Senin, 04 September 2017

TEH PANAS SAK SRUPUTAN DI POJOK ALUN-ALUN KIDUL


Saya melihat simbok penjual sayur menyruput teh... nampak nikmat sekali..., setelah
puas ditutupnya kembali cangkir blirik ijo...

Saya mencoba untuk belajar.... merenung peristiwa ini.

Ternyata pada akhirnya semua rasa itu sama...

Secangkir teh blirik itu hanyalah seharga Rp 2.000 ,00 (dua ribu rupiah). Namun simbok itu begitu menikmatinya... tidak beda dengan nikmatnya teh yang dibeli di cafe atau resto dengan tarif harga mahal.

Seberapa lama teh itu nikmat...?

Hanyalah sepanjang perjalanan sampai di tenggorokan... setelah itu rasanya lenyap.

Tidak berbeda dengan minuman semahal apapun.

Begitu pula nikmat-nikmat yang lainnya, ketika tidur di kasur yang empuk ataupun tikar, ketika mata terpejam, kita tak bisa membedakan saat ini tidur di mana.. nikmatnya kasur empuk hanyalah terasa sampai mata ini terpejam.

Begitu pula tentang sebuah penderitaan. Sewaktu nglaju dari Jogja - Semarang, saya sering tidak mendapat tempat duduk di bis... pegel2 .... deh kaki ini, apalagi bawa bawaan... dan baru dapat tempat duduk, 10 menit menjelang turun.

Rasanya penderitaan 5 jam sebelumnya tidak terasa lagi, nikmaaatt sekali.... yang 10 menit ini. Namun senikmat apapun, saat kondektur bilang "Terboyo terakhir Terboyo terakhir..." maka tanpa pikir panjang atau berat hati saya berdiri.. kursi saya tinggalkan.

Tak terpikir untuk membawa kursi bis.

Entah esok akan dapat kursi lagi atau tidak.. pokoknya kursi saya tinggalkan.

Begitu pula dengan kursi jabatan.. saatnya selesai, tinggalkan kursi dengan senang hati

Ternyata kehidupan itu hanyalah tentang rasa... dan segala rasa hanyalah sebentar dan akan berganti rasa yang lain.

Apapun rasa yang hadir padamu saat ini... nikmati sajalah.. karena semua hanya sementara...

Maturnuwun !


Tikala Baru, 4 September 2017.

HATI SEORANG IBU

Ada sebuah cerita menarik, pada suatu
malam seorang Pemuda tertidur lalu bermimpi. Dalam mimpinya, seolah-olah setiap orang bisa melihat bentuk hati di dada orang lain termasuk hatinya sendiri. Sekilas, ia sangat mengagumi dan terheran-heran dengan suasana ini. Lalu, sang pemuda mengalihkan pandangan ke dadanya sendiri, ia sangat bangga ketika melihat hatinya berbentuk merah jambu utuh dan berkilauan. “Hati yang sempurna” katanya, “Tak bercacat dan tak bernoda”.

Lalu ia melangkahkan kakinya keluar. Ia mulai mengamati hati orang-orang di sekitarnya. Ada yang terpancar indah seperti miliknya, ada yang terdapat luka, ada yang besar, ada yang kecil, dan sebagainya. “Wow, luar biasa…” katanya lagi. sang pemuda makin yakin bahwa hatinyalah yang paling sempurna karena ia tidak melihat ada hati yang lebih indah dari miliknya.

Pandangan si pemuda terpaku saat melihat seorang wanita tua yang menggunakan penutup kepala. Wanita tua itu hampir tidak kelihatan wajahnya. Wanita tua itu berhati sangat besar tetapi tak berbentuk. si pemuda pun heran kenapa banyak sekali lubang yang ternganga di hati orang itu. Ia berjalan mendekat ke arah si wanita tua dan bertanya kepadanya.

