Senin, 10 Juni 2024

SECARIK TIKET KERETA


Dalam suatu kereta Ekonomi yang non AC, seorang Eksekutif muda, dengan jas elegan naik di sana. Sesak2an dengan  penumpang lain.


Sesaat kemudian, ia membuka HP Tablet Mac serie terakhir. Lebih besar tentu dibanding HP umumnya.


Ia memang sedang ada chat penting dengan calon investor di bisnisnya.



Semua penumpang menoleh padanya atau meliriknya. Apa batin mereka?


-Seorang nenek2 membatin, 'Orang muda sekarang, kaya sedikit langsung pamer. Naik Ekonomi, pamer2an.'


-Seorang emak2 membatin, 'Mudah2an suami saya ga senorak dia. Norak di kelas Ekonomi bukan hal terpuji.'


-Seorang gadis ABG membatin, 'Keren sih keren, tapi ga banget deh sama gayanya. Kenapa naik Ekonomi kalau mau pamer begituan?'


-Seorang pengusaha membatin, 'Sepertinya dia baru kenal 'kaya'. Atau dapat warisan. andai dia merasakan jerih pahit kehidupan, barang tentu tidak akan pamer barang itu di kelas Ekonomi. Kenapa ga naik BISNIS sih?'


-Seorang ustadz melirik, 'Andai dia belajar ilmu agama, tentu tidak sesombong itu, pamer'.


-Seorang pelajar SMA membatin, 'Gue tau lo kaya. Tapi plis deh, lo ga perlu


pamer gitu kalle' ke gua. Gua tuh ga butuh style elo. Kalo lo emang pengen diakuin, lo bisa out dari sini, terus naik kereta EKSEKUTIF. ill feel gue.'


-Seorang tunawisma membatin, 'Orang ini terlalu sombong, ingin pamer di depan rakyat kecil.'


Si Eksekutif menyimpan kembali tabletnya di tas. Ia membatin, "Syukurlah, akhirnya calon investor sepakat. Puji Tuhan. Ini kabar baik sekali".



Lalu, ia sempatkan melihat kantong bajunya. Ada secarik tiket kereta Ekonomi di situ. "Tadi sebelum naik kereta sempat tukaran karcis dengan seorang nenek tua yang mau naik kereta sesak ini. Tidak tega saya. Biarlah dia yang naik kereta LUXURY itu. Mudah-mudahan beliau sampai di tujuan dengan nyaman".

__________________


Sahabat,

begitu berbahayanya penghakiman. Sebuah kebaikan, tindakan kasih, bisa berubah total menjadi kejahatan, kebencian dan sejenisnya hanya karena persepsi kita. Jaga persepsi kita, semua tak perlu kita nilai seperti apa yang terlihat oleh mata kita.


Damnant quod non intellegunt, mereka mengutuk apa yang mereka tidak mengerti.

Tikala Baru, 10 Juni 2024.


Sabtu, 02 Maret 2024

FIGUR DAN PERAN SUSTER MARIA SUOTH, OCD BAGI KELUARGA

FIGUR SUSTER MARIA :


Mulanya pada usia belia, Stin atau Agustin begitu keluarga memanggil Suster Maria, menjalani pendidikan perawat mengikuti jejak profesi kakak tertua, Mien, dan menjadi seorang perawat di RS Gunung Maria Tomohon sekitar tahun 1947.

Namun menjadi perawat bagi Suster Maria bukanlah tujuan akhir cita-citanya, karena ternyata gema panggilan menjadi seorang pertapa begitu kuat terdengar dalam hatinya. Dan di usia 25 tahun, tepatnya pada 1 Nopember 1951, dengan diantar oleh papa, Philep Suoth dan kakak beradik, beliau bergabung dengan Ordo Karmel Tak Berkasut (OCD) di Kakaskasen Tomohon. Dua tahun kemudian pada 4 Nopember 1953 beliau mengikrarkan kaulnya dengan mengambil nama : Suster Maria dari Hati Kudus OCD. Dan tiga tahun berikutnya yakni pada 4 Nopember 1956, Suster Maria memutuskan untuk mengikuti Kristus sampai akhir hayatnya yakni dengan mengikrarkan Kaul Agungnya.

