Sabtu, 24 Maret 2018

PERTANYAAN SAMURAI

Seorang Kesatria Samurai ingin tahu apakah ada Surga dan Neraka.
Maka ia datang menemui seorang Guru Spiritual yang ia hormati dan kagumi,

"Guru yang mulia, saya datang hendak bertanya kepada Anda. Anda pasti bijak dan jujur, jadi bila Anda tidak tahu jawabannya, mohon langsung katakan tidak tahu ! Setidaknya jujurlah, jangan mengada-ada jawabannya.
Pertanyaannya... apakah Surga dan Neraka itu ada ?"


Guru itu menjawab dengan ketus, "Kau terlalu bodoh untuk bisa tahu".

Ia menghina Samurai itu.
Dan kita tahu bahwa Samurai adalah Kesatria yang penuh harga diri, dan mereka tidaklah bodoh. Mereka sangat cerdas dan terlatih. 
Jelas saja ia tesinggung.

Ia mengatakan, "Yang mulia, saya tidak bodoh. 
Jawab pertanyaannya dan kalau tidak tahu bilang saja tidak tahu, titik !"


Dengar....., "Saya malas menjawab pertanyaan Begundal sepertimu !"

Luar biasa, Guru memanggil Sang Prajurit Elit sebagai Begundal.


Kesatria ini meletakkan tangannya di gagang pedangnya dan berkata : "Hati-hati perkatanmu, pedang ini sangatlah tajam dan bisa memenggal kepalamu dengan sekali tebas !"


Guru itu berseru,
"Dengan Logam karatan itu.....?
Kamu bahkan tak bisa memotong kue dengan itu !"

Hal ini benar-benar memicu kemurkaannya. 
Samurai itu sangat tersinggung, harga dirinya terluka sangat parah.  Ia mencabut pedangnya dan nyaris menebas leher Sang Guru.

Guru itu menatapnya tajam dan mengatakan,
"Itulah Neraka !
Kamu marah, keadaan bathinmu ketika kecewa dan tersinggung, itulah rasanya Neraka !
Kamu ingin memenggal kepalaku karena kecewa dan sakit hati....?  Bayangkan kamu di sana tidak hanya sebentar, namun zaman demi zaman, itulah Neraka !"



Untunglah Samurai itu paham. 
Tapi luar biasanya Guru itu cuma mengandalkan keberuntungannya sampai pada batas terakhir. Sang Guru tetap masih hidup dan bisa menceritakan pengalamannya.

Samurai itu berkata, "Akhirnya, saya bertemu dengan orang yang bijak dan tidak hanya membuat-buat cerita".

Jelas, ini bukan jawaban yang berbelit-belit dan tidak jelas, dan Guru itu sebenarnya hanya meminta agar si Samurai memahaminya langsung.
Ia tidak mengatakan bahwa jawabannya tertulis di dalam kitab suci, namun ia langsung mengajarkan sesuatu, luar biasa kan ?!


Mengajari orang bukan ke isi kepala mereka, namun ke hatinya!


Kesatria Samurai ini langsung berlutut di tanah dan bersujud kepada Sang Guru dengan linangan air mata mengalir di
pipinya,  "Anda adalah Guru yang menakjubkan. Terimakasih banyak !"





Sang Guru menatapnya dan tersenyum penuh syukur, "Itulah surga....!  Itulah perasaan yang kamu alami saat ini. Mohon jagalah itu dalam hatimu, hari demi hari. Itulah surga !"

==================

Pesan :
Kita bisa memahami surga dan neraka di dalam kehidupan ini juga, namun itu hanya kondisi sementara dan kita cenderung mengalami kedua hal ini, lagi dan lagi....
Sekian, terima kasih !



Tikala Baru, 24 Maret 2018.

Minggu, 18 Maret 2018

GAK USAH DIKEMBALIKAN

Ada seorang sahabat, orangnya bersahaja.
Ia punya “kebiasaan” yang menurut saya sangat langka.

Kalau beli sesuatu dari "pedagang kecil”,
ia tidak mau menawar, bahkan seringkali jika ada uang kembalian, selalu diberikan pada pedagangnya.

Pernah suatu saat kami naik mobilnya, mampir di SPBU.
Ia berkata kepada Petugas SPBU :
"Tolong diisi Rp 95 ribu saja ya."
Sang Petugas merasa heran.
Ia pun balik bertanya: "Kenapa tidak sekalian Rp 100 ribu, pak?"
"Gak apa-apa, isi saja Rp 95 rb", balasnya

Selesai diisi tanki bensinnya, ia memberikan uang Rp 100 ribu.
Sang petugas pun memberikan uang kembalian 5 ribu.
Iapun berkata: "Gak usah, ambil saja kembaliannya."

Sang petugas SPBU seperti tidak percaya.
Ia pun berucap: "Terima kasih, Pak. Seandainya semua orang seperti Bapak, tentu hidup kami tidak susah dengan gaji pas2 an sebagai pegawai kecil."

Saya tertegun dengan perilakunya...

Di dalam perjalanan, saya bertanya :
“Sering melakukan hal seperti itu?"

Iapun menjawab:
"Temanku, kita tidak mungkn bisa mengikuti semua perintah agama. Lakukanlah hal2 kecil yang bisa kita lakukan disekeliling kita, yg penting konsisten.

Kita tidak akan jatuh miskin jika setiap mengisi bensin kita memberi 5 ribu kepada mereka.
Uang 5 ribu dan itu pun tidak akan membuat dia kaya tapi yg jelas membantu dan membuat hatinya bahagia.

Hiduplah tiap hari seperti matematika,
mengalikan sukacita,
mengurangi kesedihan,
menambahkan semangat,
membagi kebahagiaan,
dan menguadratkan kasih sayang antar sesama.

Sekian.






Mutiara Waterworld - Sagerat Bitung, 18 Maret 2018.

SECARIK TIKET KERETA

Dalam suatu kereta Ekonomi yang non AC, seorang Eksekutif muda, dengan jas elegan naik di sana. Sesak2an dengan  penumpang lain. Sesaat kemu...