“Kenapa hatimu seperti itu? kenapa tidak berbentuk sempurna dan indah seperti milik saya?” Katanya setengah pamer. Jawab wanita itu, “Mungkin karena kamu masih terlalu muda dan belum begitu memahami dunia.”

Wanita tua melanjutkan, “Setiap saya mencintai seseorang, aku mencongkel hati ini dan kuberikan padanya. Begitu pula jika saya menolong orang, selalu ada serpihan hati yang kubagi pada orang itu. Dulu, saat saya masih muda dan bergaul dengan banyak sahabat, hati saya teriris-iris karena harus kubagi pada banyak sekali teman. Saat saya mulai menikah dan punya anak, hati saya hampir habis tersayat-sayat untuk memahami suami dan mengasuh anak.”

“Tetapi, ada suatu saat di mana orang-orang juga mulai membagi hati pada saya.
Mereka juga belajar mengiris hatinya untuk menutup setiap luka di hati saya hingga bertumpuk-tumpuk, itulah sebabnya kenapa hati saya beberapa kali lipat lebih besar dari hatimu, sekalipun tidak berbentuk lagi. Memang, tidak semuanya mau berbuat demikian, itulah sebabnya kenapa masih banyak sekali lubang menganga di hati ini. Sekarang, hati siapa yang lebih indah? hatiku atau hatimu?”

Sang pemuda tertegun untuk sekian lama. Ia mulai menyadari bahwa hati wanita tua itu jauh lebih sempurna dari hatinya. Luka, cacat, dan banyaknya tambalan di hati wanita itu justru menjadikannya lebih indah dan lebih besar dari miliknya. Setiap lubangnya seolah berbicara tentang cinta dan ketulusan di kehidupan yang dijalaninya. Sejenak, si pemuda mulai mengamati wajah wanita tua. Ia terperanjat ketika melihat wanita tua itu ternyata ibunya sendiri. Seketika itu juga ia tersadar ternyata hari sudah siang.
Sekian.


Tikala Baru, 4 September 2017.

Minggu, 03 September 2017

CINTA-KASIH TIDAK MENGINGAT KESALAHAN

🍜 Seorang anak bertengkar dengan ibunya dan meninggalkan rumah.

🍜 Saat berjalan tanpa tujuan, ia baru sadar bahwa ia sama sekali tidak membawa uang πŸ’΅.
 Ia lapar sekali, ingin makan semangkok bakmi

🍜 Pemilik bakmi melihat anak itu berdiri cukup lama didepan warungnya, lalu bertanya.

🍜 "Nak, apakah engkau ingin memesan bakmi❓"

🍜 "Ya, tapi aku tidak punya uang,"
jawab anak itu dengan malu-malu.

🍜 "Tidak apa-apa, aku akan memberi gratis".

🍜 Anak itu segera makan. Kemudian air matanya mulai berlinangπŸ˜₯.

🍜 "Ada apa nak❓"
tanya pemilik warung.

🍜 "Tidak apa-apa, aku hanya terharu karena seorang yang baru kukenal memberi aku semangkuk bakmi 🍜, sedangkan ibuku telah mengusirku dari rumah.

🍜 Kamu seorang yang baru kukenal tapi begitu peduli padaku".

πŸ”œπŸ”œπŸ”œπŸ”œπŸ”œπŸ”œπŸ”œπŸ”œ

Pemilik warung itu Berkata :
"Nak, mengapa kau berpikir begitu. Renungkan saja hal ini,
'Aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu,
sedangkan ibumu telah memasak , dll setiap hari sampai kamu dewasa'.
Harusnya kamu berterima kasih kepadanya".

 Anak itu kaget mendengar hal tersebut :

"Mengapa untuk semangkuk 🍜 bakmi dari orang yang baruku kenal, aku begitu
berterima kasih,....tapi ...terhadap ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun,
aku tak pernah berterima kasih".

Anak itu segera bergegas pulang.

