Jumat, 28 Juli 2017

THE POWER OF GIVING

Seorang anak 10th bernama Clark pada suatu malam akan menonton sirkus bersama ayahnya. Ketika tiba di loket, Clark dan ayahnya antri di belakang serombongan keluarga besar yang terdiri dari bapak, ibu dan 8 orang anaknya.

Dari pembicaraan yang terdengar oleh Clark dan ayahnya, Clark tahu bahwa bapak dari ke 8 anak tadi telah bekerja extra untuk dapat mengajak anak-anaknya nonton sirkus malam itu.

Namun ketika sampai di loket dan hendak membayar, wajah bapak 8 anak tadi tampak pucat. Ternyata uang $40 yang telah dikumpulkannya dengan susah payah tidak cukup karena total harganya $60.

Pasangan suami istri itupun saling berbisik, bagaimana harus mengatakan kepada anak-anak mereka bahwa malam itu mereka batal nonton sirkus karena uangnya kurang. Sementara anak-anaknya tampak begitu gembira dan sudah tidak sabar lagi untuk segera masuk.

Tiba-tiba ayah Clark menyapa bapak 8 anak tadi dan berkata : "Maaf pak, uang ini tadi jatuh dari saku bapak sambil menjulurkan lembaran $20 dan mengedipkan sebelah matanya".

Bapak 8 anak tadi takjub dengan apa yang dilakukan ayah Clark. Dengan mata
berkaca, ia menerima uang itu dan mengucapkan terima kasih kepada ayah Clark dan mengatakan betapa $20 itu sangat berarti bagi keluarganya.

Setelah rombongan tadi masuk, Clark & ayahnya bergegas pulang. Mereka batal nonton sirkus, karena uang sudah diberikan kepada bapak 8 anak tadi.

Malam itu Clark merasa sangat bahagia. Ia tidak dapat menyaksikan sirkus, tetapi ia telah menyaksikan 2 orang Bapak HEBAT.


Moral cerita :

Kebahagiaan tidak hanya diperoleh ketika menerima pemberian orang lain, tetapi juga pada saat kita MAMPU MEMBERI.

Ayah Clark telah memberi contoh yang baik kepada anaknya untuk menolong orang lain dengan cara yang sangat halus dan tidak menurunkan harga diri orang yang ditolong..

Ada kalanya kita menolong dan ada kalanya kita juga memerlukan pertolongan dari orang lain.

Milikilah jiwa MEMBERI selagi kita masih diberi kesempatan hidup.

Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.

"In lumine Tuo, videmus lumen".

Tikala Baru, 28 Juli 2017.

Rabu, 19 Juli 2017

KETIKA 8 x 3 = 23

Yan Hui adalah murid kesayangan Confusius yang suka belajar, sifatnya baik. Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain sedang dikerumunin banyak orang. Dia mendekat dan mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat.
Pembeli berteriak: "3x8 = 23, kenapa kamu bilang 24?

"Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: "Sobat, 3x8 = 24, tidak usah diperdebatkan lagi".

Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata: "Siapa minta
pendapatmu? Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusius. Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan".

Yan Hui: "Baik, jika Confusius bilang kamu salah, bagaimana?"

Pembeli kain: "Kalau Confusius bilang saya salah, kepalaku aku potong untukmu. Kalau kamu yang salah, bagaimana?"

Yan Hui: "Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu".

Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confusius. Setelah Confusius tahu duduk persoalannya, Confusius berkata
kepada Yan Hui sambil tertawa: "3x8 = 23. Yan Hui, kamu kalah. Kasihkan jabatanmu kepada dia." Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya. Ketika mendengar Confusius bilang dia salah, diturunkannya topinya lalu dia berikan kepada pembeli kain.

Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas.Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confusius tapi hatinya tidak sependapat. Dia merasa Confusius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar darinya. Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga. Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya. Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confusius memintanya cepat kembali setelah urusannya selesai, dan memberi Yan Hui dua nasehat : "Bila hujan lebat, janganlah berteduh di bawah pohon. Dan jangan membunuh."

Yan Hui bilang baiklah lalu berangkat pulang.

Di dalam perjalanan tiba2 angin kencang disertai petir, kelihatannya sudah mau turun hujan lebat. Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba2 ingat nasehat Confusius dan dalam hati berpikir untuk menuruti kata gurunya sekali lagi. Dia meninggalkan pohon itu. Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur. Yan Hui terkejut, nasehat gurunya yang pertama sudah terbukti.

Apakah saya akan membunuh orang? Yan Hui tiba dirumahnya sudah larut malam
dan tidak ingin mengganggu tidur istrinya. Dia menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya. Sesampai didepan ranjang, dia meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri ranjang dan seorang lagi di sisi kanan. Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya. Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasehat Confusius, jangan membunuh. Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah adik istrinya.

Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confusius, berlutut dan berkata: "Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?"

Confusius berkata: "Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun hujan petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah pohon. Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru mengingatkanmu agar jangan membunuh".

Yan Hui berkata: "Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah kagum."

