Sabtu, 02 Maret 2024

FIGUR DAN PERAN SUSTER MARIA SUOTH, OCD BAGI KELUARGA

FIGUR SUSTER MARIA :


Mulanya pada usia belia, Stin atau Agustin begitu keluarga memanggil Suster Maria, menjalani pendidikan perawat mengikuti jejak profesi kakak tertua, Mien, dan menjadi seorang perawat di RS Gunung Maria Tomohon sekitar tahun 1947.

Namun menjadi perawat bagi Suster Maria bukanlah tujuan akhir cita-citanya, karena ternyata gema panggilan menjadi seorang pertapa begitu kuat terdengar dalam hatinya. Dan di usia 25 tahun, tepatnya pada 1 Nopember 1951, dengan diantar oleh papa, Philep Suoth dan kakak beradik, beliau bergabung dengan Ordo Karmel Tak Berkasut (OCD) di Kakaskasen Tomohon. Dua tahun kemudian pada 4 Nopember 1953 beliau mengikrarkan kaulnya dengan mengambil nama : Suster Maria dari Hati Kudus OCD. Dan tiga tahun berikutnya yakni pada 4 Nopember 1956, Suster Maria memutuskan untuk mengikuti Kristus sampai akhir hayatnya yakni dengan mengikrarkan Kaul Agungnya.

Dan Suster Maria lah yang menjadi buah sulung dan pembuka jalan bagi putri-putri pribumi dalam melayani Tuhan dan sesama sebagai pertapa di Biara Karmel St. Theresia dari Liseux karena beberapa tahun kemudian beberapa putri pribumi masuk mengikuti jejak Suster Maria di  Biara Karmel Kakaskasen.

Menjadi seorang pertapa atau rubiah Karmel Tak Berkasut adalah menjadikan diri religius dengan karakter utamanya hidup kontemplatif ketat dan menjadi saksi kemutlakan Allah dalam dirinya. Suster Maria menanggapi panggilan Tuhan dengan hati yang siap sedia untuk di ubah menjadi kurban yang bukan hanya diwujud-nyatakan dengan melepaskan diri dari keluarga dan kebebasan berinteraksi dengan dunia, tetapi lebih dari pada itu untuk membaktikan seluruh hidup dalam doa dan untuk selalu berada di hadirat Allah. Dengan mengambil bagian dalam kharisma St. Teresa dari Avila, Suster Maria dipanggil kepada hidup kontemplasi terutama dengan menjadikan seluruh hidupnya sebagai sebuah doa. Mengkontemplasikan Allah yang hidup setiap hari adalah alasan eksistensi hidup dan tugas utamanya dan segala sesuatu yang lain adalah hal-hal yang sekunder. Dan untuk mendukung cara hidup itu, sebagai rubiah Karmel, Suster Maria memilih untuk memisahkan diri secara ketat dengan dunia lewat bentuk hidup di dalam klausura, di dalam keheningan dan kesendirian.

Pengalaman mendalam akan Allah menjadi sumber dan fondasi dari karya kerasulan lewat mendoakan intensi-intensi Gereja dan kesaksian hidup, namun sama sekali tidak mengambil bagian dalam bentuk pelayanan aktif.


PERAN BAGI KELUARGA :

Setiap hal yang terjadi dalam hidup adalah kehendak Tuhan sebagai pemilik dan pencipta alam semesta. Namun, seringkali jalan hidup tak sesuai




dengan harapan manusia di mana kerap menimbulkan rasa kecewa, lelah, putus asa yang akhirnya memicu perasaan mengeluh. Akibatnya seseorang tidak dapat menikmati hidup dengan tenang dan penuh rasa syukur.

Hidup yang penuh dengan cobaan akan terasa berat dan sulit untuk dilalui. Ketika cobaan tersebut muncul secara bertubi-tubi, rasa lelah seringkali mendorong seseorang untuk mengeluh. 

Lelah karena persoalan hidup menjadi perasaan yang sering dialami manusia. Kondisi ini juga kerap menimbulkan perasaan mengeluh yang membuat diri sendiri kurang bersyukur atas nikmat Tuhan. 

Hampir setiap orang pasti pernah mengeluh di kesehariannya. Pasalnya dalam menjalani hidup, seseorang pasti pernah menjumpai hal-hal yang menyulitkan bahkan menyiksa. Mengeluh memang tidak dapat mengatasi masalah. Namun bagi sebagian orang, melontarkan kata-kata mengeluh bisa menimbulkan sedikit perasaan lega.

Sayangnya, menghindari mengeluh memang bukanlah hal yang mudah. Terlebih, sebagian orang telah menjadikan mengeluh sebagai suatu kebiasaan.  Mengeluh biasanya muncul karena kenyataan yang didapatkan tidak sesuai dengan harapan atau ekspetasi. Padahal mengeluh tidak akan mengubah keadaan.

Tak sedikit orang di sekitar kita mengeluh tentang keadaan hidupnya, yang biasanya dipicu keadaan ekonomi, jodoh, rumah tangga, sekolah, dan berbagai masalah lain di dalam hidup.