Begitu sampai di ambang pintu rumah,
ia melihat ibunya dengan wajah cemas.

Ketika melihat anaknya, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah : "Nak.., kau sudah pulang, cepat masuk, ibu telah menyiapkan makan malam."

Mendengar hal itu,
si anak tidak dapat menahan tangisnya dan menangis 😭 dihadapan ibunya .

πŸ”œπŸ”œπŸ”œπŸ”œπŸ”œ

😘 Sahabatku, kadang satu kesalahan, membuat kita begitu mudah melupakan kebaikan yang telah kita nikmati tiap hari.

😘 Sekali waktu kita mungkin akan sangat berterima kasih untuk suatu pertolongan kecil yang kita terima.

😘 Namun kita sering tidak sadar dan lupa berterima kasih πŸ™ akan kebaikan-kebaikan dari orang-orang yang sangat dekat dengan kita.

Berterimakasih lah Kepada :
Ayah - Ibu ... kita
Istri / Suami ... kita
Pembantu Rumah Tangga ... kita
Pegawai di kantor ... kita
Semua Orang orang terdekat dengan kita

😍 Hidup itu indah, kalau kita pandai berterima kasih dan bersyukur ... πŸ™
Belajar menerima apa adanya ...

Ketika GELAP,
baru tersadarkan apa arti dari TERANG.

Ketika KEHILANGAN,
baru tersadarkan arti dari MEMILIKI

Ketika BERPISAH,
baru tersadarkan arti dari KEBERSAMAAN.

Kemarin sudah TIADA,
besok belumlah TIBA,
kita hanya punya 1 hari, yaitu HARI ini. Jangan sesali yang telah berlalu, itu perbuatan sia-sia.

Syukuri apa yang telah dimiliki, agar kebahagiaan selalu berada disisi kita.

Dalam kehidupan NYATA,
kadang kita suka mempermasalahkan hal yang KECIL,
yang tidak PENTING, sehingga akhirnya merusak NILAI yang BESAR.

Persahabatan yang INDAH selama puluhan tahun BERUBAH menjadi permusuhan yang HEBAT, karena SEPATAH kata PEDAS yang tidak DISENGAJA.

Keluarga yang RUKUN dan HARMONIS pun bisa HANCUR hanya karena perdebatan KECIL yang tidak PENTING.
yang REMEH kerap dipermasalahkan,
tetapi yang lebih PENTING dan berharga LUPA dan TERABAIKAN.

Seribu KEBAIKAN sering tidak BERARTI, TAPI SETITIK kekurangan DIINGAT seumur hidup.

Mari belajar MENERIMA kekurangan apapun yang ada -dalam kehidupan kita-,
Bukankah tak ada yang SEMPURNA didunia ini ... ?

SEHATI bukan karena MEMBERI,
tetapi sehati karena saling MEMAHAMI.

BETAH bukan karena MEWAH, tetapi betah karena saling MENGALAH

INDAH bukan karena selalu MUDAH,
tetapi INDAH karena dihadapi bersama setiap KESUSAHAN.

Sekian !

🌲🍁CARITAS NON COGITAT MALUM, Kasih tidak mengingat kesalahan🍁🌲


Puncak Pangolombian, Kota Tomohon - Sulut, 3 September 2017.

Minggu, 13 Agustus 2017

KEKUATAN DOA

Suatu hari seorang wanita datang ke sebuah toko bahan makanan dan meminta bahan makanan agar dia dapat memasaknya untuk anak-anaknya.

Si pemilik toko bertanya kepada wanita itu, "Berapa uang yang engkau punya ...?"

Wanita itu menjawab, "Suamiku tewas tertembak dalam medan perang, aku tidak punya apa-apa untuk membelikan bahan makanan, kecuaLi DOA".

Si pemilik toko menjawab dengan ketus, "Tuliskan Doa'mu itu".

