yang belum bisa memerankan agamanya dengan baik. Sewaktu kita bertemu dengan seorang bijak, seorang maestro agamanya, itu merupakan pertemuan indah yang menginspirasi kita selama bertahun-tahun, apa pun kepercayaan mereka.

Pada hari ketiga, di suatu tempat di bagian kota lain, si orang tua mendengar suara lain yang bahkan melebihi kemerduan dan kejernihan suara sang maestro biola. Melebihi indahnya suara aliran air pegunungan pada musim semi, melebihi indahnya suara angin musim gugur di sebuah hutan, melebihi merdunya suara burung-burung pegunungan yang berkicau setelah hujan lebat. Bahkan melebihi keindahan hening pegunungan sunyi pada suatu malam musim salju.

Itu adalah suara sebuah orkestra besar yang memainkan sebuah simfoni. Bagi si orang tua, alasan mengapa itulah suara terindah di dunia adalah, setiap anggota orkestra merupakan maestro alat musiknya masing-masing dan mereka telah belajar lebih jauh lagi untuk bisa bermain bersama-sama dalam harmoni.

“Mungkin ini sama dengan agama,” pikir si orang tua. “Marilah kita semua mempelajari hakikat kelembutan agama kita melalui pelajaran-pelajaran kehidupan. Marilah kita semua menjadi maestro cinta kasih di dalam agama masing-masing. Lalu, setelah mempelajari agama kita dengan baik, lebih jauh lagi, mari kita belajar untuk bermain, seperti halnya para anggota sebuah orkestra, bersama-sama dengan penganut agama lain dalam sebuah harmoni!”

Sadar dan bangunkan kesadaran kita akan hal ini. Inilah praktik menjadi Manusia Seutuhnya.
Sekian.

Tikala Baru, 7 Mei 2018.

Jumat, 06 April 2018

MENCARI SATU TEMAN


Orang bisa bertemu.
Semua karena jodoh.......... 

Orang bisa berteman. 
Semua karena ketulusan....... 

Mengingat seseorang, itu menyenangkan. 
Diingat seseorang, itu bahagia....

Seumur hidup harus ada enam jenis teman :

1.Bertemanlah dengan teman yang perihatin. 
Ketika kamu lagi jatuh susah. Ia malah bisa menasehati kamu. 
Bantu kamu...... 

2.Bertemanlah dengan teman yang penuh energi. 
Pada waktu kamu gagal menghadapi masalah. 
Ia mendampingi kamu. Memberi kamu semangat...... 

3.Bertemanlah dengan teman yang menuntun jalan.
Sukarela jadi peneliti jalan. 
Membawa kamu melewati jalan kubangan lumpur. 
Membuka jalan sesat..... 

4.Bertemanlah dengan teman yang mau memberi petunjuk dan mengingatkan. 
Perhatian kepadamu. 
Selalu mengkoreksi kamu. 
Agar kamu segera mengetahui keadaan sendiri. 

5.Bertemanlah dengan teman yang selalu ingin berargumentasi dengan kamu. 
Selalu menjadikan kamu orang yang pertama yang disodorkan ide-idenya.
6.Bertemanlah dengan teman yang tidak pernah meninggalkan kamu. Selalu mengirim motivasi, berita, lelucon, kata-kata mutiara. 
Teman yang bisa terus mengirim pada kamu. 
Sebab dia memandang kamu adalah teman yang penting di dalam hatinya.  

Kekayaan bukanlah teman yang ABADI. 
Tetapi teman adalah kekayaan yang ABADI.


Teman adalah sebuah kekayaan yang luar biasa.

Terima kasih.



Tikala Baru, 6 April 2018.


Sabtu, 24 Maret 2018

PERTANYAAN SAMURAI

Seorang Kesatria Samurai ingin tahu apakah ada Surga dan Neraka.
Maka ia datang menemui seorang Guru Spiritual yang ia hormati dan kagumi,

"Guru yang mulia, saya datang hendak bertanya kepada Anda. Anda pasti bijak dan jujur, jadi bila Anda tidak tahu jawabannya, mohon langsung katakan tidak tahu ! Setidaknya jujurlah, jangan mengada-ada jawabannya.
Pertanyaannya... apakah Surga dan Neraka itu ada ?"


Guru itu menjawab dengan ketus, "Kau terlalu bodoh untuk bisa tahu".

Ia menghina Samurai itu.
Dan kita tahu bahwa Samurai adalah Kesatria yang penuh harga diri, dan mereka tidaklah bodoh. Mereka sangat cerdas dan terlatih. 
Jelas saja ia tesinggung.

Ia mengatakan, "Yang mulia, saya tidak bodoh. 
Jawab pertanyaannya dan kalau tidak tahu bilang saja tidak tahu, titik !"


Dengar....., "Saya malas menjawab pertanyaan Begundal sepertimu !"

Luar biasa, Guru memanggil Sang Prajurit Elit sebagai Begundal.


Kesatria ini meletakkan tangannya di gagang pedangnya dan berkata : "Hati-hati perkatanmu, pedang ini sangatlah tajam dan bisa memenggal kepalamu dengan sekali tebas !"


Guru itu berseru,
"Dengan Logam karatan itu.....?
Kamu bahkan tak bisa memotong kue dengan itu !"

Hal ini benar-benar memicu kemurkaannya. 
Samurai itu sangat tersinggung, harga dirinya terluka sangat parah.  Ia mencabut pedangnya dan nyaris menebas leher Sang Guru.

Guru itu menatapnya tajam dan mengatakan,
"Itulah Neraka !
Kamu marah, keadaan bathinmu ketika kecewa dan tersinggung, itulah rasanya Neraka !
Kamu ingin memenggal kepalaku karena kecewa dan sakit hati....?  Bayangkan kamu di sana tidak hanya sebentar, namun zaman demi zaman, itulah Neraka !"