Sebegitulah juga kami keluarga tak pernah luput dari keluh kesah dalam menjalani hidup. Di sini kehadiran Suster Maria betul-betul sangat berarti bagi kami. Kehadiran Suster Maria bagi kami keluarga bagaikan "Oase di tengah Padang Pasir",

~ dialah yang memberi kehidupan bagi musafir ketika harapan kehidupan sangatlah kecil

~ dialah yang memberikan kesegaran ketika seseorang sudah tidak memiliki harapan

~ dialah yang memberikan setitik harapan bagi kaum yang telah putus asa.


Ibarat berada di padang pasir, tentu terasa kering. Kering dalam hal ini adalah ketika jiwa kita sedang mengalami penurunan. Namanya hati manusia, pasti ada waktunya untuk di atas, kadang juga ada di bawah. Saat seperti ini jiwa kita sedang butuh asupan dan pastinya sangat membutuhkan tetesan air. Tetes demi tetes cinta kasih sungguh sangat dibutuhkan.  Di tengah hati yang kering dan gersang ada tempat yang menyejukkan, tempat yang tersedia bagi keluarga dan siapa saja. 

Suster Maria menjadi satu-satunya tempat mengeluh, tempat mencurahkan isi hati yang tertekan dan tempat memohon didoakan agar cita-cita dan harapan bisa terwujud. 






Tanpa mengesampingkan regula-regula komunitas, Suster Maria tetap menyempatkan diri melayani umat dan siapa saja baik bertatap muka langsung maupun melalui doa-doa pribadinya. Semua dilayaninya tanpa mengenal lelah. Selain pendoa bagi siapa saja, sering juga Suster Maria berperan sebagai motivator. Peran ini terasa sekali bagi keluarga.     Untuk tetap bersyukur dan menghindari perasaan mengeluh, setiap orang memerlukan dorongan motivasi. Banyak motivasi dari Suster Maria telah menjadi cikal bakal kesuksesan keluarga. Di samping itu, Suster Maria menjadi pemersatu keluarga besar, teringat pada awal tahun 1995, Suster Maria memprakarsai pembentukan Rukun Keluarga Suoth. Dan terbentuklah Rukun Keluarga Philep Suoth yang pada saat itu diketuai oleh bpk Henky Suoth alm.

Demikian sekelumit figur dan peran Suster Maria bagi keluarga besar Suoth.


Pax et bonum,

Ronny Suoth, Tikala Baru, 2 Maret 2024.

Selasa, 02 Januari 2024

DUA SUDUT PANDANG DALAM SATU CERITERA

Seorang penulis buku terkenal duduk di ruang kerjanya, dia mengambil penanya dan mulai menulis :

"Tahun lalu saya harus dioperasi untuk mengeluarkan batu empedu. Saya harus terbaring cukup lama di ranjang.

Di tahun yang sama, saya berusia 60 tahun dan memasuki usia pensiun, keluar dari pekerjaan di perusahaan yang begitu saya senangi. Saya harus tinggalkan pekerjaan yang sudah saya tekuni selama 35 tahun.

Di tahun itu juga saya ditinggalkan ayah yang tercinta.

Kemudian masih di tahun yang sama, anak saya gagal di ujian akhir kedokteran, karena kecelakaan mobil. Biaya bengkel akibat kerusakan mobil adalah puncak kesialan di tahun lalu".

Di bagian akhir dia menulis :

"Sungguh... tahun yang sangat buruk!"


Istri sang penulis masuk ke ruangan dan mendapati suaminya yang sedang sedih dan termenung. Dari belakang, sang istri melihat dan sempat membaca tulisan sang suami. Perlahan-lahan ia mundur dan keluar dari ruangan.

15 menit kemudian dia masuk lagi dan meletakkan sebuah kertas berisi tulisan sebagai berikut  :

"Tahun lalu akhirnya suami saya berhasil menyingkirkan kantong empedunya yang selama bertahun-tahun membuat perutnya sakit.

Di tahun itu juga saya bersyukur, suami bisa pensiun dengan kondisi sehat dan bahagia. Saya bersyukur kepada Tuhan, dia sudah diberikan kesempatan berkarya dan berpenghasilan selama 35 tahun untuk menghidupi keluarga kami.

Sekarang, suami saya bisa menggunakan waktunya lebih banyak untuk menulis, yang merupakan hobinya sejak dulu.

Pada tahun yang sama, mertua saya yang berusia 95 tahun tanpa sakit apa-apa telah kembali kepada Tuhan dengan damai dan bahagia.

Dan masih di tahun yang sama pula Tuhan telah melindungi anak saya dari kecelakaan yang hebat. Mobil kami memang rusak berat akibat kecelakaan tersebut, tetapi anak saya selamat tanpa cacat sedikit pun".

Pada kalimat terakhir istrinya menulis :

"Tahun lalu adalah tahun yang penuh berkat yang luar biasa dari Tuhan dan kami lalui dengan penuh rasa takjub dan syukur".

                                       

Sang penulis tersenyum haru saat membacanya, dan mengalir air mata hangat di pipinya. Ia berterimakasih atas sudut pandang berbeda untuk setiap peristiwa yang telah dilaluinya tahun lalu. Perspektif yang berbeda telah membuatnya bahagia.

_____________________________


Sahabat, di dalam hidup ini kita harus mengerti bahwa kenyataannya bukan kebahagiaan yang membuat kita bersyukur, namun rasa syukurlah yang akan membuat kita bahagia. 

Mari kita berlatih melihat suatu peristiwa dari sudut pandang positif dan jauhkan rasa iri di dalam hati. 