Wanita tersebut mengeluarkan secarik kertas dari dompetnya dan menyodorkan kepada si pemilik toko.

"Aku menulis Doa ini kemarin malam seraya menjaga bayiku yang sakit", kata wanita itu.

Si pemilik toko dengan kasar mengambil kertas itu dan menaruhnya di sisi timbangan kunonya.

Ia berkata, "Aku akan memberimu bahan makanan seberat bobot kertas ini".

Betapa terperanjat dia, tatkala ia menaruh sepotong roti di sisi lain dari timbangan tersebut, timbangan itu tidak bergerak sedikitpun. Ia menambahkan sebongkah keju, lalu sepotong daging. Namun timbangan itu tetap tidak bergeming. Akhirnya karena ia sudah menaruh begitu banyak bahan pangan, timbangan itu sudah tidak dapat memuat apa-apa lagi.

Si pemilik toko menyodorkan sebuah kantong kepada wanita itu dan berkata, "Anda sendiri sajalah yang memasukkannya ke dalam kantong itu".

Setelah selesai memasukkan bahan pangan ke dalam kantong tersebut, wanita itu pergi dengan air mata sukacita.
Si pemilik toko baru tahu bahwa timbangannya rusak tepat di saat dia menaruh KERTAS DOA wanita tersebut.

Dalam kepenasaran, si pemilik toko pun membaca DOA yang ditulis wanita tersebut..... "TUHAN BERIKANLAH KAMI PADA HARI INI MAKANAN KAMI YANG SECUKUPNYA".


Betapa KEKUATAN DOA sanggup untuk melakukan sesuatu yang luar biasa dan mengerjakan perkara-perkara yang terlihat mustahil.




DOA MENGUBAH SEGALA SESUATU.


Deo gratias !

Pangolombian, Kota Tomohon, 13 Agustus 2017

Jumat, 28 Juli 2017

THE POWER OF GIVING

Seorang anak 10th bernama Clark pada suatu malam akan menonton sirkus bersama ayahnya. Ketika tiba di loket, Clark dan ayahnya antri di belakang serombongan keluarga besar yang terdiri dari bapak, ibu dan 8 orang anaknya.

Dari pembicaraan yang terdengar oleh Clark dan ayahnya, Clark tahu bahwa bapak dari ke 8 anak tadi telah bekerja extra untuk dapat mengajak anak-anaknya nonton sirkus malam itu.

Namun ketika sampai di loket dan hendak membayar, wajah bapak 8 anak tadi tampak pucat. Ternyata uang $40 yang telah dikumpulkannya dengan susah payah tidak cukup karena total harganya $60.

Pasangan suami istri itupun saling berbisik, bagaimana harus mengatakan kepada anak-anak mereka bahwa malam itu mereka batal nonton sirkus karena uangnya kurang. Sementara anak-anaknya tampak begitu gembira dan sudah tidak sabar lagi untuk segera masuk.

Tiba-tiba ayah Clark menyapa bapak 8 anak tadi dan berkata : "Maaf pak, uang ini tadi jatuh dari saku bapak sambil menjulurkan lembaran $20 dan mengedipkan sebelah matanya".

Bapak 8 anak tadi takjub dengan apa yang dilakukan ayah Clark. Dengan mata
berkaca, ia menerima uang itu dan mengucapkan terima kasih kepada ayah Clark dan mengatakan betapa $20 itu sangat berarti bagi keluarganya.

Setelah rombongan tadi masuk, Clark & ayahnya bergegas pulang. Mereka batal nonton sirkus, karena uang sudah diberikan kepada bapak 8 anak tadi.

Malam itu Clark merasa sangat bahagia. Ia tidak dapat menyaksikan sirkus, tetapi ia telah menyaksikan 2 orang Bapak HEBAT.


Moral cerita :

Kebahagiaan tidak hanya diperoleh ketika menerima pemberian orang lain, tetapi juga pada saat kita MAMPU MEMBERI.