Dan Suster Maria lah yang menjadi buah sulung dan pembuka jalan bagi putri-putri pribumi dalam melayani Tuhan dan sesama sebagai pertapa di Biara Karmel St. Theresia dari Liseux karena beberapa tahun kemudian beberapa putri pribumi masuk mengikuti jejak Suster Maria di  Biara Karmel Kakaskasen.

Menjadi seorang pertapa atau rubiah Karmel Tak Berkasut adalah menjadikan diri religius dengan karakter utamanya hidup kontemplatif ketat dan menjadi saksi kemutlakan Allah dalam dirinya. Suster Maria menanggapi panggilan Tuhan dengan hati yang siap sedia untuk di ubah menjadi kurban yang bukan hanya diwujud-nyatakan dengan melepaskan diri dari keluarga dan kebebasan berinteraksi dengan dunia, tetapi lebih dari pada itu untuk membaktikan seluruh hidup dalam doa dan untuk selalu berada di hadirat Allah. Dengan mengambil bagian dalam kharisma St. Teresa dari Avila, Suster Maria dipanggil kepada hidup kontemplasi terutama dengan menjadikan seluruh hidupnya sebagai sebuah doa. Mengkontemplasikan Allah yang hidup setiap hari adalah alasan eksistensi hidup dan tugas utamanya dan segala sesuatu yang lain adalah hal-hal yang sekunder. Dan untuk mendukung cara hidup itu, sebagai rubiah Karmel, Suster Maria memilih untuk memisahkan diri secara ketat dengan dunia lewat bentuk hidup di dalam klausura, di dalam keheningan dan kesendirian.

Pengalaman mendalam akan Allah menjadi sumber dan fondasi dari karya kerasulan lewat mendoakan intensi-intensi Gereja dan kesaksian hidup, namun sama sekali tidak mengambil bagian dalam bentuk pelayanan aktif.


PERAN BAGI KELUARGA :

Setiap hal yang terjadi dalam hidup adalah kehendak Tuhan sebagai pemilik dan pencipta alam semesta. Namun, seringkali jalan hidup tak sesuai




dengan harapan manusia di mana kerap menimbulkan rasa kecewa, lelah, putus asa yang akhirnya memicu perasaan mengeluh. Akibatnya seseorang tidak dapat menikmati hidup dengan tenang dan penuh rasa syukur.

Hidup yang penuh dengan cobaan akan terasa berat dan sulit untuk dilalui. Ketika cobaan tersebut muncul secara bertubi-tubi, rasa lelah seringkali mendorong seseorang untuk mengeluh. 

Lelah karena persoalan hidup menjadi perasaan yang sering dialami manusia. Kondisi ini juga kerap menimbulkan perasaan mengeluh yang membuat diri sendiri kurang bersyukur atas nikmat Tuhan. 

Hampir setiap orang pasti pernah mengeluh di kesehariannya. Pasalnya dalam menjalani hidup, seseorang pasti pernah menjumpai hal-hal yang menyulitkan bahkan menyiksa. Mengeluh memang tidak dapat mengatasi masalah. Namun bagi sebagian orang, melontarkan kata-kata mengeluh bisa menimbulkan sedikit perasaan lega.

Sayangnya, menghindari mengeluh memang bukanlah hal yang mudah. Terlebih, sebagian orang telah menjadikan mengeluh sebagai suatu kebiasaan.  Mengeluh biasanya muncul karena kenyataan yang didapatkan tidak sesuai dengan harapan atau ekspetasi. Padahal mengeluh tidak akan mengubah keadaan.

Tak sedikit orang di sekitar kita mengeluh tentang keadaan hidupnya, yang biasanya dipicu keadaan ekonomi, jodoh, rumah tangga, sekolah, dan berbagai masalah lain di dalam hidup.