Abraham Lincoln mengatakan :

"Kita dapat mengeluh karena semak mawar memiliki duri, atau bersukacita karena semak duri memiliki mawar". (We can complain because rose bushes have thorns, or rejoice because thorn bushes have roses).


Tikala Baru, 2 Januari 2024.


 

Jumat, 13 Agustus 2021

SEKELUMIT TENTANG ELISABETH SUTEDJA

Ia cantik, pinter, kaya. Lulusan ITB, Harvard cum laude, jadi Presiden Marketing di BOEING, hidup seperti Presiden. 

Tiba-tiba masuk biara! What can you say? 

Salah satu cerita Elisabeth yang pernah dia share : 


Salah satu ujud yang selalu aku sampaikan dalam doa pagi adalah “Tuhan.... berilah aku kesempatan hari ini untuk berbagi kasih dengan sesama....” 

Tuhan selalu mengabulkan doaku ini. 

Ada saja yang bisa aku lakukan : membantu menyeberangkan orang tua, mendamaikan anak2 yang bertengkar, membantu tetangga membereskan kebunnya, menyapa orang2 yang aku jumpai...... Selain hal2 yang biasa, Tuhan juga kadangkala memberi aku kesempatan yang luar biasa.  


20 Desember 2010 : 

Setelah mengikuti misa pagi di Gereja St Anthony, biasanya aku langsung pulang ke rumah, tapi pagi itu aku jalan kaki berputar ambil jalan lain melewati Fenway Park, sebuah taman besar dan indah di pusat kota Boston, dengan tujuan ingin menikmati morning-sandwich di salah satu kios penjual makanan di situ. Saat itu di pertengahan musim dingin (winter). Suhu udara sekitar minus 10 derajat Celsius. Semalam salju turun dengan lebat. Tebal salju di taman sekitar 15 cm. 


Sedang aku menikmati sandwich, pandanganku terarah ke sebuah gazebo  di tengah taman. Aku lihat seorang wanita tua sedang memandang ke arahku, seolah-olah ingin memanggilku. Aku tanyakan kepada penjual makanan, apakah dia kenal dengan wanita itu. Jawabnya, “No, I’ve never seen her!”

Aku beli sepotong sandwich dengan segelas susu panas dan membawanya ke gazebo.  

Aku perkirakan wanita itu berusia sekitar 60 tahunan, wajahnya putih penuh dengan kerut dan pakaiannya sangat sederhana.


“Hi.... I’m Elisabeth Sutedja”, sapaku sambil mengulurkan tangan kananku.

Dia diam tak menjawab dan tak menerima uluran tanganku. Matanya tajam memandang sandwich dan susu panas yang aku bawa. 


“Will you join me?”, kataku sambil menyerahkan sandwich dan susu panas kepadanya. Dengan cepat dia mengambilnya dan menyantapnya dengan lahap. Nampaknya dia sudah lapar sekali. Selesai makan, dia mulai memandang dan mengamatiku. Pandangannya terarah kepada Rosario kecil yang aku pakai di pergelangan tangan kananku.

“Christian?” tanyanya. “Yes... Catholic”, jawabku. 


“Shit!”, katanya keras sambil mencibirkan bibirnya. 


“Why shit?”, tanyaku. 


“I don’t believe in God!”, jawabnya. 


“Why don’t you?”, tanyaku lagi. 


“There’s no God”, jawabnya tegas.  


“There is God!”, kataku halus. 


“Prove it!” pintanya. 


Wah..... aku mulai putar otak..... Bagaimana caranya membuktikan Tuhan itu ada. Aku berdoa dalam hati, “Tuhan Yesus tolong aku...” Dan Yesus menolong aku.


Aku perhatikan tangan dan badannya menggigil. Dia pasti sangat kedinginan! Aku lepaskan mantel tebal yang aku pakai. “It’s for you," kataku sambil mengenakan mantel itu pada tubuhnya. Dia diam, matanya kini memandangku dengan sayu. Aku lihat air matanya menetes keluar. Aku merasa iba melihatnya. Aku peluk dia. Dia menangis keras. 


“Why are you doing this?” tanyanya sambil menangis.


“Jesus is God, Jesus is Love, He knows you’re freezing. So He asks me to give this coat to you," jawabku. 


“Really?” tanyanya. Matanya yang berlinang air mata memandangku dan kedua tangannya meraba mukaku sambil berkata pelan.... “You’re really an angel! You gave me food when I was hungry. Then you gave me your coat when I was freezing!” 


Aku kaget.....bagaimana dia dapat mengucapkan kata-kata indah dari Alkitab? 


Sesuatu terjadi pada diriku! Aku merasakan sukacita yang sungguh besar! Aku merasa Yesus tersenyum padaku! Aku berjalan pulang tanpa mengenakan mantel, namun aku tak merasakan dingin sama sekali! 

(Suster Ir. Maria Elisabeth Sutedja, MBA, PhD).

 


------------------------


PESAN MORAL : 


Saudaraku, beragama itu sederhana, yaitu peka dan tanggap terhadap kebutuhan orang lain. 

Percuma berdebat yang ruwet², pastinya akan sia² saja.

Kalau tidak setuju, lebih baik diam.


