Kamis, 25 Januari 2018

SEORANG KATHOLIK DAN KHOTBAH

Seorang Katolik menulis surat kepada Editor sebuah  surat kabar dan mengeluhkan kepada  pembaca bahwa dia merasa sia-sia pergi ke gereja setiap minggunya.
Tulisnya :

"Saya sudah pergi ke gereja selama 30 thn dan selama itu saya telah mendengar 3000 khotbah. Tapi selama hidup, saya tidak bisa mengingat satu khotbah pun. Jadi saya rasa saya telah memboroskan begitu banyak waktu,  demikian pun para pastor itu telah memboroskan waktu mereka dengan khotbah-khotbah itu".

Surat itu menimbulkan polemik hebat dalam kolom pembaca.
Perdebatan itu berlangsung berminggu-minggu sampai akhirnya ada seorang yang menulis demikian :

"Saya sudah menikah selama 30 tahun. Selama ini istri saya telah memasak 32.000 jenis masakan. Selama hidup, saya tidak bisa mengingat satupun jenis masakan yang dilakukan istri saya. Tapi saya tahu
bahwa masakan-masakan itu telah memberi saya kekuatan yang saya perlukan untuk bekerja. Seandainya istri saya tidak memberikan makanan itu kepada  saya, maka saya sudah lama meninggal."

Sejak itu tak ada lagi komentar tentang
khotbah.





Caritas Christi urget nos !

Tikala Baru, 25 Januari 2018.

Rabu, 24 Januari 2018

MANISNYA PERMEN MASIH TERASA DI LIDAH

"Seorang lelaki tua terbaring lemah di sebuah rumah sakit. 
Seorang pemuda datang menengoknya setiap hari dan menghabiskan waktu berjam-jam bersama lelaki tua itu. 

Pemuda itu menyuapinya, membersihkan badannya, dan membimbingnya berjalan-jalan di taman, lalu membantunya kembali berbaring. 

Pemuda itu baru pergi setelah merasa bila lelaki tua itu sudah bisa ditinggal.

Suatu ketika seorang perawat yang datang memberi obat dan memeriksa kondisi orang tua itu berkata :

  “Bapak punya anak yang berbakti. Setiap hari ia datang untuk mengurus bapak. Sungguh beruntung ya, pak.”

Lelaki tua itu memandang perawat itu sejenak, lalu memejamkan kedua matanya.

Dengan nada sedih, lelaki tua itu berkata :
 “Saya berangan-angan, seandainya dia adalah salah seorang anak saya. Dia adalah anak yatim yang tinggal di lingkungan tempat tinggal kami.

Dulu sekali,
saya melihatnya menangis setelah kematian ayahnya. 
Saya pun menghiburnya, dan membelikan permen untuknya.
Setelah itu saya tidak pernah lagi berbincang dengannya".

Kemudian... 
Ketika ia tahu kalau saya dan istri hanya tinggal berdua saja, 
ia pun berkunjung setiap hari untuk memastikan kami baik-baik saja.
Ketika kondisi fisik saya mulai menurun, ia mengajak saya
dan istri saya tinggal di rumahnya, lalu secara rutin membawa saya ke rumah sakit untuk mengecek kondisi kesehatan.

Saya pun pernah bertanya padanya,
 ‘Nak, 
mengapa engkau menyusahkan diri untuk mengurus kami ?'.
Sambil tersenyum anak itu menjawab :
"Manisnya permen masih terasa di mulut saya, pak".



Orang yang baik hatinya pasti akan mendapatkan imbalan yang baik pula dari Sang Pencipta.

Maka, jangan memikirkan untung/rugi ketika mempunyai kesempatan untuk membantu orang yang perlu bantuan.

Lakukan saja perbuatan baik secara spontan, dengan hati yang tulus dan ikhlas karena Allah tidak pernah salah. Apa yang kita tanam pasti akan kembali kepada kita pula, bahkan berkelimpahan.
Lakukanlah segala kebaikan sekecil apapun, karena kamu tidak tahu kebaikan mana yang akan menghantar kamu menuju surga.
Tidak ada satupun kebaikan, sekecil apapun itu, yang sia-sia !
Sekian.
Fiat Lux !


Tikala Baru, 24 Januari 2018.


SECARIK TIKET KERETA

Dalam suatu kereta Ekonomi yang non AC, seorang Eksekutif muda, dengan jas elegan naik di sana. Sesak2an dengan  penumpang lain. Sesaat kemu...