Confusius bilang: "Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga. Kamu tidak ingin belajar lagi dariku. Cobalah kamu pikir. Kemarin guru bilang 3x8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan jabatanmu. Tapi jikalau guru bilang 3x8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah dan itu berarti akan hilang 1 nyawa. Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih penting?"

Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : "Guru mementingkan yang lebih utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun. Murid benar2 malu."

Sejak itu, kemanapun Confusius pergi Yan Hui selalu mengikutinya.

Cerita ini mengingatkan kita:

Jikapun aku bertaruh dan memenangkan seluruh dunia, tapi aku kehilangan kamu, apalah artinya.

Dengan kata lain, kamu bertaruh memenangkan apa yang kamu anggap adalah
kebenaran, tapi malah kehilangan sesuatu yang lebih penting.

Banyak hal ada kadar kepentingannya. Janganlah gara2 bertaruh mati2an untuk prinsip kebenaran itu, tapi akhirnya malah menyesal, sudahlah terlambat.

Banyak hal sebenarnya tidak perlu dipertaruhkan. Mundur selangkah, malah yang didapat adalah kebaikan bagi semua orang.

Bersikeras melawan pelanggan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.

Bersikeras melawan atasan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.

Bersikeras melawan suami. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.

Bersikeras melawan teman. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga

Kemenangan bukanlah soal medali, tapi terlebih dulu adalah kemenangan terhadap diri dan lebih penting kemenangan di dalam hati.
-----------------------------------------------------------------------------

Non scholae sed vitae discimus !
Tikala Baru, 19 Juli 2017.

BAGAIMANA SEEKOR KERBAU BISA MATI HANYA KARENA OPINI

Ini kisahnya :

1. Sehabis pulang dari sawah KERBAU rebahan dikandang dengan wajah lelah dan nafas yang berat. datanglah seekor ANJING, kemudian kerbau berkata: "aah..temanku aku sungguh lelah dan kalau boleh besok aku ingin istirahat sehari saja"

2. ANJING pergi dan ditengah jalan dia berjumpa dengan KUCING yang sedang duduk di sudut tembok, kemudian anjing berkata: "tadi saya bertemu dengan kerbau dan dia besok ingin beristirahat dulu. sudah sepantasnya sebab boss beri kerjaan terlalu berat"

3. KUCING lalu bercerita kepada KAMBING : "Kerbau komplain boss kasi kerjaan terlalu banyak dan berat, besok dia tidak mau kerja lagi"

4. KAMBING pun bertemu AYAM dan dia berkata: "Kerbau tidak senang bekerja dengan boss lagi , mungkin ada pekerjaan yang lebih baik lagi".

5. AYAM pun berjumpa dengan MONYET dan dia bercerita pula: "Kerbau tidak akan kerja lagi untuk boss dan ingin kerja ditempat yang lain".

6. Saat makan malam MONYET bertemu BOSS dan berkata: "Boss, si kerbau akhir-akhir ini telah berubah sifat nya dan ingin meninggalkan boss untuk kerja di boss yang lain"

7. Mendengar ucapan MONYET sang BOSS MARAH BESAR dan tanpa bertanya terlebih dahulu dia lalu menyembelih si KERBAU karena dinilai telah berkhianat kepadanya.


Ucapan asli kerbau: *"SAYA LELAH DAN BESOK INGIN ISTIRAHAT SEHARI"* lewat beberapa teman ucapan ini telah berubah dan sampai kepada sang BOSS menjadi: "Si kerbau akhir-akhir ini telah berubah sifatnya dan ingin meninggalkan bossnya dan kerja pada boss yang lain".


Pelajaran yang dapat diambil :

1. Alangka baiknya SATU PEMBICARAAN BERHENTI hanya sampai di telinga kita saja dan TIDAK USAH sampai kepada telinga orang lain.

2. JANGAN TELAN BULAT-BULAT atau percaya begitu saja SETIAP BERITA atau perkataan orang lain sekalipun itu keluar dari mulut orang terdekat kita. Kita perlu CHECK and RECHECK KEBENARANNYA sebelum bertindak atau memutuskan sesuatu, konfirmasi dan crosscheck kepada sumbernya langsung.

3. KEBIASAAN MENERUSKAN PERKATAAN / berita dari orang lain bahkan dengan menambah atau menguranginya atau menggantinya dengan persepsi dan asumsi kita sendiri BISA BERAKIBAT FATAL.

4. BILA RAGU dengan ucapan / berita dari seseorang atau siapapun sebaiknya kita bertanya langsung kepada yang bersangkutan untuk MENANYAKAN KEBENARAN INFORMASINYA.


NOTE :
JADIKAN DIRI KITA sebagai FILTER sehingga kita tidak mendatangkan celaka bagi orang lain atau KEKELIRUAN INFORMASI.
-----------------------------------------------------------------

Pax Domini !

Tikala Baru, 19 Juli 2017.

Sabtu, 15 Juli 2017

SIAPA YANG MENABUR DIA YANG MENUAI


Seorang Petani Skotlandia mendengar jeritan minta tolong datang dari semak belukar di dekat rumahnya. Segera ia berlari dan menemukan seorang anak laki-laki sedang berjuang keluar dari lumpur yang hampir menenggelamkan seluruh tubuhnya.