Duduk bersama dengan orang yang kurang mampu dan kurang beruntung, bisa menghilangkan rasa egois dan kesombongan di dalam hati. 

Kamu tidak butuh uang untuk membantu orang lain, kamu hanya membutuhkan hati untuk membantu mereka. Dan Allah senantiasa akan menolong hamba-Nya, selama kamu menolong saudara-saudaranya yang lain.


Pelayanan sejati akan terlihat dlm kerendahan hati kita saat melayani Allah dan sesama. Bila yang anda pikirkan hanya kesuksesan, itu pekerjaan. Tapi bila yang anda pikirkan hanya kesetiaan, itu pelayanan. Melayani Tuhan itu adalah melayani perasaan-Nya, melakukan kehendak-Nya dengan sepenuh hati.

Terima kasih, berkat Allah menyertai kita. 🙏⚘🙏


Tikala Baru, 13 Agustus 2021.

Selasa, 13 Juli 2021

TUHAN, INI OWE, ACONG


Seorang pemilik toko kelontong yang sederhana, memiliki kebiasaan unik. Setiap sore waktu pulang dari tokonya menuju rumah, dia selalu berhenti di depan pintu Gereja yang dilaluinya walau sebentar. 

12 tahun sudah hal ini ia lakukan sampai suatu hari ada yang bertanya : "Ko Acong, apa yang loe lakukan di depan pintu Gereja setiap hari?" 

Jawab Acong : "Owé berdoa". 

Ditanya lagi : "Doa apaan kok sebentar amat?" 

"Singkat aja : TUHAN........ini owé....Acong", jawabnya. 

Suatu hari Acong sakit, masuk ruang ICU. Ia merintih kesakitan sambil berseru : "Tuhan, ini owé, Acong", dan setiap rasa sakit datang, ia selalu panggil nama Tuhan. Sampai suatu malam Acong bermimpi Tuhan datang, menyentuh kening Acong dengan lembut sambil berkata : "Acong.....ini Owe". 


Acong senang sekali, dia langsung duduk, tapi yang menyapa sudah hilang. Acong melepas selang infus lalu keluar dari ruang ICU mencari Tuhan. Perawat terkejut dan bertanya : "Mau ke mana ko Acong?" Dijawabnya : "Owé mau cari Tuhan yang tadi menyapa owé". 

Perawat berpikir Acong ngelantur. Tetapi ia heran, waktu diperiksa ternyata Acong sudah sembuh total dan sehat. 


Ternyata : 

TUHAN menyayangi orang yang tulus hati dan setia. Tuhan tidak butuh kehebatan kita. Tuhan tidak butuh fasih lidah kita. Tuhan tidak butuh doa yang panjang dan bertélé-télé. Tuhan tidak kagum dengan banyaknya uang yang kita beri atau banyaknya sedekah kita. 

 SATU HAL YANG PASTI : 

Tuhan melihat jauh ke dalam hati, apa yang menjadi keinginan dan kerinduan kita saat berdoa. APAKAH KITA SUNGGUH-SUNGGUH MENCARI DIA ? Baiklah kita selalu ingat dan percaya kepada-NYA setiap waktu dengan sepenuh hati, karena mata-Nya tidak pernah tertutup dan telinga-Nya tidak pernah lelah untuk mendengarkan doa-doa kita. 

 "TUHAN INI OWE“.


Tikala Baru, 13 Juli 2021.

Rabu, 30 Juni 2021

KACANG YANG TAK LUPA KULITNYA


Pelajaran dari Christiano Ronaldo, pesepak bola handal dari Portugal.

Ketika menerima sebuah penghargaan baru-baru ini, beliau mendedikasikannya untuk Alberto Fantrau. 

Kata Ronaldo : "Benar....saya adalah pemain sepak bola terbaik dunia, tapi semua keberhasilan itu adalah atas jasa besar sahabat saya Alberto Fantrau".



Hadirin saling berpandangan dan bertanya : Siapakah Fantrau ini ?

Ronaldo menyambung : "Kami main bersama dalam tim remaja ketika itu. Waktu datang pencari bakat dari Sporting Lisbon, mereka bilang, siapa yang menjaringkan gol terbanyak akan dipilih masuk Akademi kami". 

Hari itu kami menang 3-0. Gol pertama saya jaringkan. Fantrau membuat gol kedua dengan menanduk kedalam jaring. Gol ketiga adalah yang membuat hadirin terpesona,

Fantrau bergerak dari sayap, berhadapan dengan penjaga gawang lawan dan mengocok penjaga gawang yang sudah meninggalkan gawang, kesempatan luas untuk menjebol gawang.  

Sa'at itu saya sedang berlari di sisi Fantrau. Dari upaya untuk menjebol gawang kosong, Fantrau membuat keputusan mengoper bola pada saya dan akhirnya sayalah yang menjaringkan gol ketiga.  

Dengan itu saya mendapat tempat di Akademi Bola Sporting Lisbon. 

Setelah pertadingan itu, saya ketemu dan bertanya : "Fantrau, apa yang kamu lakukan dengan gol ketiga tadi?" 

Jawabnya: "Kau adalah pemain yang lebih baik dari saya".


Rasa ingin tahu para wartawan, menyelidik hingga bisa bertemu Alberto Fantrau. 

Mereka tanyakan kebenaran kisah yang diceritakan Ronaldo.  