Ayah Clark telah memberi contoh yang baik kepada anaknya untuk menolong orang lain dengan cara yang sangat halus dan tidak menurunkan harga diri orang yang ditolong..

Ada kalanya kita menolong dan ada kalanya kita juga memerlukan pertolongan dari orang lain.

Milikilah jiwa MEMBERI selagi kita masih diberi kesempatan hidup.

Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.

"In lumine Tuo, videmus lumen".

Tikala Baru, 28 Juli 2017.

Rabu, 19 Juli 2017

KETIKA 8 x 3 = 23

Yan Hui adalah murid kesayangan Confusius yang suka belajar, sifatnya baik. Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain sedang dikerumunin banyak orang. Dia mendekat dan mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat.
Pembeli berteriak: "3x8 = 23, kenapa kamu bilang 24?

"Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: "Sobat, 3x8 = 24, tidak usah diperdebatkan lagi".

Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata: "Siapa minta
pendapatmu? Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusius. Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan".

Yan Hui: "Baik, jika Confusius bilang kamu salah, bagaimana?"

Pembeli kain: "Kalau Confusius bilang saya salah, kepalaku aku potong untukmu. Kalau kamu yang salah, bagaimana?"

Yan Hui: "Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu".

Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confusius. Setelah Confusius tahu duduk persoalannya, Confusius berkata
kepada Yan Hui sambil tertawa: "3x8 = 23. Yan Hui, kamu kalah. Kasihkan jabatanmu kepada dia." Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya. Ketika mendengar Confusius bilang dia salah, diturunkannya topinya lalu dia berikan kepada pembeli kain.

Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas.Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confusius tapi hatinya tidak sependapat. Dia merasa Confusius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar darinya. Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga. Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya. Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confusius memintanya cepat kembali setelah urusannya selesai, dan memberi Yan Hui dua nasehat : "Bila hujan lebat, janganlah berteduh di bawah pohon. Dan jangan membunuh."

Yan Hui bilang baiklah lalu berangkat pulang.

Di dalam perjalanan tiba2 angin kencang disertai petir, kelihatannya sudah mau turun hujan lebat. Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba2 ingat nasehat Confusius dan dalam hati berpikir untuk menuruti kata gurunya sekali lagi. Dia meninggalkan pohon itu. Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur. Yan Hui terkejut, nasehat gurunya yang pertama sudah terbukti.

Apakah saya akan membunuh orang? Yan Hui tiba dirumahnya sudah larut malam
dan tidak ingin mengganggu tidur istrinya. Dia menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya. Sesampai didepan ranjang, dia meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri ranjang dan seorang lagi di sisi kanan. Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya. Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasehat Confusius, jangan membunuh. Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah adik istrinya.

Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confusius, berlutut dan berkata: "Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?"

Confusius berkata: "Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun hujan petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah pohon. Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru mengingatkanmu agar jangan membunuh".

Yan Hui berkata: "Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah kagum."

Confusius bilang: "Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga. Kamu tidak ingin belajar lagi dariku. Cobalah kamu pikir. Kemarin guru bilang 3x8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan jabatanmu. Tapi jikalau guru bilang 3x8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah dan itu berarti akan hilang 1 nyawa. Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih penting?"

Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : "Guru mementingkan yang lebih utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun. Murid benar2 malu."

Sejak itu, kemanapun Confusius pergi Yan Hui selalu mengikutinya.

Cerita ini mengingatkan kita:

Jikapun aku bertaruh dan memenangkan seluruh dunia, tapi aku kehilangan kamu, apalah artinya.

Dengan kata lain, kamu bertaruh memenangkan apa yang kamu anggap adalah
kebenaran, tapi malah kehilangan sesuatu yang lebih penting.

Banyak hal ada kadar kepentingannya. Janganlah gara2 bertaruh mati2an untuk prinsip kebenaran itu, tapi akhirnya malah menyesal, sudahlah terlambat.