Sebegitulah juga kami keluarga tak pernah luput dari keluh kesah dalam menjalani hidup. Di sini kehadiran Suster Maria betul-betul sangat berarti bagi kami. Kehadiran Suster Maria bagi kami keluarga bagaikan "Oase di tengah Padang Pasir",

~ dialah yang memberi kehidupan bagi musafir ketika harapan kehidupan sangatlah kecil

~ dialah yang memberikan kesegaran ketika seseorang sudah tidak memiliki harapan

~ dialah yang memberikan setitik harapan bagi kaum yang telah putus asa.


Ibarat berada di padang pasir, tentu terasa kering. Kering dalam hal ini adalah ketika jiwa kita sedang mengalami penurunan. Namanya hati manusia, pasti ada waktunya untuk di atas, kadang juga ada di bawah. Saat seperti ini jiwa kita sedang butuh asupan dan pastinya sangat membutuhkan tetesan air. Tetes demi tetes cinta kasih sungguh sangat dibutuhkan.  Di tengah hati yang kering dan gersang ada tempat yang menyejukkan, tempat yang tersedia bagi keluarga dan siapa saja. 

Suster Maria menjadi satu-satunya tempat mengeluh, tempat mencurahkan isi hati yang tertekan dan tempat memohon didoakan agar cita-cita dan harapan bisa terwujud. 






Tanpa mengesampingkan regula-regula komunitas, Suster Maria tetap menyempatkan diri melayani umat dan siapa saja baik bertatap muka langsung maupun melalui doa-doa pribadinya. Semua dilayaninya tanpa mengenal lelah. Selain pendoa bagi siapa saja, sering juga Suster Maria berperan sebagai motivator. Peran ini terasa sekali bagi keluarga.     Untuk tetap bersyukur dan menghindari perasaan mengeluh, setiap orang memerlukan dorongan motivasi. Banyak motivasi dari Suster Maria telah menjadi cikal bakal kesuksesan keluarga. Di samping itu, Suster Maria menjadi pemersatu keluarga besar, teringat pada awal tahun 1995, Suster Maria memprakarsai pembentukan Rukun Keluarga Suoth. Dan terbentuklah Rukun Keluarga Philep Suoth yang pada saat itu diketuai oleh bpk Henky Suoth alm.

Demikian sekelumit figur dan peran Suster Maria bagi keluarga besar Suoth.


Pax et bonum,

Ronny Suoth, Tikala Baru, 2 Maret 2024.

Selasa, 02 Januari 2024

DUA SUDUT PANDANG DALAM SATU CERITERA

Seorang penulis buku terkenal duduk di ruang kerjanya, dia mengambil penanya dan mulai menulis :

"Tahun lalu saya harus dioperasi untuk mengeluarkan batu empedu. Saya harus terbaring cukup lama di ranjang.

Di tahun yang sama, saya berusia 60 tahun dan memasuki usia pensiun, keluar dari pekerjaan di perusahaan yang begitu saya senangi. Saya harus tinggalkan pekerjaan yang sudah saya tekuni selama 35 tahun.

Di tahun itu juga saya ditinggalkan ayah yang tercinta.

Kemudian masih di tahun yang sama, anak saya gagal di ujian akhir kedokteran, karena kecelakaan mobil. Biaya bengkel akibat kerusakan mobil adalah puncak kesialan di tahun lalu".

Di bagian akhir dia menulis :

"Sungguh... tahun yang sangat buruk!"


Istri sang penulis masuk ke ruangan dan mendapati suaminya yang sedang sedih dan termenung. Dari belakang, sang istri melihat dan sempat membaca tulisan sang suami. Perlahan-lahan ia mundur dan keluar dari ruangan.

15 menit kemudian dia masuk lagi dan meletakkan sebuah kertas berisi tulisan sebagai berikut  :

"Tahun lalu akhirnya suami saya berhasil menyingkirkan kantong empedunya yang selama bertahun-tahun membuat perutnya sakit.

Di tahun itu juga saya bersyukur, suami bisa pensiun dengan kondisi sehat dan bahagia. Saya bersyukur kepada Tuhan, dia sudah diberikan kesempatan berkarya dan berpenghasilan selama 35 tahun untuk menghidupi keluarga kami.