Beliau tegaskan bahwa itu benar. Dan selepas pertandingan itu karier Fantrau terus terkubur, dari saat itu dia menganggur hingga hari ini.  

Namun Wartawan melihat Fantrau punya rumah mewah dan mobil Mercedes terbaru parkir di garasi, dan bertanya padanya : "Tanpa kerja tetap, bagaimana anda mampu memiliki semua ini?  Anda tampak nyaman dengan keadaan sekarang".

Alberto Fantrau menjawab : "Semua ini adalah dari Ronaldo".

---------------------------  

Pelajaran dari kisah ini, berapa banyak yang sanggup berbuat seperti tindakan Ronaldo dan Alberto? Sebaliknya banyak di antara kita menunjukkan sikap mementingkan diri sendiri dan tidak menghargai bantuan setelah diberikan orang lain.  

Sahabat, 

mari kita sama2 berubah, mari saling membantu dan lahirkan rasa bangga atas keberhasilan orang-orang di sekeliling kita. Apakah teman, handai taulan dan atau saudara sendiri.  

Apabila kita berhasil, bersyukurlah dan jangan jadi 'kacang lupakan kulitnya'. Setiap orang yang terlibat dalam keberhasilan kita, jangan lupakan budi mereka. Dan jadilah bagian dari kejayaan orang lain.

Orang yang tahu kalau dirinya tidak penting, akan lebih memikirkan orang lain. Sementara orang yang merasa kalau dirinya penting, hanya akan memikirkan dirinya sendiri. Dan ketahuilah, tidak ada perbuatan baik yang sia-sia. Selamat berbuat baik. 

Terima kasih. berkat Allah menyertai kita. 🙏⚘🙏

Tikala Baru, 30 Juni 2021.

Jumat, 12 April 2019

KISAH SI GADIS KAYA

Ada seorang gadis kaya menyewa sebuah rumah yang
bersebelahan dengan kontrakan rumah seorang ibu miskin dengan 2 anak. Suatu malam tiba-tiba listrik padam. Dengan bantuan cahaya handphone gadis itu ke dapur mau mengambil lilin, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.

Ternyata seorang anak miskin yang di sebelah rumahnya. Lalu anak itu bertanya dengan risau : "Kak, ada lilin tidak....???"
Gadis itu berpikir, di benaknya dia tertanam kata -JANGAN PINJAMKAN, nanti jadi kebiasaan untuk terus-terusan meminta-.
Maka si gadis menjawab : "TIDAK ADA !"
Kemudian si anak miskin berkata riang :
"Saya sudah duga kakak tidak ada lilin, ini ada 2 batang lilin saya bawakan untuk kakak, kami khawatir karena kakak tinggal sendirian dan tidak ada lilin".

Si gadis itu merasa bersalah dan malu, dalam linangan air mata, dia memeluk anak kecil itu erat-erat, sambil memohon maaf atas sikapnya yang angkuh tadi.

================

Jangan menilai keburukan orang lain hanya karena mereka kelihatan miskin atau tidak mampu.
Ingat, kekayaan tidak bergantung seberapa banyak yang kita punya, tetapi seberapa kita mampu untuk berbagi kepada mereka yang tidak mampu.

Miskin bukan berarti tidak punya apa-apa dan kaya bukan berarti punya segalanya.
Mungkin hari ini kita di atas tanah, tapi esok lusa bisa-bisa tanah sudah di atas kita. Hidup hanya sekali, jadi buat apa kita menyombongkn diri, padahal kita hanya terbuat dari tanah yang diberi nyawa.

Guys, kebaikan yang kita berikan pada orang lain sesungguhnya adalah kebaikan yang kita tanam untuk diri kita sendiri. Orang yang pertama kali dapat merasakan kebahagiaan adalah orang yang mampu menghayati saat dirinya membahagiakan orang lain. Buah perbuatan baik akan tumbuh subur dalam jiwa mereka, moral mereka, dan nurani mereka. Mereka akan memperoleh kelapangan dan kegembiraan, ketenangan dan kedamaian.
Sekian.

Tikala Baru, 12 April 2019.


Minggu, 31 Maret 2019

K E L U A R G A

Keluarga memang selalu menjadi prioritas dan hal utama dalam hidup seseorang. Apalagi di Indonesia yang sangat menjunjung tinggi norma, moralitas, dan adat timur, yang menjadikan keluarga sangatlah penting dan berada diatas segala-galanya.

Dan karena keluarga ini sangat penting, maka seseorang selalu mencari kebahagiaan bagi keluarganya. Sebab dengan keluarga yang bahagia, seseorang atau pasangan akan ikut juga berbahagia. Kebahagiaan keluarga memang selalu berkorelasi dengan kebahagiaan diri. Namun untuk memperoleh kebahagiaan ini dibutuhkan sebuah perjuangan dan kerja keras. Kebahagiaan ini memang tak mudah untuk dicapai.

Rahasia utama mencapai keluarga bahagia adalah menciptakan rasa nyaman satu sama lain. Kenyamanan adalah hal dasar yang dibutuhkan setiap manusia. Maka, semakin nyaman manusia dalam menjalankan hidupnya, semakin besar pula tingkat kebahagiaan yang akan didapat. Begitu pula dalam keluarga.

Selamat menciptakan rasa nyaman untuk mencapai keluarga yang bahagia !

