Senin, 10 Juni 2024

SECARIK TIKET KERETA


Dalam suatu kereta Ekonomi yang non AC, seorang Eksekutif muda, dengan jas elegan naik di sana. Sesak2an dengan  penumpang lain.


Sesaat kemudian, ia membuka HP Tablet Mac serie terakhir. Lebih besar tentu dibanding HP umumnya.


Ia memang sedang ada chat penting dengan calon investor di bisnisnya.



Semua penumpang menoleh padanya atau meliriknya. Apa batin mereka?


-Seorang nenek2 membatin, 'Orang muda sekarang, kaya sedikit langsung pamer. Naik Ekonomi, pamer2an.'


-Seorang emak2 membatin, 'Mudah2an suami saya ga senorak dia. Norak di kelas Ekonomi bukan hal terpuji.'


-Seorang gadis ABG membatin, 'Keren sih keren, tapi ga banget deh sama gayanya. Kenapa naik Ekonomi kalau mau pamer begituan?'


-Seorang pengusaha membatin, 'Sepertinya dia baru kenal 'kaya'. Atau dapat warisan. andai dia merasakan jerih pahit kehidupan, barang tentu tidak akan pamer barang itu di kelas Ekonomi. Kenapa ga naik BISNIS sih?'


-Seorang ustadz melirik, 'Andai dia belajar ilmu agama, tentu tidak sesombong itu, pamer'.


-Seorang pelajar SMA membatin, 'Gue tau lo kaya. Tapi plis deh, lo ga perlu


pamer gitu kalle' ke gua. Gua tuh ga butuh style elo. Kalo lo emang pengen diakuin, lo bisa out dari sini, terus naik kereta EKSEKUTIF. ill feel gue.'


-Seorang tunawisma membatin, 'Orang ini terlalu sombong, ingin pamer di depan rakyat kecil.'


Si Eksekutif menyimpan kembali tabletnya di tas. Ia membatin, "Syukurlah, akhirnya calon investor sepakat. Puji Tuhan. Ini kabar baik sekali".



Lalu, ia sempatkan melihat kantong bajunya. Ada secarik tiket kereta Ekonomi di situ. "Tadi sebelum naik kereta sempat tukaran karcis dengan seorang nenek tua yang mau naik kereta sesak ini. Tidak tega saya. Biarlah dia yang naik kereta LUXURY itu. Mudah-mudahan beliau sampai di tujuan dengan nyaman".

__________________


Sahabat,

begitu berbahayanya penghakiman. Sebuah kebaikan, tindakan kasih, bisa berubah total menjadi kejahatan, kebencian dan sejenisnya hanya karena persepsi kita. Jaga persepsi kita, semua tak perlu kita nilai seperti apa yang terlihat oleh mata kita.


Damnant quod non intellegunt, mereka mengutuk apa yang mereka tidak mengerti.

Tikala Baru, 10 Juni 2024.


Sabtu, 02 Maret 2024

FIGUR DAN PERAN SUSTER MARIA SUOTH, OCD BAGI KELUARGA

FIGUR SUSTER MARIA :


Mulanya pada usia belia, Stin atau Agustin begitu keluarga memanggil Suster Maria, menjalani pendidikan perawat mengikuti jejak profesi kakak tertua, Mien, dan menjadi seorang perawat di RS Gunung Maria Tomohon sekitar tahun 1947.

Namun menjadi perawat bagi Suster Maria bukanlah tujuan akhir cita-citanya, karena ternyata gema panggilan menjadi seorang pertapa begitu kuat terdengar dalam hatinya. Dan di usia 25 tahun, tepatnya pada 1 Nopember 1951, dengan diantar oleh papa, Philep Suoth dan kakak beradik, beliau bergabung dengan Ordo Karmel Tak Berkasut (OCD) di Kakaskasen Tomohon. Dua tahun kemudian pada 4 Nopember 1953 beliau mengikrarkan kaulnya dengan mengambil nama : Suster Maria dari Hati Kudus OCD. Dan tiga tahun berikutnya yakni pada 4 Nopember 1956, Suster Maria memutuskan untuk mengikuti Kristus sampai akhir hayatnya yakni dengan mengikrarkan Kaul Agungnya.

Dan Suster Maria lah yang menjadi buah sulung dan pembuka jalan bagi putri-putri pribumi dalam melayani Tuhan dan sesama sebagai pertapa di Biara Karmel St. Theresia dari Liseux karena beberapa tahun kemudian beberapa putri pribumi masuk mengikuti jejak Suster Maria di  Biara Karmel Kakaskasen.