Sekarang, suami saya bisa menggunakan waktunya lebih banyak untuk menulis, yang merupakan hobinya sejak dulu.

Pada tahun yang sama, mertua saya yang berusia 95 tahun tanpa sakit apa-apa telah kembali kepada Tuhan dengan damai dan bahagia.

Dan masih di tahun yang sama pula Tuhan telah melindungi anak saya dari kecelakaan yang hebat. Mobil kami memang rusak berat akibat kecelakaan tersebut, tetapi anak saya selamat tanpa cacat sedikit pun".

Pada kalimat terakhir istrinya menulis :

"Tahun lalu adalah tahun yang penuh berkat yang luar biasa dari Tuhan dan kami lalui dengan penuh rasa takjub dan syukur".

                                       

Sang penulis tersenyum haru saat membacanya, dan mengalir air mata hangat di pipinya. Ia berterimakasih atas sudut pandang berbeda untuk setiap peristiwa yang telah dilaluinya tahun lalu. Perspektif yang berbeda telah membuatnya bahagia.

_____________________________


Sahabat, di dalam hidup ini kita harus mengerti bahwa kenyataannya bukan kebahagiaan yang membuat kita bersyukur, namun rasa syukurlah yang akan membuat kita bahagia. 

Mari kita berlatih melihat suatu peristiwa dari sudut pandang positif dan jauhkan rasa iri di dalam hati. 


Abraham Lincoln mengatakan :

"Kita dapat mengeluh karena semak mawar memiliki duri, atau bersukacita karena semak duri memiliki mawar". (We can complain because rose bushes have thorns, or rejoice because thorn bushes have roses).


Tikala Baru, 2 Januari 2024.


 

Jumat, 13 Agustus 2021

SEKELUMIT TENTANG ELISABETH SUTEDJA

Ia cantik, pinter, kaya. Lulusan ITB, Harvard cum laude, jadi Presiden Marketing di BOEING, hidup seperti Presiden. 

Tiba-tiba masuk biara! What can you say? 

Salah satu cerita Elisabeth yang pernah dia share : 


Salah satu ujud yang selalu aku sampaikan dalam doa pagi adalah “Tuhan.... berilah aku kesempatan hari ini untuk berbagi kasih dengan sesama....” 

Tuhan selalu mengabulkan doaku ini. 

Ada saja yang bisa aku lakukan : membantu menyeberangkan orang tua, mendamaikan anak2 yang bertengkar, membantu tetangga membereskan kebunnya, menyapa orang2 yang aku jumpai...... Selain hal2 yang biasa, Tuhan juga kadangkala memberi aku kesempatan yang luar biasa.  


20 Desember 2010 : 

Setelah mengikuti misa pagi di Gereja St Anthony, biasanya aku langsung pulang ke rumah, tapi pagi itu aku jalan kaki berputar ambil jalan lain melewati Fenway Park, sebuah taman besar dan indah di pusat kota Boston, dengan tujuan ingin menikmati morning-sandwich di salah satu kios penjual makanan di situ. Saat itu di pertengahan musim dingin (winter). Suhu udara sekitar minus 10 derajat Celsius. Semalam salju turun dengan lebat. Tebal salju di taman sekitar 15 cm. 


Sedang aku menikmati sandwich, pandanganku terarah ke sebuah gazebo  di tengah taman. Aku lihat seorang wanita tua sedang memandang ke arahku, seolah-olah ingin memanggilku. Aku tanyakan kepada penjual makanan, apakah dia kenal dengan wanita itu. Jawabnya, “No, I’ve never seen her!”

Aku beli sepotong sandwich dengan segelas susu panas dan membawanya ke gazebo.  

Aku perkirakan wanita itu berusia sekitar 60 tahunan, wajahnya putih penuh dengan kerut dan pakaiannya sangat sederhana.


“Hi.... I’m Elisabeth Sutedja”, sapaku sambil mengulurkan tangan kananku.

Dia diam tak menjawab dan tak menerima uluran tanganku. Matanya tajam memandang sandwich dan susu panas yang aku bawa. 