Tikala Baru, 31 Maret 2019

Jumat, 22 Maret 2019

SELALU ADA MATAHARI DI BALIK AWAN HITAM

Daniel sedang duduk di kursi roda. Ia mengidap penyakit
yang mematikan dan tinggal menunggu waktu. Dia lebih banyak diam dan meratapi nasibnya.

Suatu hari dilihatnya beberapa anak kecil yang berlarian. Anak-anak itu tertawa riang dan tak terlihat raut kesedihan di wajah mereka. Seorang anak menendang bola dan masuk ke dalam kamar Daniel. Anak itu berlari menemui Daniel untuk meminta bolanya.

“Hai, permisi aku ingin mengambil bolaku,” kata anak itu.

“Aku Daniel, aku tak bisa cepat mengambilkan bolamu karena aku ada di atas kursi roda.”

“Maaf....panggil aku Juan. Kau sakit Daniel ?”

“Ya, dokter bilang umurku tidak lama lagi", jawab Daniel.

“Kau sedih karena kau akan mati ?", tanya Juan.

“Tentu saja", jawab Daniel.

“Nikmatilah hidupmu seperti aku menikmati hidupku. Kau
tidak bertanya mengapa kepalaku botak, Daniel ?” lanjut Juan menyemangati.

“Oh, aku baru saja menyadarinya. Ada apa dengan kepalamu, Juan ?” tanya Daniel.

“Aku mengidap kanker otak. Aku akan mati, dokter bilang itu setahun yang lalu. Tapi nyatanya aku masih bisa tertawa hingga saat ini. Pasrah saja kepada Tuhan, Daniel. Karena hidup dan mati hanya di tangan-Nya. Bersyukurlah bila kita masih bisa bernapas pada hari ini dan bergembiralah bersama kami", jawab Juan sambil menasihati.

Ada aliran hangat di tubuh Daniel. Ada kekuatan baru untuk bangkit dari kursi roda. Dia menatap senyumnya sendiri di depan cermin dan mendapati dirinya yang dulu telah kembali lagi. Kini Daniel lebih bisa bersyukur karena masih bisa melihat matahari setiap pagi.

“Aku juga ingin bahagia,” doa singkat Daniel.

===================

Selalu ada jawaban di setiap persoalan. Selalu ada matahari di balik awan hitam. Selalu ada tangan yang kuat ketika beban yang kita pikul terasa berat. Dan selalu ada kebahagiaan ketika kita mampu untuk bersyukur.

Penderitaan yang sesungguhnya adalah ketika kita kehilangan kepercayaan diri dan harapan. Ketika Allah tak ada dalam tujuan hidup kita.

Sebagaimana Lu Xun, penulis Cina, menyatakan, “Harapan adalah seperti jalan di daerah pedalaman, pada awalnya tidak ada jalan setapak semacam itu, namun sesudah banyak orang berjalan di atasnya, jalan itu tercipta". Demikian pula harapan yang harus kita miliki.

Dan sejelek apapun jalan yang kita lalui, yakinlah Tuhan sudah menyiapkan sepasang sepatu untuk kita. Tinggal tergantung kita, mau memakainya atau tidak.

"Selalu ada matahari di balik awan hitam".
"In lumine Tuo videmus lumen", di dalam terang-Nya, kami melihat cahaya.
Terima kasih.

Tikala Baru, 22 Maret 2019.

Selasa, 19 Maret 2019

SEMUA ORANG MEMILIKI KISAH HIDUPNYA

Sekali peristiwa, seorang anak yang berusia 24 tahun melihat keluar dari jendela kereta sambil berteriak :
"Ayah, lihat pepohonan itu seakan pergi ke belakang !"
Ayahnya hanya tersenyum dan pasangan muda yang duduk di dekatnya, melihat perilaku kekanak-kanakan dari si anak yang berusia 24 tahun dengan kasihan,  tapi tiba-tiba ia kembali berseru ;
“Ayah, lihat awan itu bergerak bersama kita !”

Pasangan ini tidak bisa menahan diri dan berkata kepada
orang tuanya :
“Kenapa bapak tidak membawa anak anda ke dokter yang hebat ?”  Orang tua itu tersenyum dan berkata : “Saya telah melakukan itu dan ini kami baru pulang dari rumah sakit, anak saya itu buta sejak lahir, dia baru menerima donor mata hari ini, dan ini pengalaman pertamanya melihat pemandangan indah begini".


Setiap orang di dunia ini memiliki sebuah cerita. Maka dari itu, kita diharapkan tidak menilai orang sebelum benar-benar mengenal mereka. Kebenaran mungkin mengejutkan anda. Jangan menilai isi buku hanya dari sampulnya saja.
Sekian.




Tikala Baru, 19 Maret 2019.

Kamis, 08 November 2018

RENUNGAN SINGKAT

Seorang laki-laki pergi ke gereja. Ia lupa mematikan hand-
phone-nya dan berdering secara tiba-tiba waktu sedang berdoa. Pendeta memarahinya. Para jemaat menegurnya setelah doa, karena dia sudah mengganggu keheningan. Sekembali mereka ke rumah istrinya terus menguliahinya sepanjang jalan pulang karena keteledorannya itu. Orang-orang tampak melihatnya sambil melotot, mempermalukan dan meremehkannya. Sejak itu, ia tidak pernah melangkahkan kakinya lagi ke gereja.