Banyak hal sebenarnya tidak perlu dipertaruhkan. Mundur selangkah, malah yang didapat adalah kebaikan bagi semua orang.

Bersikeras melawan pelanggan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.

Bersikeras melawan atasan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.

Bersikeras melawan suami. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.

Bersikeras melawan teman. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga

Kemenangan bukanlah soal medali, tapi terlebih dulu adalah kemenangan terhadap diri dan lebih penting kemenangan di dalam hati.
-----------------------------------------------------------------------------

Non scholae sed vitae discimus !
Tikala Baru, 19 Juli 2017.

BAGAIMANA SEEKOR KERBAU BISA MATI HANYA KARENA OPINI

Ini kisahnya :

1. Sehabis pulang dari sawah KERBAU rebahan dikandang dengan wajah lelah dan nafas yang berat. datanglah seekor ANJING, kemudian kerbau berkata: "aah..temanku aku sungguh lelah dan kalau boleh besok aku ingin istirahat sehari saja"

2. ANJING pergi dan ditengah jalan dia berjumpa dengan KUCING yang sedang duduk di sudut tembok, kemudian anjing berkata: "tadi saya bertemu dengan kerbau dan dia besok ingin beristirahat dulu. sudah sepantasnya sebab boss beri kerjaan terlalu berat"

3. KUCING lalu bercerita kepada KAMBING : "Kerbau komplain boss kasi kerjaan terlalu banyak dan berat, besok dia tidak mau kerja lagi"

4. KAMBING pun bertemu AYAM dan dia berkata: "Kerbau tidak senang bekerja dengan boss lagi , mungkin ada pekerjaan yang lebih baik lagi".

5. AYAM pun berjumpa dengan MONYET dan dia bercerita pula: "Kerbau tidak akan kerja lagi untuk boss dan ingin kerja ditempat yang lain".

6. Saat makan malam MONYET bertemu BOSS dan berkata: "Boss, si kerbau akhir-akhir ini telah berubah sifat nya dan ingin meninggalkan boss untuk kerja di boss yang lain"

7. Mendengar ucapan MONYET sang BOSS MARAH BESAR dan tanpa bertanya terlebih dahulu dia lalu menyembelih si KERBAU karena dinilai telah berkhianat kepadanya.


Ucapan asli kerbau: *"SAYA LELAH DAN BESOK INGIN ISTIRAHAT SEHARI"* lewat beberapa teman ucapan ini telah berubah dan sampai kepada sang BOSS menjadi: "Si kerbau akhir-akhir ini telah berubah sifatnya dan ingin meninggalkan bossnya dan kerja pada boss yang lain".


Pelajaran yang dapat diambil :

1. Alangka baiknya SATU PEMBICARAAN BERHENTI hanya sampai di telinga kita saja dan TIDAK USAH sampai kepada telinga orang lain.

2. JANGAN TELAN BULAT-BULAT atau percaya begitu saja SETIAP BERITA atau perkataan orang lain sekalipun itu keluar dari mulut orang terdekat kita. Kita perlu CHECK and RECHECK KEBENARANNYA sebelum bertindak atau memutuskan sesuatu, konfirmasi dan crosscheck kepada sumbernya langsung.

3. KEBIASAAN MENERUSKAN PERKATAAN / berita dari orang lain bahkan dengan menambah atau menguranginya atau menggantinya dengan persepsi dan asumsi kita sendiri BISA BERAKIBAT FATAL.

4. BILA RAGU dengan ucapan / berita dari seseorang atau siapapun sebaiknya kita bertanya langsung kepada yang bersangkutan untuk MENANYAKAN KEBENARAN INFORMASINYA.


NOTE :
JADIKAN DIRI KITA sebagai FILTER sehingga kita tidak mendatangkan celaka bagi orang lain atau KEKELIRUAN INFORMASI.
-----------------------------------------------------------------

Pax Domini !