Menjadi seorang pertapa atau rubiah Karmel Tak Berkasut adalah menjadikan diri religius dengan karakter utamanya hidup kontemplatif ketat dan menjadi saksi kemutlakan Allah dalam dirinya. Suster Maria menanggapi panggilan Tuhan dengan hati yang siap sedia untuk di ubah menjadi kurban yang bukan hanya diwujud-nyatakan dengan melepaskan diri dari keluarga dan kebebasan berinteraksi dengan dunia, tetapi lebih dari pada itu untuk membaktikan seluruh hidup dalam doa dan untuk selalu berada di hadirat Allah. Dengan mengambil bagian dalam kharisma St. Teresa dari Avila, Suster Maria dipanggil kepada hidup kontemplasi terutama dengan menjadikan seluruh hidupnya sebagai sebuah doa. Mengkontemplasikan Allah yang hidup setiap hari adalah alasan eksistensi hidup dan tugas utamanya dan segala sesuatu yang lain adalah hal-hal yang sekunder. Dan untuk mendukung cara hidup itu, sebagai rubiah Karmel, Suster Maria memilih untuk memisahkan diri secara ketat dengan dunia lewat bentuk hidup di dalam klausura, di dalam keheningan dan kesendirian.

Pengalaman mendalam akan Allah menjadi sumber dan fondasi dari karya kerasulan lewat mendoakan intensi-intensi Gereja dan kesaksian hidup, namun sama sekali tidak mengambil bagian dalam bentuk pelayanan aktif.


PERAN BAGI KELUARGA :

Setiap hal yang terjadi dalam hidup adalah kehendak Tuhan sebagai pemilik dan pencipta alam semesta. Namun, seringkali jalan hidup tak sesuai




dengan harapan manusia di mana kerap menimbulkan rasa kecewa, lelah, putus asa yang akhirnya memicu perasaan mengeluh. Akibatnya seseorang tidak dapat menikmati hidup dengan tenang dan penuh rasa syukur.

Hidup yang penuh dengan cobaan akan terasa berat dan sulit untuk dilalui. Ketika cobaan tersebut muncul secara bertubi-tubi, rasa lelah seringkali mendorong seseorang untuk mengeluh. 

Lelah karena persoalan hidup menjadi perasaan yang sering dialami manusia. Kondisi ini juga kerap menimbulkan perasaan mengeluh yang membuat diri sendiri kurang bersyukur atas nikmat Tuhan. 

Hampir setiap orang pasti pernah mengeluh di kesehariannya. Pasalnya dalam menjalani hidup, seseorang pasti pernah menjumpai hal-hal yang menyulitkan bahkan menyiksa. Mengeluh memang tidak dapat mengatasi masalah. Namun bagi sebagian orang, melontarkan kata-kata mengeluh bisa menimbulkan sedikit perasaan lega.

Sayangnya, menghindari mengeluh memang bukanlah hal yang mudah. Terlebih, sebagian orang telah menjadikan mengeluh sebagai suatu kebiasaan.  Mengeluh biasanya muncul karena kenyataan yang didapatkan tidak sesuai dengan harapan atau ekspetasi. Padahal mengeluh tidak akan mengubah keadaan.

Tak sedikit orang di sekitar kita mengeluh tentang keadaan hidupnya, yang biasanya dipicu keadaan ekonomi, jodoh, rumah tangga, sekolah, dan berbagai masalah lain di dalam hidup.

Sebegitulah juga kami keluarga tak pernah luput dari keluh kesah dalam menjalani hidup. Di sini kehadiran Suster Maria betul-betul sangat berarti bagi kami. Kehadiran Suster Maria bagi kami keluarga bagaikan "Oase di tengah Padang Pasir",

~ dialah yang memberi kehidupan bagi musafir ketika harapan kehidupan sangatlah kecil

~ dialah yang memberikan kesegaran ketika seseorang sudah tidak memiliki harapan

~ dialah yang memberikan setitik harapan bagi kaum yang telah putus asa.


Ibarat berada di padang pasir, tentu terasa kering. Kering dalam hal ini adalah ketika jiwa kita sedang mengalami penurunan. Namanya hati manusia, pasti ada waktunya untuk di atas, kadang juga ada di bawah. Saat seperti ini jiwa kita sedang butuh asupan dan pastinya sangat membutuhkan tetesan air. Tetes demi tetes cinta kasih sungguh sangat dibutuhkan.  Di tengah hati yang kering dan gersang ada tempat yang menyejukkan, tempat yang tersedia bagi keluarga dan siapa saja. 

Suster Maria menjadi satu-satunya tempat mengeluh, tempat mencurahkan isi hati yang tertekan dan tempat memohon didoakan agar cita-cita dan harapan bisa terwujud. 