DAN

Malam itu juga, ia pergi ke bar. Masih merasa gugup dan
terguncang dengan peristiwa di gereja pagi tadi,  dia tidak sengaja menumpahkan minumannya di meja. Pelayan bar minta maaf dan memberikannya lap untuk membersihkannya sendiri. Petugas kebersihan mengepel lantai. Manajer bar itu memberikan minuman pengganti dan juga memberikannya pelukan sambil berkata : "Tidak usah kawatir. Siapa sih yang tidak pernah berbuat salah?".
Sejak saat itu, ia tidak pernah berhenti datang ke bar itu.

PELAJARAN :

Kadang-kadang sikap kita sebagai orang percaya malah mengantarkan jiwa-jiwa ke neraka. Anda sendiri dapat membuat perbedaan bagaimana memperlakukan orang secara khusus ketika mereka melakukan kesalahan di manapun dia berada.


Damai dan kasih Kristus kiranya selalu menyertai anda !
Terima kasih.

Tikala Baru, 8 November 2018.

Rabu, 07 November 2018

IRONI KEHIDUPAN

Di pintu masuk Kebun Binatang, tertulis :
Tarif tiket : Rp 50.000,-/orang
Karena beberapa lama tidak ada pengunjung, maka harga tiket diturunkan menjadi : Rp 25.000,-/orang.

Namun masih tidak ada juga pengunjung datang, akhirnya kembali ia turunkan tarif tiket menjadi hanya : Rp 10.000,-/orang, dan tetap tidak ada pengunjung yang mau masuk !

Akhirnya ditulislah pengumuman :
"MASUK GRATIS"
Dan tiba2 banyak orang yg berebutan masuk.

Ketika pengunjung di dalam penuh, Sang pawang membuka semua pintu kandang binatang buas, seperti : Singa, harimau, macan, serigala, ular, dsb.

Pengunjung pun sontak pada PANIK !  Kemudian pintu keluar di KUNCI.

Lalu di pintu keluar itu dia tulis :
Keluar Bayar Rp 500.000,-!!!
Kemudian BANYAK orang berebut membayar.

Inilah ironi kehidupan.
Ketika ditawarkan HIDUP SEHAT :
~ Makan yang sehat
~ Istirahat yang cukup
~ Olahraga, dsb
demi menjaga kesehatan sebagai upaya pencegahan penyakit banyak orang enggan, TIDAK MAU.

Tapi kalau sudah masuk Rumah Sakit, berapapun mahal biayanya PASTI dibayar asal bisa sembuh, sekalipun harus jual ASSET dan berHUTANG !

Semoga terinspirasi !!!

Jack M bilang : Jika pisang dan uang diletakkan di hadapan
seekor monyet, maka monyet akan memilih pisang, karena monyet tidak mengerti bahwa uang bisa digunakan untuk membeli banyak pisang.

Dalam kenyataan hidup, jika uang dan kesehatan diletakkan dihadapan orang, acap kali orang akan memilih uang, karena terlalu banyak orang yang tidak mengerti bahwa kesehatan dapat berguna mendapatkan lebih banyak uang dan kebahagiaan.


Tidak ada yang mahal, kecuali hanya kesehatan yang paling mahal. Segala apapun bisa ditunda, kecuali hanya kesehatan yang tidak dapat ditunda.





Tuhan selalu menyertai kita !!!

Tikala Baru, 7 November 2018.

Senin, 07 Mei 2018

KISAH ANAK DAN AYAHNYA

Hal begini biasa terjadi didalam rumah tangga jaman Now.

Putranya tidak suka tinggal di rumah karena ayahnya selalu ngomel.

"Nak .....kamu meninggalkan ruangan tanpa mematikan kipas angin ..."

"Matikan TV.......jangan biarkan menyala di ruangan di mana
tidak ada siapa-siapa menontonnya".

"Simpan pena di tempatnya.....jangan itu jatuh ke bawah meja".

Putranya tidak suka ayahnya mengomelinya untuk hal-hal kecil begini.

Tapi dia harus mentoleransi hal-hal ini sejak kecil,  ketika dia bersama keluarga nya di rumah yang sama.

Tibalah hari ini, di mana dia mendapat undangan untuk wawancara kerja.

Dia membatin dalam hatinya :

"Begitu saya mendapatkan pekerjaan itu, saya akan meninggalkan kota ini. Tidak akan ada lagi  omelan dari ayah saya".

Begitulah pikirannya.

Ketika dia hendak pergi untuk wawancara, sang ayah menyarankan :

"Nak, jawablah pertanyaan yang diajukan kepadamu tanpa ragu-ragu. Bahkan jika engkau tidak tahu jawabannya, sebutkan itu dengan percaya diri".

Ayahnya memberi uang yang lebih banyak daripada yang sebenarnya dibutuhkan untuk menghadiri wawancara.

Putranya tiba di pusat wawancara.

Dia memperhatikan bahwa tidak ada penjaga keamanan di
gerbang, meskipun pintunya terbuka. Gerendelnya menonjol keluar.  Hal itu bisa membuat orang masuk melalui pintu menjadi tertabrak. Dia meletakkan gerendel kembali dengan benar, menutup pintu dan memasuki kantor.