Untunglah Samurai itu paham. 
Tapi luar biasanya Guru itu cuma mengandalkan keberuntungannya sampai pada batas terakhir. Sang Guru tetap masih hidup dan bisa menceritakan pengalamannya.

Samurai itu berkata, "Akhirnya, saya bertemu dengan orang yang bijak dan tidak hanya membuat-buat cerita".

Jelas, ini bukan jawaban yang berbelit-belit dan tidak jelas, dan Guru itu sebenarnya hanya meminta agar si Samurai memahaminya langsung.
Ia tidak mengatakan bahwa jawabannya tertulis di dalam kitab suci, namun ia langsung mengajarkan sesuatu, luar biasa kan ?!


Mengajari orang bukan ke isi kepala mereka, namun ke hatinya!


Kesatria Samurai ini langsung berlutut di tanah dan bersujud kepada Sang Guru dengan linangan air mata mengalir di
pipinya,  "Anda adalah Guru yang menakjubkan. Terimakasih banyak !"





Sang Guru menatapnya dan tersenyum penuh syukur, "Itulah surga....!  Itulah perasaan yang kamu alami saat ini. Mohon jagalah itu dalam hatimu, hari demi hari. Itulah surga !"

==================

Pesan :
Kita bisa memahami surga dan neraka di dalam kehidupan ini juga, namun itu hanya kondisi sementara dan kita cenderung mengalami kedua hal ini, lagi dan lagi....
Sekian, terima kasih !



Tikala Baru, 24 Maret 2018.

Minggu, 18 Maret 2018

GAK USAH DIKEMBALIKAN

Ada seorang sahabat, orangnya bersahaja.
Ia punya “kebiasaan” yang menurut saya sangat langka.

Kalau beli sesuatu dari "pedagang kecil”,
ia tidak mau menawar, bahkan seringkali jika ada uang kembalian, selalu diberikan pada pedagangnya.

Pernah suatu saat kami naik mobilnya, mampir di SPBU.
Ia berkata kepada Petugas SPBU :
"Tolong diisi Rp 95 ribu saja ya."
Sang Petugas merasa heran.
Ia pun balik bertanya: "Kenapa tidak sekalian Rp 100 ribu, pak?"
"Gak apa-apa, isi saja Rp 95 rb", balasnya

Selesai diisi tanki bensinnya, ia memberikan uang Rp 100 ribu.
Sang petugas pun memberikan uang kembalian 5 ribu.
Iapun berkata: "Gak usah, ambil saja kembaliannya."

Sang petugas SPBU seperti tidak percaya.
Ia pun berucap: "Terima kasih, Pak. Seandainya semua orang seperti Bapak, tentu hidup kami tidak susah dengan gaji pas2 an sebagai pegawai kecil."

Saya tertegun dengan perilakunya...

Di dalam perjalanan, saya bertanya :
“Sering melakukan hal seperti itu?"

Iapun menjawab:
"Temanku, kita tidak mungkn bisa mengikuti semua perintah agama. Lakukanlah hal2 kecil yang bisa kita lakukan disekeliling kita, yg penting konsisten.

Kita tidak akan jatuh miskin jika setiap mengisi bensin kita memberi 5 ribu kepada mereka.
Uang 5 ribu dan itu pun tidak akan membuat dia kaya tapi yg jelas membantu dan membuat hatinya bahagia.

Hiduplah tiap hari seperti matematika,
mengalikan sukacita,
mengurangi kesedihan,
menambahkan semangat,
membagi kebahagiaan,
dan menguadratkan kasih sayang antar sesama.

Sekian.






Mutiara Waterworld - Sagerat Bitung, 18 Maret 2018.

Rabu, 28 Februari 2018

KESOMBONGAN HANYA MEMBAWA KITA PADA KEJATUHAN YANG LEBIH DALAM

Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan.
Dia melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja,
guru mengangkat air dengan ember dan menyikat lantai rumahnya.

Pria itu bertanya:
"Apa yang sedang anda lakukan Guru..?"

 Sang Guru menjawab:
"Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang meminta nasihat.
Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi
mereka.
Mereka pun tampak puas sekali.
Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat.
Kesombongan saya mulai bermunculan.
Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya.

Sombong adalah Penyakit yang sering menghinggapi kita semua, benih-benihnya kerap muncul tanpa kita sadari.

Ada tiga tingkat Kesombongan dalam diri manusia :

1. Di tingkat pertama:
Sombong disebabkan oleh faktor
materi.
Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.

2. Di tingkat kedua :
Sombong disebabkan oleh faktor Kecerdasan.
Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.

3. Di tingkat ketiga :
Sombong disebabkan oleh faktor Kebaikan.
Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.

Yang menarik..
Semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya..

Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.

Cobalah setiap hari  kita memeriksa hati kita.
Karena setiap hal yang baik dan yang bisa kita lakukan, semua HANYA KARENA ANUGERAH-NYA.

Kita ini manusia hanya seperti debu, yang suatu saat akan
hilang dan lenyap.
   
KESOMBONGAN HANYA AKAN MEMBAWA KITA PADA KEJATUHAN YANG LEBIH DALAM..

Semoga kita dijauhkan dari sifat2 sombong.  Bangga diri dapat merusak amal ibadah kita.

ONLY BY HIS GRACE !
Just be smart.


Kantor Pusat Unsrat, Kampus Bahu Manado, 28 Pebruari 2018.

SECARIK TIKET KERETA

Dalam suatu kereta Ekonomi yang non AC, seorang Eksekutif muda, dengan jas elegan naik di sana. Sesak2an dengan  penumpang lain. Sesaat kemu...