“Will you join me?”, kataku sambil menyerahkan sandwich dan susu panas kepadanya. Dengan cepat dia mengambilnya dan menyantapnya dengan lahap. Nampaknya dia sudah lapar sekali. Selesai makan, dia mulai memandang dan mengamatiku. Pandangannya terarah kepada Rosario kecil yang aku pakai di pergelangan tangan kananku.

“Christian?” tanyanya. “Yes... Catholic”, jawabku. 


“Shit!”, katanya keras sambil mencibirkan bibirnya. 


“Why shit?”, tanyaku. 


“I don’t believe in God!”, jawabnya. 


“Why don’t you?”, tanyaku lagi. 


“There’s no God”, jawabnya tegas.  


“There is God!”, kataku halus. 


“Prove it!” pintanya. 


Wah..... aku mulai putar otak..... Bagaimana caranya membuktikan Tuhan itu ada. Aku berdoa dalam hati, “Tuhan Yesus tolong aku...” Dan Yesus menolong aku.


Aku perhatikan tangan dan badannya menggigil. Dia pasti sangat kedinginan! Aku lepaskan mantel tebal yang aku pakai. “It’s for you," kataku sambil mengenakan mantel itu pada tubuhnya. Dia diam, matanya kini memandangku dengan sayu. Aku lihat air matanya menetes keluar. Aku merasa iba melihatnya. Aku peluk dia. Dia menangis keras. 


“Why are you doing this?” tanyanya sambil menangis.


“Jesus is God, Jesus is Love, He knows you’re freezing. So He asks me to give this coat to you," jawabku. 


“Really?” tanyanya. Matanya yang berlinang air mata memandangku dan kedua tangannya meraba mukaku sambil berkata pelan.... “You’re really an angel! You gave me food when I was hungry. Then you gave me your coat when I was freezing!” 


Aku kaget.....bagaimana dia dapat mengucapkan kata-kata indah dari Alkitab? 


Sesuatu terjadi pada diriku! Aku merasakan sukacita yang sungguh besar! Aku merasa Yesus tersenyum padaku! Aku berjalan pulang tanpa mengenakan mantel, namun aku tak merasakan dingin sama sekali! 

(Suster Ir. Maria Elisabeth Sutedja, MBA, PhD).

 


------------------------


PESAN MORAL : 


Saudaraku, beragama itu sederhana, yaitu peka dan tanggap terhadap kebutuhan orang lain. 

Percuma berdebat yang ruwet², pastinya akan sia² saja.

Kalau tidak setuju, lebih baik diam.


Duduk bersama dengan orang yang kurang mampu dan kurang beruntung, bisa menghilangkan rasa egois dan kesombongan di dalam hati. 

Kamu tidak butuh uang untuk membantu orang lain, kamu hanya membutuhkan hati untuk membantu mereka. Dan Allah senantiasa akan menolong hamba-Nya, selama kamu menolong saudara-saudaranya yang lain.


Pelayanan sejati akan terlihat dlm kerendahan hati kita saat melayani Allah dan sesama. Bila yang anda pikirkan hanya kesuksesan, itu pekerjaan. Tapi bila yang anda pikirkan hanya kesetiaan, itu pelayanan. Melayani Tuhan itu adalah melayani perasaan-Nya, melakukan kehendak-Nya dengan sepenuh hati.

Terima kasih, berkat Allah menyertai kita. 🙏⚘🙏


Tikala Baru, 13 Agustus 2021.

Selasa, 13 Juli 2021

TUHAN, INI OWE, ACONG


Seorang pemilik toko kelontong yang sederhana, memiliki kebiasaan unik. Setiap sore waktu pulang dari tokonya menuju rumah, dia selalu berhenti di depan pintu Gereja yang dilaluinya walau sebentar. 

12 tahun sudah hal ini ia lakukan sampai suatu hari ada yang bertanya : "Ko Acong, apa yang loe lakukan di depan pintu Gereja setiap hari?" 

Jawab Acong : "Owé berdoa". 

Ditanya lagi : "Doa apaan kok sebentar amat?" 