Di kedua sisi jalan dia bisa melihat tanaman bunga yang indah.  Air mengalir di pipa selang dan tidak terlihat oleh seseorang di mana pun. Airnya meluap di jalan setapak. Dia menutup mata kran dan mengangkat selang dan meletakkannya di dekat salah satu tanaman dan melangkah lebih jauh.

Tidak ada seorang pun di area resepsionis, namun  ada pemberitahuan yang mengatakan bahwa wawancara berada di lantai pertama. Dia perlahan menaiki tangga.

Lampu yang dinyalakan tadi malam masih menyala pukul 10 pagi ini. Dia ingat peringatan ayahnya, "Mengapa kamu meninggalkan ruangan tanpa mematikan lampu ...?"  Dan dia masih bisa mendengarnya sekarang. Dia merasa sedikit jengkel oleh pikiran itu, namun dia mencari saklar dan mematikan lampu itu.

Di lantai atas di Aula besar dia bisa melihat banyak calon duduk menunggu giliran. Melihat banyaknya pelamar, hatinya bertanya-tanya : apakah dia punya kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan itu ...!?

Dia pun memasuki Aula dengan sedikit gentar dan menginjak keset kaki yang bertuliskan "Selamat Datang" yang ditempatkan di depan pintu.

Diperhatikannya bahwa keset kaki itu terbalik, spontan saja dia meluruskannya walaupun dengan sedikit kesal.

Dia melihat bahwa dalam beberapa baris di depan ada
banyak orang yang menunggu giliran, sedangkan barisan belakang kosong.

Dia mendengar kipas angin sedang terpasang, dia mematikan kipas yang tidak diperlukan itu dan duduk di salah satu kursi yang kosong.


Dia melihat banyak pria memasuki ruang wawancara dan segera pergi melalui pintu lain. Jadi tidak mungkin ada yang bisa menebak apa yang ditanyakan dalam wawancara itu.

Ketika tiba gilirannya, dia pergi dan berdiri di hadapan Pewawancara dengan sedikit gemetar dan pesimis.

Sesampainya didepan meja, Pewawancara langsung mengambil Sertifikat dan tanpa bertanya apa-apa mereka langsung berkata :

"Kapan Anda bisa mulai bekerja ...?"

Dia terkejut dan berpikir :

"Apakah ini pertanyaan jebakan atau sebuah sinyal bahwa saya telah diterima untuk pekerjaan itu ...!?"

Dia bingung.................

"Apa yang kamu pikirkan ...?"

Tanya sang Bos,  kemudian melanjutkan kata-katanya, "Kami tidak mengajukan pertanyaan kepada siapa pun di sini karena dengan mengajukan hanya beberapa pertanyaan kami tidak akan dapat menilai siapa pun.

Tes kami adalah untuk menilai sikap orang tersebut.

Kami melakukan tes tertentu berdasarkan attitude para kandidat.

Kami mengamati setiap orang melalui CCTV, untuk mengamati apa saja yang dilakukannya. Ketika melihat gerendel di pintu, pipa selang yang mengalirkan air, keset selamat datang, kipas angin dan lampu yang menyala walau tidak berguna, anda adalah satu-satunya yang melakukan itu. Itu sebabnya kami memutuskan untuk memilih Anda !"

Hatinya terharu, dia ingat ayahnya. Dia yang selalu merasa jengkel terhadap disiplin dan omelan ayahnya, sekarang menyadari bahwa omelan dan disiplin yang ditanamkan ayahnya telah membuat dia diterima pada pekerjaan yang diinginkannya.

Kekesalan dan kemarahan pada ayahnya seketika sirna.

"Ayah..... maafkan anak mu",  demikian bisiknya.

Dia memutuskan akan meminta maaf kepada ayahnya.

Dia akan membawa ayahnya melihat tempat kerja nya.

Dia pulang ke rumah dengan bahagia.
==================

Apapun yang ayah katakan kepada kita, semuanya hanyalah
untuk kebaikan kita, sekarang dan nanti.

Semua bertujuan untuk memberi kepada kita masa depan yang cerah ...!

Batu karang tidak akan menjadi patung yang indah dan berharga, jika tak mampu menahan rasa sakit dari pahat yang memotongnya.

Agar kita menjadi pribadi  yang indah, kita perlu menerima dan mematuhi peringatan. Memahat kebiasaan baik dari perilaku buruk yang muncul dari diri kita sendiri.

Ibu mengangkat anak di pinggangnya untuk memeluk, memberi makan, dan untuk membuatnya tidur.

Tetapi ayah mengangkat anak itu ke pundaknya untuk membuatnya melihat dunia yang tidak bisa dilihat anaknya.

Ayah dan ibu adalah pahlawan dan guru kehidupan. Petunjuk dan kasih sayang nya mendampingi kita sepanjang kehidupan.

Perlakukanlah mereka dengan baik.

Hal ini akan menjadi  contoh dan bimbingan dari generasi ke generasi berikutnya, sebagai estafet kehidupan.

"Verba docent exempla trahunt",
kata-kata mengajarkan, teladan membuktikan !

Sekian.

Tikala Baru, 7 Mei 2018.

SECARIK TIKET KERETA

Dalam suatu kereta Ekonomi yang non AC, seorang Eksekutif muda, dengan jas elegan naik di sana. Sesak2an dengan  penumpang lain. Sesaat kemu...