Tikala Baru, 19 Juli 2017.

Sabtu, 15 Juli 2017

SIAPA YANG MENABUR DIA YANG MENUAI


Seorang Petani Skotlandia mendengar jeritan minta tolong datang dari semak belukar di dekat rumahnya. Segera ia berlari dan menemukan seorang anak laki-laki sedang berjuang keluar dari lumpur yang hampir menenggelamkan seluruh tubuhnya.


Dengan sigap Petani itu menolong anak itu keluar dari lumpur itu.


Keesokan harinya Ayah dari anak itu, berkunjung ke rumah si Petani dan menawarkan hadiah sebagai tanda balas jasa karena menolong anaknya. Kebetulan Ayah anak itu seorang Saudagar kaya.


Dengan halus Petani itu menolak tawaran tersebut.
Sementara mereka berbicara, Saudagar itu melihat anak laki-laki si Petani sedang berdiri dekat pintu. Saudagar itu lalu menawarkan untuk menyekolahkannya.


Petani menerima tawaran itu dan memasukkan anaknya di sekolah Kedokteran St.Mary London.


Dikemudian hari anak Petani, yaitu Alexander Flemming namanya, tercatat dalam sejarah sebagai orang yang menemukan antibiotik Penicillin.


Beberapa tahun kemudian anak Saudagar kaya itu sedang mengalami sakit dalam
keadaan kritis karena terserang radang paru Pneumonia. Tapi beruntung nyawa anak Saudagar kaya itu selamat berkat obat penicillin yang ditemukan oleh Alexander Flemming.


Anak Saudagar kaya itu, kelak dikemudian hari ternyata menjadi Perdana Menteri Inggris yaitu Winston Churchill.
----------------------------------------

Tidak ada kebetulan dalam hidup ini, TUHAN-lah yang telah mengatur dan menuntun langkah kita, karena TUHAN punya rencana yang besar dalam hidup kita. Karena itulah milikilah respons yang benar dalam hidup ini.

Petani itu menabur kebaikan dan Saudagar menabur sedekahnya. Di kemudian hari keduanya menuai dari yang mereka tabur. Bukan hanya mereka bahkan.

Rajinlah Menabur Kebaikan karena suatu hari nanti kita akan menuai apa yang kita tabur dan kita tidak pernah tahu sampai kapan buah taburan kita tsb akan mengalir, krn begitu luar biasa besar anugrah-Nya.

Galatia 6:9 -
"Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah".


Tikala Baru, 15 Juli 2017.

Sabtu, 08 Juli 2017

POSITIVE THINKING



"Bro, aku lagi butuh 500 ribu, penting
banget, darurat, Please, tolong pinjami aku dulu ya."

Sahabatnya membalas: "Tunggu barang setengah jam ya bro, secepatnya nanti aku transfer".

Sudah lewat dari 1/2 jam,satu jam,dua jam, tapi sahabatnya tidak juga memberi kabar.
Ketika di telepon pun ternyata HP nya tidak aktif.

Ia pun mengirim SMS : "Selama ini aku tidak pernah mengecewakanmu brooo, Tapi kenapa sekarang engkau lari dariku?! Apa salahku?!"

Setelah dibaca, sahabatnya menelepon kembali dan berkata:
Ya ampun, aku tidak bermaksud mematikan HP untuk lari darimu. Aku mematikan HP karena aku sedang menjual HPku untuk membantu kebutuhanmu.
Lalu, dari sisa penjualan, aku belikan HP second yang murah agar bisa menghubungimu.
-----------------------------

Sahabat ku......
Manusia hari ini suka berprasangka karena lingkungan yang suka mempengaruhi.

Ada sangkaan baik,
dan ada sangkaan buruk.

Orang yang bersantai,
disangka malas.

Orang yang pakai baju baru. disangka pamer.