Tanpa mengesampingkan regula-regula komunitas, Suster Maria tetap menyempatkan diri melayani umat dan siapa saja baik bertatap muka langsung maupun melalui doa-doa pribadinya. Semua dilayaninya tanpa mengenal lelah. Selain pendoa bagi siapa saja, sering juga Suster Maria berperan sebagai motivator. Peran ini terasa sekali bagi keluarga.     Untuk tetap bersyukur dan menghindari perasaan mengeluh, setiap orang memerlukan dorongan motivasi. Banyak motivasi dari Suster Maria telah menjadi cikal bakal kesuksesan keluarga. Di samping itu, Suster Maria menjadi pemersatu keluarga besar, teringat pada awal tahun 1995, Suster Maria memprakarsai pembentukan Rukun Keluarga Suoth. Dan terbentuklah Rukun Keluarga Philep Suoth yang pada saat itu diketuai oleh bpk Henky Suoth alm.

Demikian sekelumit figur dan peran Suster Maria bagi keluarga besar Suoth.


Pax et bonum,

Ronny Suoth, Tikala Baru, 2 Maret 2024.

Selasa, 02 Januari 2024

DUA SUDUT PANDANG DALAM SATU CERITERA

Seorang penulis buku terkenal duduk di ruang kerjanya, dia mengambil penanya dan mulai menulis :

"Tahun lalu saya harus dioperasi untuk mengeluarkan batu empedu. Saya harus terbaring cukup lama di ranjang.

Di tahun yang sama, saya berusia 60 tahun dan memasuki usia pensiun, keluar dari pekerjaan di perusahaan yang begitu saya senangi. Saya harus tinggalkan pekerjaan yang sudah saya tekuni selama 35 tahun.

Di tahun itu juga saya ditinggalkan ayah yang tercinta.

Kemudian masih di tahun yang sama, anak saya gagal di ujian akhir kedokteran, karena kecelakaan mobil. Biaya bengkel akibat kerusakan mobil adalah puncak kesialan di tahun lalu".

Di bagian akhir dia menulis :

"Sungguh... tahun yang sangat buruk!"


Istri sang penulis masuk ke ruangan dan mendapati suaminya yang sedang sedih dan termenung. Dari belakang, sang istri melihat dan sempat membaca tulisan sang suami. Perlahan-lahan ia mundur dan keluar dari ruangan.

15 menit kemudian dia masuk lagi dan meletakkan sebuah kertas berisi tulisan sebagai berikut  :

"Tahun lalu akhirnya suami saya berhasil menyingkirkan kantong empedunya yang selama bertahun-tahun membuat perutnya sakit.

Di tahun itu juga saya bersyukur, suami bisa pensiun dengan kondisi sehat dan bahagia. Saya bersyukur kepada Tuhan, dia sudah diberikan kesempatan berkarya dan berpenghasilan selama 35 tahun untuk menghidupi keluarga kami.

Sekarang, suami saya bisa menggunakan waktunya lebih banyak untuk menulis, yang merupakan hobinya sejak dulu.

Pada tahun yang sama, mertua saya yang berusia 95 tahun tanpa sakit apa-apa telah kembali kepada Tuhan dengan damai dan bahagia.

Dan masih di tahun yang sama pula Tuhan telah melindungi anak saya dari kecelakaan yang hebat. Mobil kami memang rusak berat akibat kecelakaan tersebut, tetapi anak saya selamat tanpa cacat sedikit pun".

Pada kalimat terakhir istrinya menulis :

"Tahun lalu adalah tahun yang penuh berkat yang luar biasa dari Tuhan dan kami lalui dengan penuh rasa takjub dan syukur".

                                       

Sang penulis tersenyum haru saat membacanya, dan mengalir air mata hangat di pipinya. Ia berterimakasih atas sudut pandang berbeda untuk setiap peristiwa yang telah dilaluinya tahun lalu. Perspektif yang berbeda telah membuatnya bahagia.

_____________________________


Sahabat, di dalam hidup ini kita harus mengerti bahwa kenyataannya bukan kebahagiaan yang membuat kita bersyukur, namun rasa syukurlah yang akan membuat kita bahagia. 

Mari kita berlatih melihat suatu peristiwa dari sudut pandang positif dan jauhkan rasa iri di dalam hati. 


Abraham Lincoln mengatakan :

"Kita dapat mengeluh karena semak mawar memiliki duri, atau bersukacita karena semak duri memiliki mawar". (We can complain because rose bushes have thorns, or rejoice because thorn bushes have roses).


Tikala Baru, 2 Januari 2024.


 

SECARIK TIKET KERETA

Dalam suatu kereta Ekonomi yang non AC, seorang Eksekutif muda, dengan jas elegan naik di sana. Sesak2an dengan  penumpang lain. Sesaat kemu...