"Singkat aja : TUHAN........ini owé....Acong", jawabnya. 

Suatu hari Acong sakit, masuk ruang ICU. Ia merintih kesakitan sambil berseru : "Tuhan, ini owé, Acong", dan setiap rasa sakit datang, ia selalu panggil nama Tuhan. Sampai suatu malam Acong bermimpi Tuhan datang, menyentuh kening Acong dengan lembut sambil berkata : "Acong.....ini Owe". 


Acong senang sekali, dia langsung duduk, tapi yang menyapa sudah hilang. Acong melepas selang infus lalu keluar dari ruang ICU mencari Tuhan. Perawat terkejut dan bertanya : "Mau ke mana ko Acong?" Dijawabnya : "Owé mau cari Tuhan yang tadi menyapa owé". 

Perawat berpikir Acong ngelantur. Tetapi ia heran, waktu diperiksa ternyata Acong sudah sembuh total dan sehat. 


Ternyata : 

TUHAN menyayangi orang yang tulus hati dan setia. Tuhan tidak butuh kehebatan kita. Tuhan tidak butuh fasih lidah kita. Tuhan tidak butuh doa yang panjang dan bertélé-télé. Tuhan tidak kagum dengan banyaknya uang yang kita beri atau banyaknya sedekah kita. 

 SATU HAL YANG PASTI : 

Tuhan melihat jauh ke dalam hati, apa yang menjadi keinginan dan kerinduan kita saat berdoa. APAKAH KITA SUNGGUH-SUNGGUH MENCARI DIA ? Baiklah kita selalu ingat dan percaya kepada-NYA setiap waktu dengan sepenuh hati, karena mata-Nya tidak pernah tertutup dan telinga-Nya tidak pernah lelah untuk mendengarkan doa-doa kita. 

 "TUHAN INI OWE“.


Tikala Baru, 13 Juli 2021.

Rabu, 30 Juni 2021

KACANG YANG TAK LUPA KULITNYA


Pelajaran dari Christiano Ronaldo, pesepak bola handal dari Portugal.

Ketika menerima sebuah penghargaan baru-baru ini, beliau mendedikasikannya untuk Alberto Fantrau. 

Kata Ronaldo : "Benar....saya adalah pemain sepak bola terbaik dunia, tapi semua keberhasilan itu adalah atas jasa besar sahabat saya Alberto Fantrau".



Hadirin saling berpandangan dan bertanya : Siapakah Fantrau ini ?

Ronaldo menyambung : "Kami main bersama dalam tim remaja ketika itu. Waktu datang pencari bakat dari Sporting Lisbon, mereka bilang, siapa yang menjaringkan gol terbanyak akan dipilih masuk Akademi kami". 

Hari itu kami menang 3-0. Gol pertama saya jaringkan. Fantrau membuat gol kedua dengan menanduk kedalam jaring. Gol ketiga adalah yang membuat hadirin terpesona,

Fantrau bergerak dari sayap, berhadapan dengan penjaga gawang lawan dan mengocok penjaga gawang yang sudah meninggalkan gawang, kesempatan luas untuk menjebol gawang.  

Sa'at itu saya sedang berlari di sisi Fantrau. Dari upaya untuk menjebol gawang kosong, Fantrau membuat keputusan mengoper bola pada saya dan akhirnya sayalah yang menjaringkan gol ketiga.  

Dengan itu saya mendapat tempat di Akademi Bola Sporting Lisbon. 

Setelah pertadingan itu, saya ketemu dan bertanya : "Fantrau, apa yang kamu lakukan dengan gol ketiga tadi?" 

Jawabnya: "Kau adalah pemain yang lebih baik dari saya".


Rasa ingin tahu para wartawan, menyelidik hingga bisa bertemu Alberto Fantrau. 

Mereka tanyakan kebenaran kisah yang diceritakan Ronaldo.  

Beliau tegaskan bahwa itu benar. Dan selepas pertandingan itu karier Fantrau terus terkubur, dari saat itu dia menganggur hingga hari ini.  