Orang yang pakai baju buruk, disangka tidak hormat.

Orang makan banyak,
 disangka rakus.

Orang makan sedikit,
 disangka “diet” ketat.

Orang baik, disangka buruk.
Orang buruk, disangka baik.
Orang tersenyum, disangka mengejek.
Orang bermuka masam, disangka menyindir.
Orang mengkritik, disangka tidak senang.
Orang diam, disangka menyendiri
Orang menawan, disangka pakai susuk.

Siapa tahu..
Yang diam itu karena berdoa kepada Tuhan:

Siapa tahu...
Yang tersenyum itu karena beramal

Siapa tahu...
Yang bermuka masam itu karena mengenang dosa-dosanya;

Siapa tahu...
Yang menawan itu karena bersih hati dan pikirannya;

Siapa tahu...
Yang ceria itu karena cerdas pikirannya & senantiasa mengingat Tuhan

Siapa tahu..
Yang sering ikut keagamaan itu karena merasa masih kurang ilmu...


Mari Hilangkan pikiran negatif,
Kembangkan energi positif,
Biasakan berpikir positif,
Berikan seribu alasan kebaikan kepada sahabat, Agar hidup ini lebih inspiratif.









Tetap tersenyum,
Tetaplah SEMANGAT memperbaiki hati.

Tikala Baru, 8 Juli 2017.

Selasa, 13 Juni 2017

THE POWER OF GIVING



Disebuah desa yang subur, hiduplah 2 orang lelaki bersaudara.

Sang kakak telah berkeluarga dengan 2 orang anak, sedangkan si adik masih melajang.

Mereka menggarap satu lahan berdua dan ketika panen, hasilnya mereka bagi sama rata.

Disuatu malam setelah panen, si adik duduk sendiri dan berfikir. "pembagian ini sungguh tidak adil, seharusnya kakakku lah yang mendapat bagian lebih banyak karena dia hidup dengan istri dan kedua anaknya.

"Maka dimalam yang sunyi itu diam2 dia menggotong satu karung padi miliknya dan meletakkanya dilumbung padi milik kakaknya".

Ditempat yg lain, sang kakak juga berfikir, "pembagian ini adil jika adikku mendapat bagian yang lebih bnyak, karena ia hidup sendiri, jika terjadi apa2 dengannya tak ada yang mengurus, sedangkan aku ada anak dan istri yg kelak merawatku."

Maka sang kakakpun bergegas mengambil satu karung dari lumbungnya dan mengantarkan dengan diam2 ke lumbung milik sang adik.

Kejadian ini terjadi bertahun-tahun.

Dalam benak mereka ada tanda tanya, kenapa lumbung padi mereka seperti tak berkurang meski telah menguranginya setiap kali panen?

Hingga disuatu malam yang lengang setelah panen, mereka berdua bertemu ditengah jalan.

Masing2 mereka menggotong satu karung padi.

Tanda tanya dalam benak mereka terjawab sudah, seketika itu juga mereka saling memeluk erat, mereka sungguh terharu ber urai air mata menyadari betapa mereka saling menyayangi.


Beginilah seharusnya kita bersaudara.

Jangan biarkan Harta menjadi pemicu permusuhan melainkan menjadi perekat yg teramat kuat diantara saudara

Kita akan hidup bahagia jika kita banyak memberikan cinta kasih kepada sesama

Kita tidak akan pernah kekurangan jika kita selalu berusaha mencukupi kehidupan orang lain.

Kita tidak akan mendapat kesusahan jika kita selalu berusaha membahagiakan
orang lain !

Semoga !



Tuhan memberkati.
Salam damai Kristus !

Tikala Baru, 13 Juni 2017.



SECARIK TIKET KERETA

Dalam suatu kereta Ekonomi yang non AC, seorang Eksekutif muda, dengan jas elegan naik di sana. Sesak2an dengan  penumpang lain. Sesaat kemu...