Dengan sigap Petani itu menolong anak itu keluar dari lumpur itu.


Keesokan harinya Ayah dari anak itu, berkunjung ke rumah si Petani dan menawarkan hadiah sebagai tanda balas jasa karena menolong anaknya. Kebetulan Ayah anak itu seorang Saudagar kaya.


Dengan halus Petani itu menolak tawaran tersebut.
Sementara mereka berbicara, Saudagar itu melihat anak laki-laki si Petani sedang berdiri dekat pintu. Saudagar itu lalu menawarkan untuk menyekolahkannya.


Petani menerima tawaran itu dan memasukkan anaknya di sekolah Kedokteran St.Mary London.


Dikemudian hari anak Petani, yaitu Alexander Flemming namanya, tercatat dalam sejarah sebagai orang yang menemukan antibiotik Penicillin.


Beberapa tahun kemudian anak Saudagar kaya itu sedang mengalami sakit dalam
keadaan kritis karena terserang radang paru Pneumonia. Tapi beruntung nyawa anak Saudagar kaya itu selamat berkat obat penicillin yang ditemukan oleh Alexander Flemming.


Anak Saudagar kaya itu, kelak dikemudian hari ternyata menjadi Perdana Menteri Inggris yaitu Winston Churchill.
----------------------------------------

Tidak ada kebetulan dalam hidup ini, TUHAN-lah yang telah mengatur dan menuntun langkah kita, karena TUHAN punya rencana yang besar dalam hidup kita. Karena itulah milikilah respons yang benar dalam hidup ini.

Petani itu menabur kebaikan dan Saudagar menabur sedekahnya. Di kemudian hari keduanya menuai dari yang mereka tabur. Bukan hanya mereka bahkan.

Rajinlah Menabur Kebaikan karena suatu hari nanti kita akan menuai apa yang kita tabur dan kita tidak pernah tahu sampai kapan buah taburan kita tsb akan mengalir, krn begitu luar biasa besar anugrah-Nya.

Galatia 6:9 -
"Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah".


Tikala Baru, 15 Juli 2017.

Sabtu, 08 Juli 2017

POSITIVE THINKING



"Bro, aku lagi butuh 500 ribu, penting
banget, darurat, Please, tolong pinjami aku dulu ya."

Sahabatnya membalas: "Tunggu barang setengah jam ya bro, secepatnya nanti aku transfer".

Sudah lewat dari 1/2 jam,satu jam,dua jam, tapi sahabatnya tidak juga memberi kabar.
Ketika di telepon pun ternyata HP nya tidak aktif.

Ia pun mengirim SMS : "Selama ini aku tidak pernah mengecewakanmu brooo, Tapi kenapa sekarang engkau lari dariku?! Apa salahku?!"

Setelah dibaca, sahabatnya menelepon kembali dan berkata:
Ya ampun, aku tidak bermaksud mematikan HP untuk lari darimu. Aku mematikan HP karena aku sedang menjual HPku untuk membantu kebutuhanmu.
Lalu, dari sisa penjualan, aku belikan HP second yang murah agar bisa menghubungimu.
-----------------------------

Sahabat ku......
Manusia hari ini suka berprasangka karena lingkungan yang suka mempengaruhi.

Ada sangkaan baik,
dan ada sangkaan buruk.

Orang yang bersantai,
disangka malas.

Orang yang pakai baju baru. disangka pamer.

Orang yang pakai baju buruk, disangka tidak hormat.

Orang makan banyak,
 disangka rakus.

Orang makan sedikit,
 disangka “diet” ketat.

Orang baik, disangka buruk.
Orang buruk, disangka baik.
Orang tersenyum, disangka mengejek.
Orang bermuka masam, disangka menyindir.
Orang mengkritik, disangka tidak senang.
Orang diam, disangka menyendiri
Orang menawan, disangka pakai susuk.

Siapa tahu..
Yang diam itu karena berdoa kepada Tuhan:

Siapa tahu...
Yang tersenyum itu karena beramal

Siapa tahu...
Yang bermuka masam itu karena mengenang dosa-dosanya;

Siapa tahu...
Yang menawan itu karena bersih hati dan pikirannya;

Siapa tahu...
Yang ceria itu karena cerdas pikirannya & senantiasa mengingat Tuhan

Siapa tahu..
Yang sering ikut keagamaan itu karena merasa masih kurang ilmu...


Mari Hilangkan pikiran negatif,
Kembangkan energi positif,
Biasakan berpikir positif,
Berikan seribu alasan kebaikan kepada sahabat, Agar hidup ini lebih inspiratif.









Tetap tersenyum,
Tetaplah SEMANGAT memperbaiki hati.

Tikala Baru, 8 Juli 2017.

SECARIK TIKET KERETA

Dalam suatu kereta Ekonomi yang non AC, seorang Eksekutif muda, dengan jas elegan naik di sana. Sesak2an dengan  penumpang lain. Sesaat kemu...