Namun Wartawan melihat Fantrau punya rumah mewah dan mobil Mercedes terbaru parkir di garasi, dan bertanya padanya : "Tanpa kerja tetap, bagaimana anda mampu memiliki semua ini?  Anda tampak nyaman dengan keadaan sekarang".

Alberto Fantrau menjawab : "Semua ini adalah dari Ronaldo".

---------------------------  

Pelajaran dari kisah ini, berapa banyak yang sanggup berbuat seperti tindakan Ronaldo dan Alberto? Sebaliknya banyak di antara kita menunjukkan sikap mementingkan diri sendiri dan tidak menghargai bantuan setelah diberikan orang lain.  

Sahabat, 

mari kita sama2 berubah, mari saling membantu dan lahirkan rasa bangga atas keberhasilan orang-orang di sekeliling kita. Apakah teman, handai taulan dan atau saudara sendiri.  

Apabila kita berhasil, bersyukurlah dan jangan jadi 'kacang lupakan kulitnya'. Setiap orang yang terlibat dalam keberhasilan kita, jangan lupakan budi mereka. Dan jadilah bagian dari kejayaan orang lain.

Orang yang tahu kalau dirinya tidak penting, akan lebih memikirkan orang lain. Sementara orang yang merasa kalau dirinya penting, hanya akan memikirkan dirinya sendiri. Dan ketahuilah, tidak ada perbuatan baik yang sia-sia. Selamat berbuat baik. 

Terima kasih. berkat Allah menyertai kita. 🙏⚘🙏

Tikala Baru, 30 Juni 2021.

Jumat, 12 April 2019

KISAH SI GADIS KAYA

Ada seorang gadis kaya menyewa sebuah rumah yang
bersebelahan dengan kontrakan rumah seorang ibu miskin dengan 2 anak. Suatu malam tiba-tiba listrik padam. Dengan bantuan cahaya handphone gadis itu ke dapur mau mengambil lilin, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.

Ternyata seorang anak miskin yang di sebelah rumahnya. Lalu anak itu bertanya dengan risau : "Kak, ada lilin tidak....???"
Gadis itu berpikir, di benaknya dia tertanam kata -JANGAN PINJAMKAN, nanti jadi kebiasaan untuk terus-terusan meminta-.
Maka si gadis menjawab : "TIDAK ADA !"
Kemudian si anak miskin berkata riang :
"Saya sudah duga kakak tidak ada lilin, ini ada 2 batang lilin saya bawakan untuk kakak, kami khawatir karena kakak tinggal sendirian dan tidak ada lilin".

Si gadis itu merasa bersalah dan malu, dalam linangan air mata, dia memeluk anak kecil itu erat-erat, sambil memohon maaf atas sikapnya yang angkuh tadi.

================

Jangan menilai keburukan orang lain hanya karena mereka kelihatan miskin atau tidak mampu.
Ingat, kekayaan tidak bergantung seberapa banyak yang kita punya, tetapi seberapa kita mampu untuk berbagi kepada mereka yang tidak mampu.

Miskin bukan berarti tidak punya apa-apa dan kaya bukan berarti punya segalanya.
Mungkin hari ini kita di atas tanah, tapi esok lusa bisa-bisa tanah sudah di atas kita. Hidup hanya sekali, jadi buat apa kita menyombongkn diri, padahal kita hanya terbuat dari tanah yang diberi nyawa.

Guys, kebaikan yang kita berikan pada orang lain sesungguhnya adalah kebaikan yang kita tanam untuk diri kita sendiri. Orang yang pertama kali dapat merasakan kebahagiaan adalah orang yang mampu menghayati saat dirinya membahagiakan orang lain. Buah perbuatan baik akan tumbuh subur dalam jiwa mereka, moral mereka, dan nurani mereka. Mereka akan memperoleh kelapangan dan kegembiraan, ketenangan dan kedamaian.
Sekian.

Tikala Baru, 12 April 2019.


SECARIK TIKET KERETA

Dalam suatu kereta Ekonomi yang non AC, seorang Eksekutif muda, dengan jas elegan naik di sana. Sesak2an dengan  penumpang lain. Sesaat kemu...